Jumat, 31 Mei 2013

Cermin Hati : Cermin bukan Hati, Hati bukan Cermin



Cermin Hati : Cermin bukan Hati, Hati bukan Cermin
Mei 10, 2009
Sebuah cermin akan memantulkan apapun objek di depannya sama besar, jarak bayangan sama, tegak dan berlawanan arah. Tidak peduli apakah si objek adalah beridentitas sebagai benda mewah atau murahan, keras atau lembut, indah atau jelek, semuanya akan dipantulkan.
Tulisan ini terinspirasi ketika saya baca Hati ibarat Cermin di blog kangboed. Saya yakin sejak kecil kita telah dikenali oleh benda persegi (mungkin oval) yang terbuat dari kaca berlapiskan alumunium/perak tipis. Di benda tersebutlah kita mulai mengamati siapa di balik kaca berlapiskan perak tersebut. Itulah benda yang bernama cermin yang selalu menemani kita sejak kecil hinggg saat ini, dan tidak sedikit orang menghabiskan waktu, perhatian dan energi pada wajah-tubuh karena melihat si cermin ini.  Namun, kita tidak akan membahas cermin “fisik” semata.
*****
Alam Semesta adalah sumber inspirasi pengetahuan kehidupan. Mulai air, bunga, bebatuan, semut, tetumbuhan, hingga benda yang satu ini : Cermin dapat kita gunakan sebagai sumber inspirasi roda kehidupan.  Apa yang dapat kita pelajari cermin adalah dari hakikat cermin itu sendiri [topik ini khusus menganalisi cermin datar, bukan cermin cembung/cekung]. Sebuah cermin [datar] akan memantulkan apapun objek di depannya sama besar, jarak yang sama, tegak hanya berlawanan arah [kiri menjadi kanan, dan sebaliknya]. Tidak peduli apakah si objek adalah beridentitas sebagai benda mewah atau murahan, keras atau lembut, indah atau jelek, semuanya akan dipantulkan.
Semakin bersih permukaan cermin, maka bayangan cermin akan tampak semakin jelas seperti aslinya. Kapan saja ada orang cermin, cermin akan langsung memberi bayangannya. Karateristik cermin ini tentu tidak dapat kita temukan pada tanah ataupun batu yang sulit memantulkan cahaya dan membentuk bayangan benda. Meskipun cermin sekalipun, jika permukaannya kotor atau retak/pecah, maka cermin akan memberi bayangan terdistrorsi dari aslinya.
Dari sifat cermin di atas, maka pada hakikatnya hati manusiapun tidak berbeda dengan cermin, begitu juga hakikat cermin tidak berbeda dengan hati. Hati yang bersih akan melihat semua fenomena/kejadian dengan “kaca mata’ bening tanpa memberi embel-embel. Hati yang bersih bak cermin akan menghargai semua fenomena dengan apa adanya. Hati yang bersih tidak akan mendiskriminasikan si kaya atau si miskin, si cantik atau si jelek, si pintar atau si bodoh, semuanya akan diperlakukan layaknya sebagai manusia yang manusiawi.
Hati bersih tidak akan memberi “bumbu” atau noda kepada setiap entitas, bukan pujian, bukan pula celaan. Ia akan memperlakukan terbaik, ia akan memberi dukungan terbaik, dan memberi nasehat terbaik untuk berubah menjadi lebih baik. Hati bersih bukanlah penjilat yang membesarkan suatu bayangan, bukan pula penipu yang menyembunyikan realitas dengan menghalangi suatu objek pada permukaan cermin.
Hati bersih sama sekali bukan sesuatu yang pandir, apatis, namun memberi proporsi yang pas, tepat dan rasional bak cermin yang memantulkan sebuah benda dengan besar dan tinggi yang sama. Hati yang tulus dan bijak dapat kita temukan pada kasih sayang orang tua pada kita, ibu kita. Kisah dan cerita Ibu yang sesungguhnya adalah mereka melahirkan, merawat, membesarkan dan merawat putra-putrinya bukan untuk mengharap balasan budi, tapi suatu kebaikan pada anaknya. Seorang Ibu akan selalu bingung jika diberi pilihan siapa putra-putri yang paling disayanginnya dan mana yang tidak/kurang. Semuanya sama bagi seorang Ibu.
****
Hati bukanlah cermin, dan cermin bukan pula hati. Namun dari sifat fenomena cermin, kita sebenarnya  dapat menemukannya dalam hati terdalam kita yang mana dipermukaan masih diselubungi oleh noda dan bintik. Noda hati adalah pemikiran dan pandangan diskriminasi. Sedangkan inti sari hati adalah pemikiran non diskriminasi, suatu pikiran yang tidak membeda-bedakan. Inilah mati hati, mata cinta kasih, mata kebijaksanaan.mysecreteye
Hati bukanlah cermin, dan cermin bukan pula hati. Ya…karena sebuah cermin memiliki keterbatasan ruang, sedangkan hati manusia memiliki dimensi yangtidak hingga jika saja kita mengembangkannya. Jika cermin hanya bisa memantulkan suatu entitas objek yang nyata, namun hati bisa memantulkan entitas sebuah “cinta” yang abstrak. Hanya saja, apakah kita memberi ruang dan waktu agar hati kita berkembang seraya mengangkat bintik dan noda di permukaan hati agar semakin bijak dan semakin banyak orang merasakan kedamaian dan keindahan cerminan hati kita.

DAHSYATNYA PROSES SAKRATUL MAUT

DAHSYATNYA PROSES SAKARATUL MAUT " “Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan). Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an : 1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154) 2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:78) 3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar. Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62: 8) 4. Kematian datang secara tiba-tiba. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34) 5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al Munafiqun, 63:11) Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi) Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari) Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW . Ka’b al- Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat- kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”. Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik- tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”. Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.” Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi. Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab. Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu. Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras. Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim (berada) dalam tekanan- tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93) (Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu- pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29) Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu. Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”. Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik! Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum. Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32) Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan Menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”. Wallahu a’lam bish-shawab. Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan- Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya. Allaahumma innaa nas aluka Salaamatan Fiddiin Wa ‘Aafiyatan Fil Jasadi Wa Ziyaadatan Fil ‘Ilmi Wa Barakatan Fir Rizqi Wa Taubatan Qablal Maut Wa Rahmatan Indal Maut Wa Maghfiratam Ba’dal Maut Allaahumma Hawwin ‘Alainaa Fii Sakaraatil Maut Wan Najaata Minnannar Wal ‘Afwa Indal Hisab Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idzhadaitanaa Wa Hab Lanaa Milladunka Rahmatan Innaka Antal Wahhaab. Allahumma Aamiin.. Wallahu’alam bishsshawab.. Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah..

TERIMA KASIH BIDADARIKU

TERIMA KASIH BIDADARIKU

Oleh : M.Ashar
 
 Bercermin dari kisah Siti Hajar yang mulia, berjalan dari Safa hingga Marwa Berjuang demi Isma’il kecil yang setia menanti di gurun pasir yang hampa Ibunda Musa alaihisalam pun melepas putra tercinta di derasnya arus sungai Nil Takkan ada yang membunuh Takkan ada kasih bunda yang rapuh Atas nama kebahagiaan sejatiku Demi merangkuh masa depan yang penuh Mencetak generasi Qur’ani yang berbudi dan tangguh Menjadi mujahid muda yang berakhlak dan taqwa Karena taqwa bukanlah kata yang dapat diwariskan Ataupun gen yang dapat ditransplantasikan Namun taqwa adalah buah dari usaha yang harus dibuktikan Engkaupun melepasku di padang pengharapan yang gemilang Di tamannya para penghafal Al Qur’an Walau masih terbayang begitu banyak memori yang begitu berkesan Aku rindu kamar kecilku Aku rindu gelak tawa adikku sayang Bahkan Aku begitu rindu mencucikan bajumu Kini Ku tak lagi menyiapkan makanan bagimu Memijatmu tiap Kau lesu Dan menciumi tanganmu sesuka hatiku Ini keputusan terindah untukku Demi bekalku di masa depan Untuk meraih hari yang terang Namun, lihatlah lengan ini masih tampak mungil dan rapuh Sangat rapuh, bahkan terlalu rapuh untuk seusiaku Namun, Kau paham hidupku tak hanya denganmu Hidupku tak cukup dengan belaian manja dan sayangmu Ku harus belajar berbagai warna kehidupan Kini Ku berjuang melawan waktu dan nafsu Tanpa Engkau bidadariku, disisiku Tenanglah mutiara hati, Aku tak sendiri disini Masih ada Sang Maha Penjaga diri Bersama makhluknya yang suci bidadari surga Maafkan Aku yang sering berkata “Ahh!!!!!!!!!!!” padamu Yang sering membuat matamu sayu karena ulahku Atau jatuh ari mata dari pelupukmu Bahkan akhlak inipun masih begitu palsu dan kelabu dari yang Kau mau Selagi jiwa masih bersama raga Selama jatah usia masih ada Tuhan pun masih memberi izin hidup untuk kita tetap bersama Akan Ku baktikan usia Akan Ku korbankan kesenangan hamba Demi satu cita Kau bahagia Wahai mutiara jiwa Wahai manusia yang lembut hatinya Takkan Ku buat penantian panjangku berbuah percuma Atau berbekas penyesalan dan lara Perantauanku akan indah di Sukma Hafidzku untukmu Hanya untukmu tambatan kalbu Mahkota terindah akan Ku persembahkan untukmu di Surga Sampai Kau bangga, bahagia Menuai hasil perjuangan hamba Air mata rinduku kan terus mengalir merdu Bersama gema tasbih di pagi buta Bersama paketan doa di kala senja Bersama rokaat-rokaat yang Ku hadiahkan untukmu Disetiap sujud dalam Sholatku Tuhan, teruslah cintai Ayah Ibuku, cintai Bundaku Aku kasturi yang selalu memberimu wangi di hati Bagai embun penyejuk kan Ku sembuhkan hatimu yang pilu Hamba budak setia yang melayanimu dengan bangga Di dunia hingga surga Berbahagialah wahai sahabat yang ikhlas menuruti perintah orang tua Selalu berbakti kepada Ayah Bundanya Menjadi anak sholeh, bermanfaat bagi ummat, bangsa dan dunia

HIDUP ADALAH ANUGRAH BAGI JIWA YANG IKHLAS

Hidup adalah Anugerah Bagi Jiwa yang Ikhlal Yang tinggal di gunung merindukan pantai. Yang tinggal di pantai merindukan gunung. Di musim kemarau merindukan musim hujan. Di musim hujan merindukan musim kemarau. Yang berambut hitam mengagumi yang pirang. Yang berambut pirang mengagumi yang hitam. Diam di rumah merindukan bepergian. Setelah bepergian merindukan rumah. Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entrepreneur supaya punya kebebasan waktu. Begitu jadi Entrepreneur ingin jadi karyawan, biar tidak pusing. Waktu tenang mencari keramaian. Waktu ramai mencari ketenangan. Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik. Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh.. Punya anak satu mendambakan banyak anak. Punya banyak anak mendambakan satu anak saja. Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki. Namun setelah dimiliki tak indah lagi. Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ? ‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’ ‘Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil’ Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif. Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua. Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.

KISAH BUNGA MAWAR DAN POHON BAMBU

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta. Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang. “Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih. Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,” Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?” “Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih. Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,” Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,” Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,” “Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,” Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain. Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain. [Vemale]

NILAI KEHIDUPAN

Nilai Kehidupan Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik. Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti. “Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon. Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.” Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.” Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.” Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”. Segera timbul kesadaran baru. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”. Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega. Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri. Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.

JANGAN BENCI AKU MAMA

JANGAN BENCI AKU, MAMA Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu. Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya. Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!” Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “Tunggu…, sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?” “Nama saya Elic, Tante.” “Eric? Eric… Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?” Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati…, mati…, mati… Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric… Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang sebenarnya terjadi?” “Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. .. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangissaya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric… Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. .. Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu… Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau. “Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!” Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?” Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…” Saya pun membaca tulisan di kertas itu… “Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…” Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan… katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!” Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras. “Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana . Nyonya,dosa anda tidak terampuni!” Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi. (kisah nyata di irlandia utara)

SURAT BUAT MAMA

SURAT BUAT MAMA Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh Teruntuk Bundaku tersayang! Dear Bunda.. Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja, nanda juga di sini baik-baik saja bunda . Allah sayang banget deh sama nanda, Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda . Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat . Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama nebeng di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda, badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik, dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan. Tapi nanda tidak kecewa kok bunda...karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya. Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda?, Bunda tidak ingin mencium nanda?, Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang ! kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram ! anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah ! Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam. Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih?, Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah?, Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu. Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda, minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya. Yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda. Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya, di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ, nanda sayang bunda, nanda kangen dan ingin bertemu bunda, nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga, nanda takut bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu. Lalu, dengan lembut malaikat berkata "nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka. Sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu." Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda, Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha. Bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh, nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda , antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu. bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian. Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya, biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda, jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak. Sudah dulu ya bunda.. nanda mau main-main dulu di syurga.... nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini... nanda sayang banget sama bunda....muach!

CINTA DAN WAKTU

CINTA DAN WAKTU
oleh : Muhammad Ashar

 Alkisah disuatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak :ada Cinta,Kesedihan,Kekayaan,Kegembiraan dan sebagainya mereka hidup berdampingan dengan baik.

 Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut itu tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri, Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu, ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki cinta. Tak lama cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu “Kekayaan! Kekayaan ! Tolong” aku teriak Cinta “Aduh ! Maaf Cinta !”Kata Kekayaan “Perahuku telah penuh dengan harta bendaku.aku tak dapat membawamu serta, nanti perahuku tenggelam. Lagi pula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini” Lalu kekayaan cepat-cepat menggayuh perahunya pergi. 

Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya “Kegembiraan ! Tolong aku! “ teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan cinta.
 Air makin tinggi membasahi cinta sampai ke pinggang dan Cinta Semakin panic. Tak lama lewatlah kecantikan “Kecantikan ! bawalah aku bersamamu! “ Teriak Cinta “ Wah Cinta Kamu basah dan kotor aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori Perahuku yang indah ini “Sahut Kecantikan . 

Cinta sedih sekali mendengar nya, ia menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan “ Oh Kesedihan! Bawalah aku bersamamu” Kata Cinta “ Maaf Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja …..! Kata Kesedihan sambil terus menggayuh perahunya . 

Cinta Putus asa . Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara,”Cinta! Mari cepat Naik keperahuku!” Cinta menoleh kearah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat cinta Naik keperahu itu , sebelum air menenggalamkannya. Dipulau terdekat, orang tua itu menurunkan cinta dan segera pergi lagi. 

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan kepada orang penduduk tua di pulau itu. Siapa sebenarnya orang tua itu “ Oh orang Tua tadi ? Dia adalah Waktu “ Kata orang itu “ Tapi mengapa ia menyelamatkanku ? aku tak mengenalnya. Bahkan Teman-teman yang mengenalkuun enggan menolongku “ Tanya Cinta Heran “ Sebab “Kata Orang itu “Hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu….. 

MALAIKAT PELINDUNG

Malaikat Pelindung. Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan. "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?". Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu." Si kecil bertanya lagi, 'Tapi. disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia. Tuhanpun menjawab, 'Tak apa. malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia." Namun s i kecil bertanya lagi , "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai? Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu itu. akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu. dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia." Si kecil bertanya lagi, "Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?" Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa." Lagi-lagi, si kecil menyelidik. "Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku? Tuhanpun menjawab. 'Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentinganya sendiri untuk keselamatanmu." Namun, si kecil kini malah sedih, "Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi. Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkamu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada -K u . Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu." Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku...." Tuhanpun kembali menjawab. "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu..."”