Selasa, 30 Desember 2014

Saling Mencintai



Saling Mencintai
Saling Mencintai.

Di jagat raya ini terdapat sebuah planet biru berkilauan indah. Itulah Bumi,
tempat kita semua berpijak dan bernaung. Tangan-tangan Sang Maha
Pencipta telah membentuk planet ini begitu cantik; tertimbang seimbang di
gugusan bintang-bintang; dan terukur tepat di gerak derap sang waktu.

Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima puluh milyar
tahun kelahiran matahari; sebuah evolusi yang panjang, rapi dan berhatihati.
Planet elok dan jagat raya yang agung; semua itu hanya demi kehidupan
manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya. yang diturunkan dua
juta tahun lalu di Bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan
lima milyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi.
Perjalanan manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?

Kita dapat melakukan perjalanan akbar ke angkasa menembus gelapnya
alam raya; menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau. perjalanan
agung kedalam diri sendiri menerobos kelamnya sang Aku; menyentuh
cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta.

Perjalanan manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarkan bahwa
tiada segala sesuatu ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang
melimpah-ruah. Karena itu, sesama kaki yang berpijak di bumi, sesama
kepala yang menjulang ke langit, tiada benang pengikat yang pantas
ditambatkan selain hidup saling memberi, saling menerima, dan saling
mencintai.

Hidup Itu Indah



Hidup Itu Indah
Hidup Itu Indah.

Dalam menghadapi kehidupan ini, kita sering merasa hidup begitu
menekan dan sulit. Berbagai pekerjaan membuat kita melewati hari demi
hari dalam stres yang tak berkeputusan. Berbagai masalah membuat kita
tak mampu lagi melihat hal-hal yang indah dan menarik dalam hidup.
Bahkan kadangkala ada juga orang yang begitu putus asa sehingga
mencoba mengakhiri hidupnya sendiri. Kalaupun tidak seekstrim itu,
banyak orang menjadi seperti robot. Melewati hari demi hari dalam
rutinitas. Tanpa gairah, tanpa semangat, tanpa harapan.

Dengan memiliki harapan manusia mempunyai alasan untuk tetap
melanjutkan hidupnya. Harapan membuat manusia tidak pernah berhenti
berjuang. Harapan membuat manusia merancangkan langkah-langkah
yang tepat bagi kelangsungan hidupnya. Ini membuktikan bahwa hidup
manusia itu berharga karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang
diperjuangkan untuk membuat manusia tetap hidup.

Hidup sangat berharga. Bahwa kita yang hidup tahu bahwa kita akan mati
sementara orang mati tidak dapat berbuat apa-apa. Ini menunjukkan
bahwa hidup menjadi berharga karena kita melakukan sesuatu; berbuat
sesuatu seperti untuk menikmati segala hal dalam hidup ini dengan
sukacita dan kita juga senantiasa hidup dalam kebenaran dan keadilan,
dengan tetap menjaga hidup kerohanian kita.

Semua hal ini memberi penjelasan kepada kita, bahwa keindahan hidup
tidak diukur dari panjang pendeknya umur, tidak juga diukur dari kaya
miskinnya orang, tetapi dari bagaimana ia mengisi hidupnya.

Hidup menjadi berarti jika kita mengisinya dengan kerja dan usaha tentang
hal hal yang baik. Yang paling penting dari semua itu adalah meskipun
hidup ini siasia. tetapi hidup ini adalah pemberian Tuhan. Maka selama kita
hidup nikmatilah hidup kita dengan kerja, sukacita dan harapan. Hanya
dengan demikian kita dapat menemukan keindahan hidup, pendek atau
panjang umur kita. Kita dapat menikmati keindahan hidup, kaya atau
miskin keadaan kita. Karena hidup adalah Anugerah.

Dengan memiliki harapan manusia mempunyai alasan untuk tetap
melanjutkan hidupnya. Harapan membuat manusia tidak pernah berhenti
berjuang. Harapan membuat manusia merancangkan langkah-langkah
yang tepat bagi kelangsungan hidupnya. Ini membuktikan bahwa hidup
manusia itu berharga karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang
diperjuangkan untuk membuat manusia tetap hidup.

Jumat, 19 Desember 2014

KISAH BUNGA MAWAR DAN POHON BAMBU



Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

OLEH : Muhammad Ashar

Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.

Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.

“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.

Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”

Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”

“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.

Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”

Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”

Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”

“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”

Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.

Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain. [Vemale]

Minggu, 14 Desember 2014

DAHSYATNYA PROSES SAKARATUL MAUT



DAHSYATNYA PROSES SAKARATUL MAUT "

“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”.
(Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).

Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :

1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian. Katakanlah:
“Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian)
untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)

2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan:
“Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi
kamu (Muhammad)”.

Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:78)

3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62: 8)

4. Kematian datang secara tiba-tiba. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.

Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)

5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al Munafiqun, 63:11)

Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi) Sabda Rasulullah SAW :

“Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW . Ka’b al- Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat- kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.

Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik- tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut.

Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki
dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum
juga hilang dariku.”

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik
terakhir kematian seseorang.

Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.
Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab.

Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa
orang zhalim.

Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan
Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri.

Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang
wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita
melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim (berada) dalam tekanan- tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya,
(sambil berkata):

“Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)

(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu- pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan
padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami
ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan
yang baik ! “ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu. Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar
dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat.

Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan
dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”. Dan
inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang
zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila
min dzalik! Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa:
“Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada
mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan Menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah,
itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”. Wallahu a’lam bish-shawab. Semoga kita yang
masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan- Nya, selama hidup di dunia, di akhir
hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya. Allaahumma innaa nas aluka Salaamatan Fiddiin Wa ‘Aafiyatan Fil
Jasadi Wa Ziyaadatan Fil ‘Ilmi Wa Barakatan Fir Rizqi Wa Taubatan Qablal Maut Wa Rahmatan Indal Maut Wa Maghfiratam Ba’dal Maut Allaahumma Hawwin ‘Alainaa Fii Sakaraatil Maut Wan
Najaata Minnannar Wal ‘Afwa Indal Hisab Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idzhadaitanaa Wa Hab Lanaa Milladunka
Rahmatan Innaka Antal Wahhaab. Allahumma Aamiin..

Wallahu’alam bishsshawab..

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah..

Silahkan di TAG/SHARE/BAGIKAN

LIKE ===>Ayat-Ayat Cinta
--------------------------------------------------->
Baca Yuk Artikel islami : "MENJADI YANG TERBAIK"
DI Fans Page => Cinta Itu Anugrah

Insya ALLAH Bermanfaat.