Jumat, 12 Desember 2014

Sistematis Penulisan Karya Ilmiah



SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH
Sistematika dari penulisan karya ilmiah terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:



JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BABI. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoretis
B. Kerangka Berpikir
C. Metodologi Penulisan
BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topik masalah yang dibahas)
A. Deskripsi Kasus
B. Analisis Kasus
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk sinopsis gambaran umum perusahaan yang ditulis)

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam
merumuskan masalah penulisan dan mengemukakan alasan penentuan
masalah. Penulis dapat mengutip/mengemukakan pendapat para ahli, berita
melalui media massa, peraturan perundang-undangan yang mendukung
terhadap fakta atau fenomena yang akan ditulis. Setiap peraturan dan
perundang-undangan yang dikutip tidak ada catatan kaki, sedangkan pendapat
para ahli, berita melalui media massa harusdisertai catatan kaki.

B.     Perumusan Masalah

Menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin dicari
jawabannya. Perumusan masalah merupakanpertanyaan yang lengkap dan
terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang dibahas, diakhir
pertanyaan harus memberikan tanda tanya (?).

C.    Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan Penulisan: Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai
dalam penulisan.
b. Manfaat Penulisan: Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN

A.    Kajian Teoretis

Pemaparan beberapa teori ilmiah dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu
dan relevan dengan pokok masalah Setiap teori yang dikutip harus disertai
penjelasan dan komentar penulis tentang kaitan teori tersebut dangan masalah.
Sedangkan pada akhir dari semua teori-teori yang dikutip, penulis harus
memunculkan sebuah kesimpulan terkait dengan permasalahan.

B.     Kerangka Berpikir

Argumentasi penulis yang didasari pada teori-teori ilmiah yang telah
dikemukakan dimuka. Penelitis harus menjelaskan suatu alur kerja atau saling
keterkaitan antar indikator dengan permasalahan yang dibahas. Peneliti dapat
untuk mengungkapkannya dapat menggunakan bantuan skema atau bagan penjelasan.

C.    Metodologi Penulisan

1. Tempat dan waktu: jelaskan tempat/lokasi observasi dengan menyebutkan
nama perusahaan serta alamatnya, kemudian sebutkan waktu observasi
sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh masing-masing program studi.
2. Metode :
a. Sebutkan nama metode yang digunakan (misalnya: metode deskriptif
analisis).
b. Teknik pengumpulan data (misalnya: wawancara, observasi,
menggunakan kuesioner).
c. Teknik Analisis Data (misalnya: memakai rumus statistik, rumus
keuangan, atau model analisis lain seperti SWOT, EOQ, EVA, ABC).

BAB III PEMBAHASAN (judul bab ini harus sesui dengan topik yang diangkat)

A. Deskripsi Kasus

Mengidentifikasi kasus-kasus yang terdapat pada perusahaan (sesuai dengan
kekhususan bidang ilmu penulis). Kasus yang diidentiftkasi di mulai dengan
kasus sederhana sampai pada kasus kompleks dan rumit sesuai dengan urgensi
fenomena yang diangkat pada perumusan masalah.
Kasus yang diangkat merupakan kasus yang ditemukan di perusahaan dan
penulis terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan pihak perusahaan (guna
menjamin kesahihan kasus). Kasus-kasus yang bersifat rahasia tidak disarankan
untuk dibahas oleh penulis. Kasus yang diangkat dapat berupa point-point uraian
penjelasan atau berupa tabel, diagram dan sebagainya.

B. Analisis Kasus

Penulis melakukan pengkajian terhadap kasus yang dipilih sesuai urgensi
permasalahan dan berusaha mengkaitkan dengan konsep teori dan temuantemuan
lain yang dianggap perlu. Untuk mendapatkan solusi/pemecahan
terhadap kasus yang dibahas, penulis dapat juga menggunakan model-model
analisis seperti analisis SWOT, EOQ dan sebagainya sesuai kebutuhan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
peneliti harus meyimpulkan hasil temuan dari analisis kasus dalam bentuk pointpoint
penting secara jelas dan tepat (tidak boleh menulis simpulan diluar kasus yang
dianalisis). Berangkat dari kesimpulan tersebut penulis memberikan saran-saran
yang berguna terkait dengan kasus yang telah dianalisis (untuk jangka pendek,
menengah dan panjang) terutama ditujukan kepada perusahaan yang ditulis dan
kegunaannya bagi perkembangan IPTEK. Pada bab ini antara Kesimpulan dan Saran
masing-masing dijadikan sub-bab tersendiri.

Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah

A.    Bahan dan Teknik Pengetikan

1.      Kertas

a. Kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah adalah kertas HVS 80 gram
berukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm)
b. Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen pada saat
ujian karya ilmiah dan hard cover setelah ujian (revisi) dan dinyatakan lulus
dengan warna magenta.
c. Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberikan pembatas
kertas doorslag warna magenta berlogo Universitas Negeri.

2.      Jenis Huruf

a. Naskah karya akhir menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai
akhir, yaitu Times New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab digunakan
ukuran font 14 dan footnote dengan ukuran font 9.
b. Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar dan lampiran
c. Huruf miring dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata
dalam bahasa asing, atau kata yang ingin ditekankan.

3.      Margin

Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah karya ilmiah adalah sebagai berikut
a. Tepi atas 4 cm
b. Tepi bawah 3 cm
c. Tepi kiri 4 cm
d. Tepi kanan 3 cm

 4. Format

a. Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru diketik dengan huruf
kapital diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman.
b. Sub bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf kecil tebal
kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruf kapital.
c. Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan ketujuh
atau mulai pada ketukan delapan.
d. Tabel dalam teks disertai nomor tabel dan judul tabel diketik dengan huruf “T”
kapital seperti Tabel II.1, berarti tabel Bab II yang pertama dan seterusnya serta
penempatannya di atas tabel.
e. Gambar dalam teks disertai nomor gambar dan judul gambar diketik dengan huruf
“G” kapital seperti Gambar III.1, berarti gambar Bab III yang pertama dan
seterusnya serta ditempatkan di bawah gambar.
f. Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program
perangkat lunak komputer. Sedangkan satuan dan singkatan yang digunakan
hanya yang lazim dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing seperti: 100 C; kg; 12
ppm; ml; dan sebagainya.
g. Istilah asing yang dalam teks dicetak miring(Italic) misalnya: et al.; ibid; supply;
centring; dan sebagainya.
h. Setelah tanda koma, titik koma, dan titik dua diberi jarak satu ketukan dan
sebelumnya tidak perlu diberi spasi.
i. Pemutusan kata harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan benar.

5. Spasi                     

a. Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, sub judul,
sub bab, judul tabel, dan judul gambar serta judul lampiran adalah satu setengah
spasi.
b. Jarak antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul bab
dengan sub bab adalah empat spasi.
c. Abstrak/abstract diketik dengan jarak satu spasi; judul abstract dan seluruh teksnya
diketik dengan huruf miring (Italic).
d. Jarak spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak spasi
antara sumber pustaka.
e. Jarak baris pada kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel maupun gambar 2 (dua)
spasi.

B.     Penomoran Halaman

1.      Halaman Bagian awal:

Bagian awal karya ilmiah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka
Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah
halaman yang dimulai dari judul dalam (sesudah sampul) sampai dengan halaman
Riwayat Hidup. Halaman judul dan halaman persetujuan tidak diberi nomor, tetapi
diperhitungkan sebagai halaman i dan ii yang tidak perlu diketik.

2.      Halaman Utama:

Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan
Saran menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dst.) dan setiap judul bab nomor
diletakkan pada bagian tengah bawah dan halaman berikutnya diletakkan sudut
kanan atas dengan jarak tiga spasi. Penomoran bukan bab dan sub bab
menggunakan angka Arab dengan tanda kurung misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst.

3.      Halaman Bagian Akhir:

Penomoran pada bagian akhir karya ilmiah mulai dari Daftar Pustaka sampai
dengan Riwayat Hidup menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin bawah
persis di tengah-tengah dengan jarak tiga spasi dari marjin bawah teks, dan
halaman selanjutnya diketik sebelah kanan atas dengan jarak tiga spasi dari pinggir
atas (baris pertama teks) lurus dengan marjin kanan teks.

C.    KUTIPAN

Kutipan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung adalah peneliti mengambil kutipan sesuai dengan sumber
aslinya. Kutipan yang tidak lebih dari tiga baris diketik dua spasi dengan cara
memberikan tanda petik diantara teks yang dikutip dan diberi nomor kutipan. kutipan
yang menggunakan istilah atau bahasa asingdicetak miring dan diberi nomor kutipan
Ini dapat dilihat pada contoh berikut :

Menurut Hawkins, Best dan Cooney mengemukakan pengertian sikap bahwa :“Attitude
is an enduring organizational, emotional, perceptual an cognitive process with respect to
some aspect environmental (Sikap adalah suatu organisasi yang bertahan lama dari
motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif dengan menghargai beberapa aspek
lingkungan)”1.

Sedangkan kutipan lebih dari tiga baris diketik satu spasi dan ditempatkan dalam alinea
tersendiri. Adapun ketukan baris pertama dan seterusnya sebanyak 7 ketukan. Hal Ini
dapat dilihat pada contoh berikut :

Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa kelebihan metode diskusi adalah :
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan bukan satu jalan
2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan diskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang baik.
3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap
toleran”2.

Sedangkan kutipan tidak langsung adalah peneliti menggambarkan suatu teori
berdasarkan sumber kutipan.

D.    CATATAN KAKI

Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Adapun usur pokok
dalam catatan kaki adalah nama penulis, judul tulisan, data publikasi (kota tempat terbit,
nama penerbit, dan tahun penerbitan), serta nomor halaman. Semua sumber kutipan
yang baru muncul pertama kali harus ditulis secara lengkap, sedangkan untuk
pemunculan berikutnya digunakan singkatanibidop. cit, atau loc. cit. Dalam menulis
catatan kaki, baris pertama harus ke dalam sebanyak 7 (tujuh) ketukan.

Ibid adalah singkatan dari ibidem, digunakan apabila sumber kutipan pertama diikuti
dengan kutipan berikutnya dimana sumbernya sama, tanpa diselingi dengan sumber
kutipan lain.

Loc. cit. adalah singkatan dari loco citato, artinya yaitu tempat yang pernah dikutip.
Kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip
(halamannya sama), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.

Op. cit. adalah singkatan dari opere citato,artinya karya yang telah dikutip (dikutip
terlebih dahulu). Kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah
dikutip (halamannya berbeda), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.

Contoh Penulisan Catatan Kaki:

Pada Halaman 1

1William H. Newman, Administrative Action(London: Prentice Hall, Inc., 1963),
p.463
2Ibid., p. 473
3Pangripto, “Manajemen Rumah Sakit”,Jurnal Kesehatan dan Gizi, Vol. 3 No.
2, Juni 1998, pp. 55-58
4 William H. Newman, loc. cit.

Pada Halaman 2

5Gunawan Adisaputro et al., Business Forecasting: Latar Belakang Teoretis,
Vol. 1 (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1974), p. 53.
6William H. Newman, op. cit., p.590
10John M. Spiszer, Leadership and Combat Motivation: The Critical Task, 1999,

E.     DAFTAR PUSTAKA

Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
1. Tuliskan nama pengarang, judul karangan dan data tentang penerbitannya (tempat,
penerbit dan tahun)
2. Daftar pustaka disusun secara alfabetis tidak hanya huruf terdepannya tetapi juga
huruf kedua dan seterusnya.
3. Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah
dua spasi.
4. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis
tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7 karakter.
5. Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus diberi
garis terputus-putus sebanyak 14 (empat belas) ketukan
6. Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga, kemudian namanya.
Untuk dua atau tiga pengarang, nama pengarang kedua dan ketiga tidak perlu
dibalik.
7. Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin, ditulis apa adanya
(tidak diindeks).
8. Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka daftar
pustaka disusun menurut urutan waktu (tahun)
9. Nama pengarang sama, judul berbeda perlu diberikan garis sebanyak 14 ketukan
10. Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah dibaca
dan tidak boleh mencantumkan gelar .
11. Dalam daftar pustaka/catatan kaki, tulisan yang bersumber dari majalah/ koran/makalah
yang diberi garis bawah atau ditebalkan adalah nama majalah/korannya yang
menerbitkan.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

1)      Buku

a.      Satu Pengarang

Nasoetion, Andi Hakim. Metode Statstika.Yakarta: Penerbit PT Gramedia, 1980
Turabian, Kate L. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.
Chicago: University of Chicago Press, 1980.

b.      Dua Pengarang

Kennedy, Ralph Dale dan Stewart Y. McMullen. Financial Statement: Form, Análisis
and Interpretation. Petaling Jaya: Irwin Book Company, 1973
Pangestu, Subagyo dan Djarwanto. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE, 1982

c.       Tiga Pengarang

Heidirachman R., Sukanto R., dan Irawan.Pengantar Ekonomi Preusan. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Facultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, 1980.
Jahoda, Marie, Morton Deutsch, dan Stuart W. Cook. Research Methods in Social
Relation. New Cork: Dryden Press, 1951.

d.      Lebih Dari Tiga Pengarang

Selltiz, Claire, et al. Research Methods in Social Relations. New Cork: Holt, Rinehart &
Winston, 1959
Sukanto, et al. Business Forecasting. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Facultas
Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1980.

e.       Pengarang Sama

Newman, William H. The Process of Management. London: Prentice Hall. Inc., 1961.
________________. Administratif Action. London: Prentice Hall. Inc., 1963.

f.        Tanpa Pengarang

Author’s Guide. Englewood, Cliffs, N.J.: Prentice Hall. Inc., 1975.
Scientific Method in Business. Collage Park: University of Maryland, 1973.

2)      Buku Berjilid/Berseri:

Edwards, James D., et al. Accounting: A Programmed Text. Vol. I. Homewood, Illinois:
Richards D. Irwin, Inc., 1967.
Suhardi Sigit. Azas-Azas Accounting. Bagian Pertama. Yogyakarta: Fa. Sarjana, 1968.

3)      Buku Terjemahan/Saduran/Suntingan:

Booth, Anne, dan Meter McCawley. Ekonomi Orde Baru. Suntingan Sujarwadi. Yakarta:
LP3ES, 1982.
Conant, James B. Teori dan Soal-Soal Ekonomi Makro. Terjemahan Faried Wijaya.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah
Mada, 1978.
Kotler, Phlips. Marketing Management. Saduran Karyadi dan Sri Suwarsi. Surakarta:
Facultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, 1978.

4)      Buku Dengan Edisi Bukan Edisi Pertama:

Djarwanto Ps. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE, 1985.
Shepherd, William R. Historical Atlas. 8th ed. New Cork: Barnes & Noble, 1956.

5)      Bab Yang Ditulis bukan oleh Pengarang atau Penyunting Buku yang Bersangkutan:

Ahluwalia, M. “Income Inequality: Some Dimensions of the Problem”, In H. Chenery, et al.
Redistribution With Growth. London: Oxford University Press, 1974.
Soelistyo, Sudarsono, dan Ari Sudarman. “Prospek Kesempatan Kerja dan Pemerataan
Pendapatan Dalam Repelita III”. Dalam The Kian Wie (Penyuntingan).
Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan: Beberapa Pendekatan Alternatif.
Jakarta: LP3ES, 1981.

6)      Seri atau Rangkaian:

Sutrisno Hadi. Efisiensi Kerja. Jilid I dari Seri Kapita Selekta “Psikologi Kerja”, 5 jilid.
Yogyakarta: [t.p.], [t.th].
Terman, Lewis M., dan Melita H. Olden. The Gifted Child Grows Up. Vol. 4 of the
“Genetic Studies of Genius Series”, Lewis M. Terman (ed.). Standford: Stanford University Press, 1974.

7)      Lembaga Sebagai Penyunting Buku:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PN Balai
Pustaka, 1980.
FAO. Production Yearbook 1975. Rome: FAO, 1976.

8)      Surat Kabar:

Salim, Emil. “Forest Sustainability Management”, The Jakarta Post. Februari 6, 1977.
Karlina. “Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah Ilmuan”. Kompas. 12 Desember
1981.

9)      Jurnal/Peberbitan Berkala:

Rahardjo, M. Dawam. “Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”, Prisma. Juli 1983, 7, hal. 1-
12.
Dharmawan, Johan. “Uruea dan TPS di Indonesia dalam Analisis Permintaan
Kuantitatif”, Jurnal Argo Ekonomi. Mei 1982, 2, hal. 1 – 27.

10)  Hasil Penelitian:

Kasryno, Faisal, et al. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya Terhadap Distribusi
Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Kasus di Empat Desa di Jawa
Barat. Bogor: Studi Dinamika Pedesaan, 1981.
Nganji, Kalikit, et al. Regional Studi Daerah Kedu dan Surakarta. Salatiga: Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Satyawacana, 1976.

11)  Paper dalam Seminar/Lokakarya:

Mangundikoro, Apandi. “Konservasi Tanah dalam Rangka Rehabilitasi Lahan di Wilay
ah Daerah Aliran Sungai”. Kertas Kerja padaLokakarya Pola Tanam dan
Usahatani ke-IV, Bogor, 20 – 21 Juni 1983.
Suranggadjiwa, L.M. Harris. “Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”. Kereta Kerja pada
Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup, Jakarta, 5 – 6 Juni
1978.

12)  Bahan yang Tidak Diterbitkan:

Brizi. Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di Bidang Pertanian.
Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1979. (Stensilan).
Coffin, Thomas E. Beyond Audience: The Measurement of Advertising Effectiveness.
(Monographed report, Undated).

13)  Karya ilmiah/Tesis/Disertasi:

Budiarto. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di Pabrik Rokok Menara
Sala. Skirpsi Sarjana (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada, 1972.
Swenson, Geoffrey C. The Effect of Increases in Rice Production on Employment and
Income Distribution in Thanjavur District, South India. Unpublished Ph.D.
Disertation. Minchigan: Minchigan University, 1973.

14)  Artikel dalam Ensiklopedia:

Banta, Richard E. “New Harmony”,Encyclopedia Britanica (1968 ed.), vol. 16, p. 305
Morris, Edward Parmelle. “The Latin Language”, The Encyclopedia Americana(1936
ed.), vol. 17, pp. 47 – 48.

15)  Internet:

Spiszer, John M. Leadership and Combat Motivation: The Critical Task. 1999.
http://www.cgsc.army.mil /milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm. (Diakses
tanggal 12 September 1999).



Tag Archives: makalah cara penulisan karya ilmiah

Teknik Penulisan Karya Ilmiah







3 Votes

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah adalah hasil atau produk dari penelitian ilmiah, oleh sebab itu kegiatan penelitian sebagai refleksi dari berpikir ilmiah dikalangan ilmuan dan calon ilmuan. Karya ilmiah adalah tulisan tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar serta fakta yang disajikan dapat berasal dari pengamatan, studi pustaka, penyebaran angket, wawancara ataupun dari pengalaman.
Dalam membuat karya ilmiah kita perlu memperhatikan dan mampu untuk memahami tata cara merencanakan karya tulis. Dalam menyusun karya tulis perlu diperhatikan cara memilih judul, beberapa hal tentang tinjauan pustaka dan rancangan karya tulis. Di sini akan dijelaskan tentang itu semua.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memilih judul dalam penulisan karya tulis?
2. Apa yang di maksud dengan tinjauan pustaka?
3. Bagaimana cara membuat rancangan karya tulis?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara memilih judul yang baik dan benar.
2. Untuk mengetahui pengertian dari tinjauan pustaka.
3. Untuk mengetahui cara membyuat rancangan karya tulis.
BAB II PEMBAHASAN
A. Cara Memilih Judul Karya Tulis Ilmiah
Untuk merumuskan judul, maka penulis harus memahami hakikat masalah. Masalah dan judul saling berkaitan satu sama lain. Masalah harus dapat memberikan kesan terhadap judul. Demikian pula sebaliknya judul harus mencerminkan masalah, artinya dalam judul harus tersirat masalah. Judul bisa diibaratkan sebuah “ikan” yang mengundang orang untuk membacanya dan kalau mungkin ingin mencobanya. Judul yang baik mengundang orang tertarik untuk mempelajari isinya.
Judul dapat ditetapkan setelah masalah penelitian yang dirumuskan. Judul harus mengacu kepada masalah pokok penelitian. Ada beberapa metode bijak untuk menentukan judul skripsi, tesis, disertasi, tugas akhir, tugas khusus dan penulisan karya ilmiah lainnya. Cara-cara tersebut adalah :
1. Sesuaikan judul dengan basic interest/kesukaan
Perlu diketahui kenapa saya memberikan poin pertama untuk sesuaikan judul dengan basic interest adalah ketika kita berbuat atau melakukan sesuatu akan terdorong oleh minat yang kuat. Minat ini terbangun atas adanya dorongan mental dari dalam diri kita. Bagaimana kita bisa menjadi mau untuk mengerjakan sesuatu jika kita saja tidak suka. Yang ada jika ini dipaksakan adalah hanya pengerjaan setengah hati. Totalitas Anda akan terhambat. Terkadang juga orang tidak berani melakukan sesuatu karena tidak mengakui bahwa kita mempunyai kekuatan tersembunyi dalam diri kita masing-masing, kekuatan yang membuat kita mau dan berani mengambil tindakan. Tidak hanya dalam angan angan. Yang mendasari adalah bagaimana sudut pandang kita terhadap sesuatu.
2. Sesuaikan dengan kemampuan
Hal ini lebih kepada saat Anda mengerjakan project Anda dan menjadikannya mejadi karya ilmiah. Ketika Anda menjadi pembicara dalam sebuah presentasi dapat dipastikan bahwa apa yang Anda ungkapkan tidak lebih dari 70 persen dari kemampuan Anda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan apa yang Anda bisa dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap karya tulis yang sedang atau akan Anda buat, akan riskan jadinya jika Anda menentukan sebuah judul karya ilmiah padahal Anda tidak punya kemampuan terhadap apa yang Anda kerjakan.
Banyak waktu Anda akan terbuang percuma untuk mendapatkan informasi terhadap materi judul yang akan Anda buat jika tidak mempunyai basic kemampuan dalam terhadap materi judul. Anda akan belajar mulai dari awl dan inilah yang saya anggap riskan. Untuk memahami materi tidak semudah membalikkan telapak tanga, butuh waktu, tenaga dan materi yang banyak. Dan pastinya akan menghambat Anda dalam pembuatan karya ilmiah walaupun ini bisa ditutupi dengan penggalian informasi melalui referensi, tetap saja akan mengganggu hasil dari karya ilmiah yang Anda buat.
Di sini saya berusaha menyadarkan Anda bahwa judul yang berkualitas dengan materi yang berkualitas tidak bisa didaopatkan dari referensi saja. Ini melibatkan Anda dalam menemukan sesuatu yag baru, tidak ditemui sebelumnya diluar karya ilmiah Anda. Yang ada adalah referensi adalah dasar pemahaman materi, bukan hasil temuan yang Anda buat. Kita harus paham bahwa karya ilmiah bertujuan untuk menemukan hasil temuan baru dari hasil penelitian/karya ilmiah yang dibuat. Bukan hanya mengaplikasikan materi atau referensi yang sudah ada saja. Terasa tidak ada yang spesial jika tidak ada perubahan dari masa-ke masa terhadap karya tulis.
3. Simulasikan hasil judul sementara dengan kebutuhan masyarakat
Mensimulasikan materi judul yang Anda buat merupakan salah satu syarat untuk mencapai hasil temuan dari karya tulis yang berbobot. Apa gunanya jika karya tulis yang kita buat jika hanya memenuhi kewajiban untuk membuat skripsi atau tugas akhir saja tanpa ada kontribusi nyata terhadap perubahan masyarakat atau membantu masyarakat untuk melakukan sesuatu dengan lebih mudah. Hanya menjadi kertas berisi materi dan bukan aplikasi nyata kepada masyarakat menjadikan karya tulis kita sebagai sebuah buku tidak bermakana pada kehidupan masyarakat kita. Padahal makna membuat karya tulis adalah karena alasan agar kita dapat bekerja untuk masyarakat dan juga bisa mendapatkan materi(pekerjaan) darinya. Jika masyarakat tidak butuh, bagaimana hal ini akan tercapai.
4. Cari referensi yang mendukung
Referensi ini sebenarnya adalah langkah kedua dalam menetukan judul setelah Anda yakin bahwa judul yang dibuat telah mantap. Referensi ini dilakukan untuk menunjang karya ilmiah hingga penulisannya. Tidak mungkin kita menulis karya ilmiah hanya hasil temuannya saja tanpa ada dasar materi. Demikian juga judul yang kita buat mungkin sudah ada yang pakai. Oleh sebab itu lakukan perbandingan dengan melakukan pencarian referensi.
5. Sharing dengan dosen,teman, keluarga, dll.
Dalam sharing ini Anda akan mendapatkan saran dan kritik dalam pengambilan keputusan menentukan judul. Dengan sharing Anda mengetahui kekurangan, kelemahan, kekuatan dan kelebihan dari judul yang Anda buat dari sumber lain yang kompeten, dianggap kompeten karena orang-orang yang mejadi sumber sharing adalah orang-orang yang mengetahui materi dalam judul yang Anda buat dan perilaku diri Anda sendiri.
6. Do it
Ironis memang, sekarang ini banyak orang kebingungan tentang apa yang harus dilakukan. Sharing sudah, simulasi sudah, cari refensi sudah, tapi yang kurang mengenakkan adalah seringkali kita merasa masih kurang dan kurang, akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Mulailah bertindak sedikit demi sedikit untuk judul Anda, tidak harus sempurna. Dan pada prosesnya nanti Anda akan mengerti bagaimana harus bertindak dan judul Anda sudah pasti selesai atau ditentukan dengan mudah, tidak mungkin secara ceroboh Anda melakukan hal ini bukan.
B. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan bagian terpenting dan mendasar dari karya tulis ilmiah. Bagian ini pada umumnya berisi teori-teori yang mendukung penelitian. Menulis tinjauan pustaka berarti melakukan tinjauan kembali terhadap literatur yang berkaitan dengan tema dari karya tulis ilmiah yang sedang kita kerjakan. Literatur tersebut dapat berupa buku-buku bacaan, laporan hasil penelitian, dan jurnal penelitian ilmiah. Teori dan fakta yang dikutip dalam tinjauan pustaka sebaiknya diambil dari sumber primer (pertama) dengan memberikan referensi, yakni menyebutkan nama pengarang, tahun dan halaman dari literatur yang dikutip. Tinjauan pustaka hendaknya ditulis secara singkat dan tidak terlalu mendominasi sebuah karya ilmiah.
 Kegunaan Tinjauan PustakaØ
Penulisan tinjauan pustaka dalam penelitian (karya ilmiah) berguna untuk :
• Mendalami landasan teori, ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang berkaitan dengan permasdalahan yang diajukan.
• Mengkaji keunggulan dan kelemahan hasil penelitian terdahulu.
• Menghindari pengulangan dan membuktikan keaslian penelitian yang kita lakukan
• Mempermudah dalam pembuatan rumusan masalah penelitian.
• Memberi informasi tentang pustaka yang berkaitan dengan tema penelitian.
 Kesalahan Umum dalam Menulis Tinjauan PustakaØ
• Menguraikan definisi-definisi dari konsep yang tangah dibahas tanpa menghubungkan (menganalisis hubungan) antara konsep yang satu dengan lainnya,sehingga tinjauan pustaka terkesan bagaikan tempelan dari serangakaian definisi.
• Menulis tinjauan pustaka mirip dengan menulis resensi buku, yakni dibahas artikel tanpa kaitan sistematis.
• Menulis tinjauan pustaka seperti menulis daftar pustaka yakni menyebutkan nama penulis dan judul bukunya tanpa membahas apa isi buku yang dikutip.
Dalam menulis tinjauan pustaka ada beberapa hal yang perlu dihindari, antara lain :
1. Membuat kalimat terlalu panjang.
2. Menggunakan istilah yang berkonotasi ganda sehingga tidak jelas maksudnya.
3. Menggunakan bahasa yang tidak efektif dan miskin kosa kata sehingga membosankan.
4. yang kurang tepat sehingga salah maknanya.
5. Salah dalam mengadopsi istilah asing serta mencampur-adukkan istilah asing dengan bahasa Indonesia sehingga membingungkan.
6. Membuat terjemahan yang kurang sempurna sehingga tidak jelas artinya.
C. Membuat Rancangan Karya Tulis
Sebelum mulai menulis, sadari betul bahwa tujuan penulisan adalah memberi ilmu atau minimal informasi yang diharapkan berguna bagi pembaca. Karena itu, renungkan betul manfaat bagi pembaca kalimat demi kalimat yang kita tuliskan. Sebelum menyusun karya tulis terlebih dulu kita bisa menentukan atau memilih ide, namun tidak semua ide dapat kita tulis. Banyak alasan untuk itu. Mungkin ide itu kurang hangat atau kurang menarik. Mungkin juga hangat dan menarik tetapi kita tidak mampu menulisnya. Kemudian ubah ide menjadi topik tulisan, buatlah topik secara garis besar sebagai pedoman untuk membuat kerangka tulisan. Topik juga dapat langsung menjadi judul, atau dapat pula dari topik kita turunkan sebuah judul sementara, karena bisa jadi judul akan berubah setelah anda selesai menulis.
Selanjutnya setelah kita menentukan topik tulisan, sebaiknya kita membuat kerangka tulisan. Kerangka ini berguna sebagai pedoman agar kita tidak menulis sesuatu yang diluar topic tulisan, sesuaikan dengan judul atau topic yang kita pilih, di bagian ini kita dapat merancang bagaimana sumber-sumber bacaan nantinya dikumpulkan dan disusun. Apakah kita akan menyajikannya dalam bentuk table, gambar,ilustrasi atau kombinasinya. Hal ini perlu kita perhatikan agar kita mempunyai pedoman ketika kita menyusun tulisan ilmiah. Dengan cara ini kita akan menulis sebuah karya secara efisien dan efektif.
Secara umum karya tulis ilmiah terbagi dalam 4 bagian : pendahuluan, pokok, hasil, dan penutup. Pendahuluan memuat hal-hal yang menjadi alasan dilakukannya kegiatan ilmiah yang dilaporkan dalam tulisan tersebut. Pendahuluan memuat studi pustaka yang mengungkap laporan-laporan kegiatan ilmiah terdahulu yang berkaitan dengan topik serupa. Dari uraian studi pustaka diharapkan dapat disusun suat ungkapan tentang hal menarik yang bakal terungkap apabila dilakukan penelitian lebih lanjut. Ungkapan semacam ini resminya disebut hipotesa. Bagian pokok karya tulis memuat rencana kerja kegiatan penelitian untuk mengungkap kebenaran hipotesa. Untuk mempertanggungjawabkan kegiatan, perlu dituliskan landasan teori yang menghubungkan pernyataan-pernyataan pendukung kebenaran hipotesa dengan hasil-hasil kegiatan penelitian. Pelaksanaan kegiatan ilmiah dilaporkan dibagian hasil dari karya tulis. Sedangkan penutup sering diisi dengan kesimpulan dan saran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disemua uraian penutup yang dimuat dalam makalah ini, terdapat beberapa hal yang yang seksama dan pemikiran yang matang dan runtut perlu diperhatikan. Kedua, dalam menyampaikan pemikirannya, penulis tidak mungkin mengabaikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang terjadi dalam bidang keilmuannya sendiri. Ketiga, sarana utama dalam menyusun dan menyampaikan pemikiran adalah bahasa. Bahasa sebuah sistem komunikasi memiliki aturan-aturan sendiri sekalipun sistem itu terus berkembang. Terakhir adalah masalah tanggung jawab, sekalipun kata ini tidak banyak muncul dalam buku ini, tulisan-tulisan yang ada mengajak pembaca untuk menyadari bahwa seorang penulis mempunyai berbagai tanggung jawab.
Dalam menulis kerangka tulisan ilmiah yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian dalam tulisan ilmiah, terutama dalam jurnal ilmiah antara lain, judul tulisan, nama dan alamat penulis, abstrak, pengantar, permasalahan penelitian, bahan dan cara penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.
Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari
Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang (UM) Press.




.KARAKTERISTIK KARYA TULIS ILMIAH
indexKKA. Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Mem- bicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per- masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamat- an, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah cirri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.
Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu :

1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.
2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.
3. Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama.
Buku ini memberikan contoh teknik notasi ilmiah yang menggunakan catatan kaki (Footnote). Catatan kaki merupakan informasi dari pernyataan yang kita kutip. Di samping itu catatan kaki dapat digunakan sebagai infor- masi tambahan yang tidak langsung berkaitan dengan pernyataan dalam badan tulisan.
Kutipan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua jenis yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan pernyataan yang kita tulis dalam karya tulis ilmiah susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Kutipan tak langsung merupakan kutipan pendapat atau pernyataan orang lain dengan melakukan perubahan kalimat yang dikutip disesuaikan dengan bahasa penulis itu sendiri.
B. Persyaratan karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Karya tulis ilmiah adalah karangan atau karya tulis yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan metode penulisan yang baku.
Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gam- bar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkan- dung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah keba- hasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Karya ilmiah adalah suatu karya tulis yang membahas suatu permasa- lahan.Pembahasan dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian.
Karya tulis ilmiah harus memiliki gagasan ilmiah bahwa dalam tulisan tersebut harus memiliki permasalahan dan pemecahan masalah yang menggunakan suatu alur pemikiran dalam pemecahan masalah. Alur pemikiran tersebut tertuang dalam metode penelitian. Metode penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi dari metode keilmuan. Dengan kata lain bahwa struktur berpikir yang melatarbelakangi langkah-langkah dalam penelitian ilmiah adalah metode keilmuan.
Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan pemecahan masalah memiliki pengertian sebagai berikut:
1. Penelitian adalah usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang memerlukan pemecahan.
2. Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.
3. Cara ilmiah dilandasi oleh metode rasional dan metode empiris serta metode kesisteman.
4. Penelitian meliputi proses pemeriksaan, penyelidikan, pengujian dan eksperimen yang harus diilakukan secara sistematik, tekun, kritis, objektif, dan logis.
5. Penelitian dapat didefinisikan sebagai pemeriksaan atau penyelidikan ilmiah sistematik, terorganisasi didasarkan data dan kritis mengenai masalah spesifik yang dilakukan secara objektif untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban dari masalah tersebut.
Metode penulisan karya tulis ilmiah mengacu pada metode pengungkapan fakta yang biasanya berasal dari hasil penelitian dengan berbagai metode yang digunakan. Karya tulis ilmiah dapat juga disebut sebagai laporan hasil penelitian.
Laporan hasil penelitian ditulis sesuai dengan tujuan laporan tersebut dibuat atau ditujuan untuk keperluan yang dibutuhkan. Laporan hasil penelitian dapat ditulis dalam dua macam, yaitu sebagai dokumentasi dan sebagai publikasi. Perbedaan kedua karya tulis ilmiah ini terletak pada format penulisan.
Karya tulis ilmiah sebagian besar merupakan publikasi hasil peneli- tian. Dengan demikian format yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini ditentukan oleh isi penelitian yang menggambarkan metode atau sistematika penelitian. Metode penelitian secara garis besar dapat dibagi dalam empat macam.yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian kuantitatif, hasil penelitian kualitatif, hasil kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan.
Karya tulis ilmiah yang berupa hasil penelitian inid apat dibedakan berdasarkan sasaran yang dituju oleh penulis. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik berupa skripsi, tesis, dan disertasi. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat akademik bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan. objektif. Karya tulis ilmiah untuk kepentingan masyarakat umum biasanya disajikan dalam bentuk artikel yang lebih cenderung menyajikan hasil penelitian dan aplikasi dari hasil penelitian tersebut dalam subtansi keilmuannya.
Dari berbagai macam bentuk karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah memiliki persyaratan khusus. Persyaratan karya tulis ilmiah adalah:
1. Karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2. Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulis ilmiah yakni mencantukan rujukan dan kutipan yang jelas.
3. Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.
4. Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
5. Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis
6. Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka, penyajian tidak boleh bersifat emotif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam menulis karya ilmiah memer- lukan persiapan yang dapat dibantu dengan menyusun kerangka tulisan. Di samping itu, karya tulis ilmiah harus menaati format yang berlaku.
BAB II
SISTEMATIKA KARYA TULIS ILMIAH
Menulis karya tulis ilmiah yang bersumber penelitian adalah menulis laporan penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. Oleh sebab itu, format penulisannya menyesuaikan dengan format penelitian. Format penelitian sangat tergantung dengan metode penelitian yang digunakan, di mana setiap metode memiliki format tersendiri. Format dalam menulis karya ilmiah merupakan alur-alur jalan pikiran yang terdapat dalam sebuah penelitian yang dikaitkan dengan proses penulisan.
Dalam pembahasan ini kita tidak akan menekankan kepada aspek-aspek penelitian seperti teknik pengambilan data, analisis data, dan teknik analisis statistika, melainkan kepada rambu-rambu pikiran yang merupakan tema pokok sebuah proses penelitian. Seperti kita ketahui bahwa penelitian adalah sebuah proses pemecahan masalah, maka penulisan karya tulis ilmaih merupakan pemaparan proses pemecahan masalah, sehingga pembaca memperoleh jawaban dari masalah yang diteliti.
Karya tulis ilmiah hasil penelitian berfungsi mengkomunikasikan ihwal gagasan atau hasil penelitian yang telah dilakukan, khususnya (a) gagasan: Apa yang menjadi permasalahan, dan Bagaimana gagasan yang dikemukakan dalam memecahkan maasalah, (b) Penelitian: apa yang diteliti, mengapa penelitian dilakukan, dan apa yang menjadi fokusnya, apa yang menjadi acuan konseptualnya, bagaimana desainnya, bagaimana data dikum- pulkan dan dianalisis, temuan apa yang diperoleh, apa kesimpulan akhirnya, dan apa rekomendasi yang dinyatakan berdasarkan temuan tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembanga ilmu.
Bentuk karya tulis ilmiah ada dua macam, yaitu (a) panjang, contoh- nya skripsi, tesis atau laporan penelitian, dan (b) atau versi pendek, contoh- nya artikel jurnal dan makalah simposium.
A. Sistematika Laporan Penelitian
Bagian Awal
1. Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :
2. Halaman sampul
3. Halaman judul
4. Abstrak
5. Kata Pengantar
6. Daftar Isi
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian pustaka setiap variabel
B. ……………
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Uji Prsayarat Analisis
C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
Bagian Akhir
• Daftar Pustaka
• Lampiran
• Riwayat Hidup Penulis
f). Sistematika Laporan Penelitian Versi Pendek:
(Makalah Seminar, Artikel Jurnal Ilmiah)
1). Pendahuluan
2). Metode
3). Temuan dan Pembahasan
4). Kesimpulan dan Rekomendasi
5). Daftar Pustaka
Berikut ini disajikan contoh format karya tulis ilmiah laporan hasil penelitian berserta uraian tiap-tiap bagian, sebagai berikut.
Bab I.Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
1. memaparkan permasalahan umum yang menjadi landasan fokus masalah yang akan diteliti
2. memaparkan faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah tersebut muncul.:
o Faktor yang melatarbelakangi permasalahan digambarkan dengan kenyataan yang ada, misalnya kemampuan guru biologi dalam penggunaan metode CTL rendah. Paparkan fakta yang mendukung, seperti hasil pengamatan kita saat melakukan supervisi.
o Berilah argumentasi mengapa kemampuan tersebut rendah, misalnya guru kurang berminat untuk mencoba, sulit mengaplikasikan meteri dengan metode, tugas-tugas tidak mendorong aktivitas siswa. Dalam memberi argumentasi ini dilakukan analisis yang didasari suatu bukti nyata berdasarkan pengalaman sendiri saat melakukan obeservasi guru mengajar di kelas.
o Berilah argumentasi perkiraan pemecahan yang diharapkan dapat mengatasi masalah, misalnya bila masalah yang dominan adalah teknik pelatihan, maka pilihlah teknik pelatihan yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar biologi dengan metode CTL. Contoh, teknik problem solving sebagai upaya peningkatan kemampuan guru menerapkan metode CTL dalam mengajar biologi di SMA.
o Berilah argumentasi kelebihan dari teknik Problem Solving, sehingga penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.
3. Mengerucutkan permasalahan menjadi lebih fokus pada variabel penelitian.
B. Identifikasi Masalah
o Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, peneliti dapat mengidentifikasi, memilih, dan merumuskannya.
o Dalam mengidentifikasi peneliti melakukan pendataan semua permasalahan yang diduga mempengaruhi variabel utama atau masalah yang ada
o Identifikasi masalah dilakukan dengan menyusun sejumlah pertanyaan yang terkait dengan fokus masalah.
C. Pembatasan Masalah
o Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti.
o Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian diketemukan lebih dari satu masalah.
o Dari masalah-masalah yang teridentifikasi tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang paling menjadi masalah utama dan menjadi faktor yang sangat mempergaruhi dan sesuai untuk diteliti.
o Pilihlah salah satu permasalahan yang sekiranya sesuai
o Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan kelayakan serta kesesuaiannya untuk diteliti.
D. Perumusan Masalah
o Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan.
o Perumusan masalah ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.
o Perumusan masalah memperhatikan hal-hal berikut ini:
(a) masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
(b) rumusan itu hendaknya padat dan jelas, dan
(c) rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
E. Hipotesis Tindakan
o Rumuskan dugaan sementara pemecahan masalah yang disebabkan oleh solusi yang dipilih secara operasional
o Misalnya ” Teknik Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan guru biologi dalam menerapkan metode CTL dalam pelajaran Biologi”
Bab II.Kajian Teori Dan Kerangka Berpikir
A. Kajian Teori
o Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi peneliti yang akan dilakukan itu.
o Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
o Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan di atas itu orang harus melakukan penelaahan kepustakaan.
o Telaah pustaka dilakukan untuk memcahkan permasalahan yang terdapat pada perumusan masalah berdasarkan teori yang ada. Pemecahan masalah secara teoretis adalah mempergunakan teori yang relevan sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji permasalahan agar mendapat jawaban yang akurat.
o Dalam kajian teori bukan kumpulan kutipan dari teori yang relevansaja, tetapi kajian yang membangun kerangka pemikiran pemecahan masalah sampai dapat menggambarkan cara perolehan data berupa konstruk variabel yaitu indikator-indkator dari variabel yang harus diamati.
B. Kerangka berpikir
o Sintesis dari analisis hasil kajian teori dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
o Memberikan gambaran pemecahan masalah dengan adanya variabel yang digunakan untuk memecahkan masalah
o Gambaran tersebut memberikan arah pemecahan masalah melalui argumentasi, yaitu menyusun kerangka berpikir peneliti sendiri secara sistemik dan analitik.
III.Metodologi Penelitian
A. Tujuan
Tujuan penelitian perlu dirumuskan, karena dalam tujuan ini memberikan gambaran pemecahan masalah yang diharapkan dalam penelitian. Oleh karena itu, dalam merumuskan tujuan harus operasional dan rinci.
B. Lokasi
Jelaskan lokasi penelitian
C. Waktu
Jelaskan waktu pelaksanaan penelitain
D. Prosedur
1. Perencanaan
a. Masalah yang teridentifikasi/fokus masalah
bagian ini menjelaskan masalah yang teridentifikasi berdasarkan hasil pengamatan/pretes serta analisis untuk mencari akar masalah.
b. Rencana Tindakan
bagian ini menjelaskan rencana tindakan berdasarkan akar masalah yang telah teridentifikasi yang berupa tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki permasalahan, aspek apa saja yang dilakukan untuk memperbaiki yang dirumuskan dalam siklus. Dalam rencana tindakan ini terdapat kreteria keberhasilan dari suatu siklus. Rencana tindakan disusun dalam bentuk skenario pembelajaran yang mana dalam strategi pembelajaran telah mengimplementasikan solusi (tindakan) yang direncanakan untuk memecahkan masalah.
2. Pelaksanaan
o Objek
o Kolaborator
3. Evaluasi
IV.Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
1.1. Siklus I
a. Perencanaan
berisi rencana untuk melaksanakan action pada siklus ini (seperti skenarion pembelajaran)
b. Pelaksanaan
menjelaskan pelaksanaan tindakan (action) secara jelas langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian.
c. Hasil Pengamatan
berisi paparan yang mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, misalnya nilai hasil tes atau analisis hasil yang diamati/dijaring melalui kuesioner. hasil pengamatan kolaborator selama pelaksanaan action.
d. Refleksi
Pembahasan hasil dari peneliti dan kolaborator yang merupakan kesimpulan daripelaksanaan siklus I. Bila dari hasil refleksi menyimpulkan hasil action belum tuntas, maka dirumuskan kembali masalah yang akan ditindalanjuti pada siklus kedua.
2. Pembahasan
Berisi pembahasan berdasarkan analisis-analisis yang ada pada setiap siklus
V.Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
1 Surat Keterangan dari Kepala Sekolah
2 Skenario/RPP
3 Bukti Pengamatan dari Kolaborator
4 Instrumen/tes
5 contoh/bukti pekerjaan/jawaban siswa
B. Sistematika Makalah Seminar dari Hasil Penelitian
• Judul
– Bagian yang mungkin satu-satunya dibaca orang lain, oleh karena itu judul harus mampu menarik perhatian pembaca yang membacanya secara sepintas
– Judul yang tidak jelas, terlalu umum, kurang informatif, tidak memikat dan bisu akan menyebabkan tulisan diremehkan orang
– Judul yang baik memakai kata-kata tidak lebih dari 12 kata-kata
– Dalam menyusun judul, hindari kata-kata klise, seperti: penelitian pendahuluan, studi perbandingan, suatu penelitian tindakan kelas, dll.
– Hindari pemakaian kata kerja pada awal judul
– Jangan memakai kata singkatan atau akronim
• Baris kepemilikan
– Nama pengarang
– Nama lembaga tempat kegiatan dilakukan, lengkap dengan alamat pos
– Setiap orang yang namanya tercantum sebagai pengarang, mempunyai kewajiban moral bisa menjawab isi dari tulisan tersebut
– Dalam menulis nama, tanggalkan pangkat, gelar, dan kedudukan
• Abstrak dan Ringkasan
– Abstrak dapat menerangkan keseluruhan isi tulisan
– Abstrak disajikan ke dalam satu paragraf dengan kata-kata sekitar 500
– Komponen abstrak:
– Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam abstrak, begitu juga dengan singkatan ataupun pengacuan pada pustaka
• Kata kunci
– Kata kunci dapat berasal dari judul, abstrak, atau isi dari tulisan
– Pilih kata-kata yang dipakai kalau mencari informasi mengenai topik tersebut
Pendahuluan
• Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan:
• Latar belakang atau rasioanl penelitian
• masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah
• rumusan tujuan penelitian ( dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).
• Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional ( tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat dan lkangsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahasa dan mencakup landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau rasional penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif di bagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelietian.
Metode
• Pada dasarnya bagian ini menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan. Uraian bisa jika dalam beberapa paragraph tanpa subbagian, atau dipilah-pilah menjadi beberapa sub-bagian. Hanya hal-hal yang pokok saja disajikan. Uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu diberikan.
• Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis.
Hasil
• Bagian hasiladalah bagian utama artikel ilmiah, dan oleh karena itu biasanya merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data; yang dilaporkan adalah hasil bersih. Proses analisis data ( seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Yang dilaporkan adalah hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis.
• Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Tabel atau grafik digunkan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.
• Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan memilah-milah menjadi subbagian-subbagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian. Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan bagian pembahasan. Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk subtopic-subtopik yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian.
Pembahasan
• Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah
a. menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaiamana tujuan penelitian itu tercapai
b. menafsirkan temuan-temuan
c. mengintegrasi temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
• Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
• Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.
Kesimpulan dan saran
• Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uaraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerical.
• Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis, dan penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
Daftar Rujukan
• Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah.
• Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh makalah.
C. Artikel Jurnal Ilmiah Hasil Penelitian
• Judul
– Bagian yang mungkin satu-satunya dibaca orang lain, oleh karena itu judul harus mampu menarik perhatian pembaca yang membacanya secara sepintas
– Judul yang tidak jelas, terlalu umum, kurang informatif, tidak memikat dan bisu akan menyebabkan tulisan diremehkan orang
– Judul yang baik memakai kata-kata tidak lebih dari 12 kata-kata
– Dalam menyusun judul, hindari kata-kata klise, seperti: penelitian pendahuluan, studi perbandingan, suatu penelitian tindakan kelas, dll.
– Hindari pemakaian kata kerja pada awal judul
– Jangan memakai kata singkatan atau akronim
• Baris kepemilikan
– Nama pengarang
– Nama lembaga tempat kegiatan dilakukan, lengkap dengan alamat pos
– Setiap orang yang namanya tercantum sebagai pengarang, mempunyai kewajiban moral bisa menjawab isi dari tulisan tersebut
– Dalam menulis nama, tanggalkan pangkat, gelar, dan kedudukan
• Abstrak dan Ringkasan
– Abstrak dapat menerangkan keseluruhan isi tulisan
– Abstrak disajikan ke dalam satu paragraf dengan kata-kata sekitar 500
– Komponen abstrak:
– Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam abstrak, begitu juga dengan singkatan ataupun pengacuan pada pustaka
• Kata kunci
– Kata kunci dapat berasal dari judul, abstrak, atau isi dari tulisan
– Pilih kata-kata yang dipakai kalau mencari informasi mengenai topik tersebut
Pendahuluan
• Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan:
• Latar belakang atau rasioanl penelitian
• masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah
• rumusan tujuan penelitian ( dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).
• Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional ( tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat dan lkangsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahasa dan mencakup landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau rasional penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif di bagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian.
• Metodologi penelitian yang digunakan dalam pemecahan masalah dipaparkan secara naratif yang menggambarkan metode, teknik pengambilan data, dan teknik analisis data.
Pembahasan
• Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah. Oleh karena itu biasanya merupakan bagian terpanjang. Pada bagian ini disajikan hasil analisis data; Yang dilaporkan adalah hasil analisis atau hasil pengujian hipotesis,
• Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Tabel atau grafik digunkan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.
• Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah
a. menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaiamana tujuan penelitian itu tercapai
b. menafsirkan temuan-temuan
c. mengintegrasi temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
• Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
• Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.
Kesimpulan dan saran
• Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uaraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerical.
• Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis, dan penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
Daftar Rujukan
• Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah.
• Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh makalah.
D. Lembar Kerja
Setelah Anda pelajari format penulisan karya iliah baik karya ilmiah laporan penelitian maupun karya ilmiah untuk keperluan seminar, coba sekarang Anda diskusikan dalam kelompok salah satu bentuk karya ilmiah yang Anda bisa mita pada instruktur Anda. Adapun pokok-pokok yang harus Anda diskusikan adalah sebagai berikut:
1. Apakah sistematika atau format penulisan dalam karya ilmiah yang Anda diskusikan sesuai dengan format yang telah Anda pelajari? Kalau tidak jelaskan letak perbedaannya!
2. Bagaimana menurut Anda tentang isi dari setiap komponen dalam karya ilmiah itu? Anda jelaskan dengn singkat!
3. Bagaimana penlaian Anda tentang karya ilimiah yang Anda diskusikan
IVKETENTUAN DALAM PENULISAN ILMIAH
A. Notasi Ilmiah
1. Pengertian Notasi Ilmiah
Terdapat bermacam-macam sistem dalam penulisan notasi untuk menyusun karya tulis ilmiah. Sistem yang dikenal di kalangan masyarakat ilmiah antara lain adalah system University of Chicago Press, Sistem Harvard, Sistem American Psychological Assosation (APA), Sistem American Antropoloist, Sistem Harcouver, dan sistem Gabungan (misalnya Sistem Harvard dengan sistem huruf)-Keseluruhan sistem tersebut pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni, pertama, sistem yang mempergunakan catatan kaki (umpamanya Sistem University of Chicago press), kedua, sistem yang tidak menggunakan catatan kaki (umpamanya sistem yang menggabungkan kedua sistem yang pertama).
Sistem yang menggunakan catatan kaki menaruh sumber rujukan yang berupa nama pengarang, judul, penerbit, tahun penerbitan, dan halaman yang dirujuk, dibagian bawah dari halaman tulisan. Dari sinilah dikembangkan terminology footnote atau catatan kaki disebabkan letak rujukan yang diletakan pada bagian bawah atau kaki dari tulisan. Walaupun demikian, terdapat juga sistem yang menggunakan catatan kaki, namun meletakkan daftar rujukannya tidak di halaman yang sama, melainkan di belakang setelah seluruh karya tulis selesai. Hal ini sering dilakukan untuk memudahkan pengetikan. Sebenarnya, meletakkan daftar rujukan di belakang ini bertentangan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem catatan kaki, yakni pembaca dengan cepat menemukan sumber rujukan yang digunakan dalam karya tulis. Seorang pembaca, yang meresensi sebuah buku untuk menemukan sumber rujukan, menulis bahwa “catatan kaki yang ditaruh di belakang (menjadi catatan belakang), malah mempersulit pembaca untuk merekam kutipan-kutipan para analis”. Selanjutnya, ia menyarankan bahwa dalam penerbitan selanjutnya hal ini “dibenahi
Contoh di atas dikemukakan untuk menunjukkan bahwa setiap sistem notasi ilmiah mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, dalam memilih sistem notasi ilmiah, kita harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tersebut vis-a-vis tujuan penulisan karya tulis kita. Kelebihan sistem catatan kaki, di samping dengan mudah menemukan sumber rujukan pada halaman yang sama, juga memungkinkan kita untuk menambahkan keterangan tambahan untuk tubuh tulisan yang ditaruh dalam catatan kaki. Keterangan tambahan ini, baik yang berupa penjelasan maupun analis, akan “memperluas” dan “memperdalam” materi karya tulis. Hal ini tidak ditaruh dalam tubuh tulisan sebab akan menggangu kelancaran penulisan.
Disebabkan hal inilah maka sistem catatan kaki sangat ideal untuk penulisan karya tulis ilmiah yang membutuhkan kedalaman dan keluasan materi tulisan seperti skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian lainnya. Sebaiknya, terdapat pula tulisan yang relative tidak sedalam dan seluas karya tulis tersebut seperti artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal atau majalah. Untuk tulisan semacam ini maka teknik notasi yang ideal adalah sistem tanpa catatan kaki.
Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan namanya, meletakkan daftar pernyataan yang tercantum tulisan. Artinya dalam pernyataan yang tercantum dalam tubuh tulisan sudah terangkum di dalamnya sumber rujukan. Hal ini sangat memudahkan penulisan, termasuk mereka yang membaca tulisan tersebut, terutama bila dikaitkan dengan diskripsi perkembangan keilmuan (the state of the art) atau analisis perbandingan dengan karya ilmiah lainnya. Kelemahannya ialah bahwa keterangan tambahan yang bersifat memperluas dan memperdalam tulisan tidak dapat diberikan.
Untuk mengatasi kekurangan itu maka sering digabungkan antara sistem tanpa catatan kaki dengan sistem catatan kaki. Artinya, sumber rujukan mempergunakan sistem tanpa catatan kaki, sedangkan keterangan tambahan mempergunakan sistem catatan kaki. Penelitian akadeik seperti skripsi, tesis, dan disertasi, sering mempergunakan sistem gabungan ini.
Semua peneliti harus menguasai ketigia sistem penulisan ini dengan berbagai variasinya, Baik sistem catatan kaki, maupun sistemtanpa catatan kaki, tidak terdiri dari satu teknik notasi ilmiah yang sama, melainkan berkembang menjadi beragam teknik penulisan. Pengiriman artikel ke jurnal tertentu membutuhkan persyaratan penulisan tertentu pula. Sebagaimana telah disinggung terdahulu, penulisan Sistem American Psychological Association berbeda dengan Sistem American Anthropologist. Perbedaan ini tidak akan terlalu dibesar-besarkan, yang penting ialah bahwa kita mengenal berbagai sistem yang berlaku dalam masyarakat ilmiah.
2. Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka
1). Kutipan
Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, atau hasil penelitian orang lain atau penulis sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Kutipan dari pendapat berbagai tokoh merupakan esensi dalam penulisan sinteisis.
Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Walaupun kutipan atas pendapat seorang pakar itu diperkenankan, tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Garis besar kerangka karangan serta kesimpulan yang dibuat harus merupakan endapat penulis sendiri. Kutipan – kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
Manfaat Kutipan
1. untuk menegaskan isi uraian
2. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis
3. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri
Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah pengambilan bagian tertentu dari tulisan orang lain tanpa melakukan perubahan ke dalam tulisan kita. Syarat kutipan langsung adalah sebagai berikut:
1. Tidak boleh melakukan perubahan terhadap teks asli yang dikutip
2. Menggunakan tiga titik berspasi [. . . ]jika ada bagian yang dikutip dihilangkan
3. Menyebutkan sumber sesuai dengan teknik notasi yang digunakan.
4. Bila kutipan langsung pendek (tidak lebih empat baris) dilakukan dengan cara :
a. Integrasikan langsung dalam tubuh teks
b. Diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks
c. Diapit oleh tanda kutip
5. Bila kutipan langsung panjang (lebih dari empat baris) dilakukan dengan cara”
a. Dipisahkan dengan spasi (jarak antarbaris) lebih dari teks
b. Diberi jarak rapat antarbaris dalam kutipan
Contoh Kutipan Langsung Pendek
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk “memandu pikiran dan tindakan”.1
Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.1
Contoh Kutipan Langsung Panjang
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan- perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Mayer dan Salovey mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berikut:
Emotional intelligence involves the ability to perceive accurately, appraise, and express emotion; the ability to understand emotion and emotional knowledg; and ability to regulate emotions to promote emotional and intellectual growth.1
Kutipan Tak Langsung
Kutipan tak lansung adalah kutipan yang menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri. Kutipan ini dapay dibuat panjang atau pendek dengan cara mengintegrasikan dalam teks, tidak diapit dengan kata kutip dan menyebutkan sumbernya sesuai dengan teknik notasi yang dijadikan pedoman dalam menulis karya ilmiah.
Contoh Kutipan Taklangsung
Secara empirik hal ini telah dibuktikan oleh Jepang melalui Restorasi Meiji telah berhasil memodernisasi bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju dengan jalan membenahi sistem pendidikannya terutama pada jenjang pendidikan tinggi. Faktor pendidikan dalam proses modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi adalah perubahan pandangan hidup yang didorong oleh cara berpikir. 1
2). Catatan Kaki
Catatan kaki adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi catatan kaki adalah memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek ligalitas untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah etika akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis. Ada beberapa cara yang digunakan dalam menuliskan sumber kutipan, antara lain:
1. Nama pengarang hanya satu orang
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 39.
Atau
Maurice N. Richter, Jr, Science as a Cultural Process (Cambridge Schenkman, 1972), h.4
2. Nama Pengarang yang jumlahnya dua orang dituliskan lengkap
David B. Brinkerhoff dan Lynn K. White, Sociology (St Paul: Wst Publishing Company, 1988), hal. 585.
3. Nama Pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et al: dan tain-lain).
John A. R. Wilson, Mildred C. Robeck, and William B. Micheal, Psychological Foundation of Learning and Teaching (New York: McGraw-Hill Book Company, 1974), hal. 406.
dan
Carrick Martin et al., Introduction to Accounting ed ke 3 (Singapore”Mc.Graw-Hill, 1991), hal 123.
4. Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p (pagina) atau h (halaman). Sekiranya kutipan itu disarikan dari beberapa halaman umpamanya dari halaman 1 sampai dengan 5 maka dikutip p. 1-5 atau hh 1-5.
David Harrison, The Sociology of Modernization and Development (London: Unwin Hyman Ltd., 1988), hal. 20-21.
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 39- 44
5. Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, Koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut.
Karlina, “Sebuah Tanggapan : Hipotesa dan Setengah llmuan,” Kompas, 12 Desember 1981 ,h.4.
Liek Wiliardjo, “Tanggung llmuan” Pustaka th. Ill 1979,pp.11-14. Jawab Sosial No. 3, April
M. Sastrapratedja, “Perkembangan ilmu dan Teknologi dalam Kaitannya dengan Agama dan Kebudayaan”. Makalah disampaikan dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III, LIPI. Jakarta, 15-19 September 1981.
B. Suprapto, “Aturan Permainan dalam ilmu-ilmu alam.”llmu dalam Perspektif. ed. Juiun S. Suriasumantri (Jakarta : Gramedia, 1978) pp. 129-133.
J.J. Honingman, The World of Man, dalam Alfian (ed.), Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan (Jakarta : Gramedia, 1985), hal. 100.
6. Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op. cit. (opera citato : dalam karya yang telah dikutip), loc. Cit. (loco citato : dalam tempat yang telah dikutip dan ibid, (ibidem: dalam tempat yang sama). Untuk pengulangan maka pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid.
dikutip kembali sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya pada halaman yang sama
lbid
dikutip kembali sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya pada halaman yang berbeda
Ibid., hal 12.
Mengutip sumber yang sama dan halaman yang sama tetapi sudah diselingi oleh sumber lain
Conny R. Semiawan, loc. cit.
Mengutip sumber yang sama dan halaman yang berbeda tetapi sudah diselingi oleh sumber lain
Jujun S. Suriasumantri, op. cit., hal. 49
Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tanpa diselingi oleh sumber lain
Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, hal. 39 – 42.
Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang sama tetapi sudah diselingi oleh sumber lain
Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, loc.cit.
Mengutip pengarang yang sama buku berbeda dan halaman yang berbeda tetapi sudah diselingi oleh sumber lain
Suriasumantri, Pembangunan Modernisasi dan Pendidikan, op.cit., hal. 7
7. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah dalam karya tulis yang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan.
Anastasi dalam Syafuddin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal. 6.
Anton Bekker, “Badan Manusia dan Budaya” dalam G. Muedjanti, (ed.) Tantangan Kemanusiaan Universal (Yogyakarta: Kanisius), hal. 19.
Jujun S. Suriasumantri, “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu”, dalam Masalah Sosial Budaya Tahun 2000: Sebuah Bunga Rampai Soedjatmoko at al. (ed.) (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986), hal. 10.
8. Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah diterjemahkan. Untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan.
Theodore M. NewComb, Ralph H. Turner dan Philip E. Converse, Psikologi Sosial, Terjemahan FPUI (Jakarta: Diponegoro: 1985), hal. 325.
J.W. Schoorl, Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang Berkembang, Terjemahan R.G. Soekadijo (Jakarta: PT Gramedia, 1982), hal. 4.
9. Majalah/Jurnal Ilmiah
James F. Stratman, “The Emergence of Legal Composition as a field of inquiry,” Review of Educational Research, LX (2,1990), pp. 153-235.
10. Interview
Interview dengan Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. . Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ, 2 Februari 2007 pukul 15.00
11. Tidak dipublikasikan
Endry Boeriswati, Penilian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, Makalah Pelatihan Widya Iswara Bahasa Indonesia, Jakarta : PPPG Bahasa, 2006)
12. Buku yang terdiri dari beberap jilid yang mempunyai judul umum namun tiap jilid mempunyai subjudul sendiri.
Russell G. Davis (ed.), Planning Education ofr Development. Vol II : Issues and Problem in the Planning of Education in Developing Countries (Cambridge, Harvard University, 1980). P.p. 76.
13. Dokumen
RI, Undang-Undang Dasar 1945, Bab VII, Pasal 19, Ayat 1.
14. Situs Internet
Thorndike, R.L., History of Infleunces in Develompment of Intelligence Theory & Testing, (http://www.Indiana.edu/~intel/Thorndike.html), 1998, hal. 1.
Traditional Intelligence Theories,. (http://edweb.gsn.org/edref.mi. hst.html), 2000, hal. 1 Report of Task Force established by Board of Scientific Affairs of American Psychological Assciation, (http://www.cycau.com/Organ/ Upstream/ IQ/apa/html), 20/08/2000, hal. 13
3. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan rujukan penulis selama ia melakukan dan menyusun penulisan baik sebagai penunjang maupun sebagai data. Ada beberapa teknik penulisan daftar pustaka. Semua teknik yang dipilih dapat menyesuaikan dengan pedoman yang kita pilih. Namun demikian pada dasarnya daftar pustaka digunakan untuk pembantu pembaca mengenal ruang lingkup penulis, memberikan informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan mendalam daripada kutipan yang digunakan penulis, dan membantu pembaca memilih refrensi dan materi dasar studinya.
Teknik penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut:
a. Baris pertama dimulai pada margin kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3 ketukan ke dalam.
b. Jarak antarbaris 1,5 spasi
c. Diurutkan berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis.
d. Jika penulis yang sama menulis lebih dari satu karya tulis yang dikutip, nama penulis nama penulis harus ditulis berulang.
e. Urutan penulisan: nama penulis diawali nama keluraga penulis, tahun terbitan, judul karya tulis dengan menggunakan huruf kapital di awal kata, dan data publikasi berisi nama kota dan nama penerbit karya yang dikutip.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
Brotowidjoyo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. (Ed. Ke-2). Jakarta: Akademika Pressindo.
Perino, Joseph G. 1999. Self-Confidence, http://www.psychological-self-help.com/ intro/html.on-line
Suriasumantri, Jujun S. “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu”, dalam Masalah Sosial Budaya Tahun 2000: Sebuah Bunga Rampai Soedjatmoko at al. (ed. 1986). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Schoorl, J.W. 1982. Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang Berkembang, Terjemahan R.G. Soekadijo. Jakarta: PT Gramedia..
B. Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah
1. Bahasa llmiah
Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah agar karya tulisnya komunitatif, karya tulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis sistematis, dan lugas, karya tulis ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan tidak berbunga-bunga. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa. Bab ini akan membicarakan pemakaian bahasa, bab ini akan membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf dalam karya tulis ilmiah.
Ciri-ciri Bahasa Ilmiah
• Bahasa Ilmiah harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar ataupun mendua.
– Contoh:”penelitian ini mengkaji metode pemebalajaran CTL objek yang efektif dan efisien”
• Bahasa Ilmiah mendefinisikan secara tepat istilah, dan pengertian yang berkaitan dengan suatu penelitian, agar tidak menimbulkan kerancuan.
• Bahasa Ilmiah itu singkat, jelas dan efektif.
– Contoh:”tulisan ini (dilakukan dengan maksud untuk) membahas kecendrungan peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2006”.
Catatan: kata-kata yang di dalam kurung sebaiknya dihilangkan.
Kalimat Yang Efektif
• “Kalimat yang membangkitkan acuan dan makna yang sama di benak pendengar atau pembaca dengan yang ada di benak pembicara atau penulis
• Kalimat yang efektif ditentukan oleh:
– Keterpaduan kalimat: mengacu pada penalaran (deduksi, induksi, top-down, bottom-up, dll.)
– Koherensi kalimat: mengacu pada hubungan timbal-balik antara kalimat-kalimat
Contoh :
Kalimat tidak Efektif Kalimat Efektif
• membahayakan bagi penderita
• membicarakan tentang penyakit
• mengharapkan akan tindakan
• para dokter saling bantu-membantu
• keharusan daripada dilakukannya tindakan pembedahan • membahayakan penderita
• membicarakan penyakit
• mengharapkan tindakan
• para dokter saling membantu
• keharusan melakukan pembedahan
Koherensi Kalimat
Hal-hal yang dapat mengganggu koherensi kalimat
• Tempat kata
– Pekan Kesenian Bekas Penyandang Kusta Nasional
• Pemilihan dan Pemakaian Kata
– Memilih kata depan atau kata penghubung yang salah:
• Dari hasil perhitungan…..
– Memilih dua kata yang kontradiktif atau medan maknanya tumpang tindih:
• Banyak siswa-siswa ….
• Suatu ciri-ciri yang didapatkan……
– Menggunakan kata yang tidak sesuai:
• Walaupun banyak artikel berpendapat…..
– Menggunakan nama atau istilah yang benar, tetapi penulisannya keliru
2. Penerapan Ejaan yang disempurnakan
a. Penggunaan Spasi
Penggunaan spasi setelah tanda baca sering tidak diindahkan. Menurut ketentuanyang berlaku, setelah tanda baca (titik, koma, titik koma, titik dua, tanda satu, tanda Tanya) harus ada spasi, jarak satu pukulan ketikan.
b. Pengunaan Garis Bawah Satu
Garis bawah satu dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk menandai kata-kata atau bagian-bagian yang harus dicetak miring apabila karya tulis ilmiah itu diterbitkan. Garis bahwa satu dipakai pada 1) anak bab, 2) subanak bab, 3) kata asing atau kata daerah, 4) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam naskah. Perhatikan contoh-contoh berikut:
1) Anak Bab
Misalnya
1. Later Belakang dan Masalah
2) Subanak Bab
Misalnya:
1.1.1. Later Belakang
1.1.2. Masalah
3) Kata Asing atau kata Daerah
Acceptence boundary “batas penerimaan”
Papalingpang (Sd.) bertentangan.
4) Judul Buku, Majalah, atau Surat Kabar yang diterbitkan
Misalnya:
Buku Dasar-dasar Gizi Kuliner
Majalah Intisari
Surat Kabar Kompas
Garis bawah satu itu dibuat terputus-putus kata demi kata, sedangkan spasi (jarak kata dengan kata) tidak perlu digarisbawahi sebab yang akan dicetak miring adalah kata itu sendiri.
3. Pemenggalan Kata
Apabila memengalan atau penyukuran sebuah kata dalam penggantian baris, kita harus membubuhkan tanda kurang (-), dengan tidak didahului spasi dan tidak dibubuhksn di pinggir ujung bsris. Tanda hubung itu dibubuhkan di pinggir ujung baris. Dalam kaitan ini, pias kanan karya tulis ilmiah tidak perlu lurus. Yang harus diutamakan adalah pemenggalan kata sesuai dengan kaidah penyukuan, bukan masalah kelurusan atau kerapian pias kanan karya tulis ilmiah. Namun, jika pengetikan karya tulis menggunakan computer, kerapian pias kanan dapat deprogram dan penyukuran kata dapat dicegah. Berikut dicantumkan kaidah penyukuran sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
1) Kalau di tengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua vocal.
Misalnya : bi-arkan, mema-lukan, pu-ing.
2) Kalau di tengah kata ada dua vocal yang mengapit sebuah konsonan (termasuk ng, ny, sy, dan kh), Pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu.
Misalnya : pu-jangga, tereke-nal, meta-nol, muta-khir.
3) Kalau di tengah kata ada dua konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan di antara konsonan itu.
Misalnya : hid-roponik, resep-sionis, lang-sung.
4) Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, Pemisahan tersebut dilakukan di antara konsonan yang pertama dan konsonan kedua.
Misalnya : Indus-trial, kon-struksi, in-stansi, ben-trok.
5) Jika kata berimbuhan atau berpartikal dipengal, kita harus memisahkan imbuhan atau partikel itu dari kata dasarnya (termasuk imbuhan yang mengalami perubahan bentuk).
Misalnya : pelapuk-an, me-ngisahkan, peng-awetan.
Selain itu, jangan sampai terjadi pada ujung baris atau pada pangkal baris terdapat hanya satu huruf walaupun huruf itu merupakan satu suku kata. Demikaian juga, harus diusahakan (kalau mungkin) agar nama orang tidak dipenggal atau suku-suku katanya.
4. Penulisan di sebagai kata Depan
Di yang berfungsi sebagai kata depan harus dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya. Biasanya di sebagai kata depan ini berfungsi menyatakan arah atau tempat dan merupakan jawaban atas pernyataan dimana.
Contoh-contoh penggunaan di kata depan
di samping di rumah
di persimpangan
di sebelah utara
di pasar
di sungai
di luar kota
di toko
5. Penulisan di sebagai Awalan
Di- yang berfungsi sebagai awalan membentuk kata kerja pasif dan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Pada umumnya, kata kerja pasif yang berawalan di-dapat diubah menjadi kata kerja aktif yang berawalan meng-(meN-).
Misalnya:
Diubah berlawanan dengan mengubah
Dipahami berlawanan dengan memahami
Dilihat berlawanan dengan melihat
Dimeriahkan berlawanan dengan memeriahkan.
Diperlihatkan berlawanan dengan memperlihatkan.
6. Penulisan ke sebagai Kata Depan
Ke yang berfungsi sebagai kata depan, biasanya menyatakan arah atau tujuan dan merupakan jawaban atas pertanyaan ke mana. Ke belakang ke muka
ke kecamatan
ke lokasi penelitian
ke pinggir
ke atas
ke sini
ke samping
ke bawah
ke dalam
Sebagai patokan kita, ke yang dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya jika kata-kata itu dapat dideretkan dengan kata-kata yang didahului kata di dan dari.
Misalnya :
Ke sana di sana dari sana
Ke kecamatan di kecataman dari kecamatan
ke jalan raya di jalan raya dari jalan raya
ke berbagai di berbagai dari berbagai
Instansi Instansi Instansi
7. Penulisan ke-sebagai Awalan
Ke- yang tidak menunjukkan arah atau tujuan harus dituliskan serangkaian dengan kata yang mengiringinya karena ke-seperti itu tergolong imbuhan.
Misalnya:
Kelima kepagian
Kehadiran ketrampilan
Kekasih kepanasan
Kehendak kedinginan
Ketua kehujanan
Catatan:
Ke pada kata kemari, walaupun menunjukkan arah, harus dituliskan serangkaian karena tidak dapat dideretkan dengan di mari dan dari mari. Selain itu, penulisan ke pada kata keluar harus dituliskan serangkai jika berlawanan dengan kata masuk. Misalnya : saya ke luar dari organisasi itu. Akan tetapi, jika ke luar itu berlawanan dengan ke dalam, ke harus dituliskan terpisah. Misalnya, Pandangannya diarahkan ke luar ruangan.
8. Penulisan Partikel pun
Pada dasarnya, partikel pun yang mengikuti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan harus dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya karena pun di sana merupakan kata yang lepas.
Menangis pun di rumah pun
Seratus pun satu kali pun
Berlari pun tingginya pun
Negara pun apa pun
Sesuatu pun ke mana pun
Akan tetapi, kata-kata yang mengandung pun berikut harus dituliskan serangkai karena sudah dianggap padu benar. Jumlah kata seperti itu tidak banyak, hanya dua belas kata, yang dapat dihapal di luar kepala, yaitu adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, Cyang berarti walaupun) sungguhpun, dan walaupun.
9. Penulisan Partikel per
Partikel per yang berarti “mulai” demi atau “tiap” dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
Per meter per kilogram
Per orang per Oktober
Per orang per Januari
Per kapita per liter
Satu per satu
Akan tetapi, per yang menunjukkan pecahan atau imbuhan harus dituliskan serangkaian dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Lima tiga perdelapan perempat final
Empat pertiga satu perdua
Dua pertujuh tujuh persembilan
10. Penggunaan Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan kata ulang. Dalam pedoman ejaan kata ulang harus dituliskan dengan dirangkaikan oleh tanda hubung. Penggunaan angka dua pada kata ulang tidak dibenarkan, kecuali dalam tulisan-tulisan cepat,- seperti catatan pada waktu mewawancarai seseorang atau catatan fapat. Perhatian penggunaan tanda hubung pada kata ulang berikut.
dibesar-besarkan bolak-balik
berliku-liku meloncat-loncat
ramah-tamah kait-mengait
sayur-mayur tunggang-langgang
centang-perenang kupu-kupu
compang-camping tolong-menolong
Tanda hubung juga harus digunakan antara huruf kecil dan huruf capital kata berimbuhan, baik awalan maupun akhiran, dan antara unsur kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan kata yang mengikutinya yang diawali huruf capital.
Misalnya:
rahmat-Nya se-Jawa Barat
non-RRC di sisi-Nya
se-DKI Jakarta non-Palestina
hamba-Nya se-lndonesia
KTP-Nya PBB-lah
ber-SIM SK-mu
Makhluk-Nya pan-lslamisme
Sinar-X
Antara huruf dan angka dalam suatu ungkapan juga harus digunakan tanda hubung.
Misalnya :
ke-2 ke-50
uang 500-an ke-25
ke-100 tahun 90-an
ke-40 ke-500
abad 20-an
Jika dalam tulisan terpaksa digunakan kata-kata asing yang belum diserap, kemudian kata itu diberi imbuhan bahasa Indonesia, penulisannya tidak langsung diserangkaikan, tetapi dirangkaikannya dengan tanda hubung. Dalam hubungan ini, kata asingnya perlu digarisbawahi (cetak miring).
Misalnya:
men-charter di-recall
di-charter di-calling
di-coach men-tackle
pen-tacle-an
Sebenarnya, masih banyak masalah ejaan yang perlu dibicarakan, terutama yang sering dijumpai dalam tulisan sehari-hari salah, tetapi karena ada hal lain, yaitu masalah penyusunan kalimat dan paragraph, yang juga perlu disinggung selintas, pembicaraan ejaan dicukupkan sekian saja. Diharapkan agar para penyusun karya tulis ilmiah memiliki sendiri buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan agar segala masalah aturan ejaan dapat dikuasai betul.
11. Pembentukan Kata
a. Peluluhan Bunyi
Jika kata dasar berbunyi awal /kl, /pi, /t/, /s/, ditambah imbuhan meng-, meng-…kan, atau meng-l, bunyi awal itu harus luluh menjadi (ng), /ml/, /n/, dan /ny/. Kaidah itu berlaku juga bag! kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang sudah menjadi warga kosakata bahasa Indonesia. Bandingkan dua bentuk di bawah ini, yaitu bentuk baku dan bentuk tidak baku.
Bentuk Baku Bentuk Tidak Baku
Mengikis
Mengultuskan
Mengambinghitamkan
Mengalkulasikan
Memesona
Memarkir
Menafsirkan
Menahapkan
Menerjemahkan
Menyukseskan
Menyuplai
Menargetkan
Menakdirkan Mengkikis
Mengkultuskan
Mengkambinghitamkan
Mengkalkuiasikan
Mempesona
Memparkir
Mentafsirkan
Mentahapkan
Menterjemahkan
Mensukseskan
Mensuplai
Mentargetkan
Mentakdirkan
Demikian juga, bunyi /k/, /p/, /t/, /s/, harus luluh jika diberi imbuhan peng- atau peng..-an (pe-N atau pe N-….an).
Bentuk Baku Bentuk Tidak Baku
Pengikisan Pemarkiran Penargetan Penerjemahan Penahanan Penyuplai penyuksesan Pengikikisan Pemparkiran Pentargetan Penterjemahan Pentahapan Pensuplai Pensuksesan
Kaidah di atas tidak berlaku bagi kata-kata serapan yang bunyi awal katanya berupa gugus konsonan.
Transkripsi menjadi mentranskripsikan atau pentranskripsian, klasifikasi menjadi mengklasifikasikan atau pengklasifikasian.
b. Penulisan Gabungan Kata
Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan terdapat kaidah yang menyatakan bahwa gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk, unsure-unsurnya dituliskan terpisah. Gabungan kata yang harus dituliskan terpisah, antara lain, sebagai berikut.
duta besar tata bahasa
sebar luas loka karya
tanda tangan empat puluh
ibu kota dua puluh lima
rumah sakit umum lipat ganda
hancur lebur juru tulis
tanggung jawab anak emas
tepuk tangan kerja sama
kambing hitam beri tahu
Selain gabungan kata di atas yang harus dituliskan terpisah, terdapat juga gabungan kata yang harus dituliskan serangkai, yaitu gabungan kata yang sudah dianggap sebagai kata yang padu, sebagai berikut.
Bagaimana
bumi putra
padahal
halalbihalal
saputangan
segitiga
antarkota
antarwarga
asusila
dasawarsa
kontrarevolusi
ekstrakurikuler
Pancasila
mahakuasa
mahasiswa
pascapanen
pascaperang
purnawirawan
purnasarjana
semiprofessional
nonmigas apabila
dari pada
matahari
barangkali
manakala
sekaligus
bilamana
amoral
dwiwarna
caturtunggal
poligami
monoteisme
saptakrida
subbagian
subpanitia
subseksi
swadaya
swasembada
peribahasa
perilaku
tunarungu
tunanetra
C. Format Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah biasanya ditulis pada kertas ukuran A4, dengan margin (lebar sisi) kiri 4 cm dan sisi atas, bawah dan samping kanan 3 cm.. Jenis huruf, spasi, format numbering sub-sub judul bab, serta pola penomoran dan lain-lain biasanya ditentukan oleh masing-masing institusi. Namun demikian yang penting dalam penulisan ilmiah adalah konsistensi bentuk/ukuran dari awal sampai akhir tulisan. Berikut ini disajikan beberapa contoh format yang umum.
bentuk/ukuran dari awal sampai akhir tulisan. Berikut ini disajikan beberapa contoh format yang umum.KLIK DI SINI
D. Lembar Kerja
Setelah Anda pelajari notasi penulisan karya iliah baik karya ilmiah laporan penelitian maupun karya ilmiah untuk keperluan seminar, coba sekarang Anda diskusikan dalam kelompok, salah satu bentuk karya ilmiah yang Anda bisa mita pada instruktur Anda. Adapun pokok-pokok yang harus Anda diskusikan adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang digunakan dalam mengutip yang ada dalam karya ilmiah tersebut.
2. Tuliskan contoh-contoh kutipan langsung dan tidak langsung yang ada dalam setiap kutipan!
3. Bagaimana menurut penialain kelompok anda kekurngan dan kelebihan teknik mengutip dengan sistem harvard dan sistm catatan kaki??
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Arsyad Maidar G., dan Ridwan, Sakura H. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
American Psychological Assosciation. 2001. Publication Manual of The American Psychological Assosiantion.Ed. ke-5 Washingtn, D.C.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. (Ed. Ke-2). Jakarta: Akademika Pressindo.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende-Flores: Penerbit Nusa Indah.
Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta : Puspa Swara
Surisasumantri, Jujun S. 2000. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer Jakarta: Sinar Harapan,
Turabian, Kate L. 1996. A Manual for Wrting of Term Papers, Theses, and Disertation. (Ed. Ke 6). Chicago: The University of Chicago Press.
DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL











PENULISAN ILMIAH


PENULISAN ILMIAH

  1. Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.

  1. Macam Karya Tulis Ilmiah

Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
  • MAKALAH
    Makalah, adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
  • SKRIPSI
    Skripsi, adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
  • TESIS
    Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
  • DISERTASI
    Disertasi, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
  • ARTIKEL
    Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66).  Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005: 84).
    Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan yang tak tentu panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur; sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; wujud karangan berupa berita atau “karkhas” (Pranata 2002: 120).
    Artikel mempunyai dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang- undang dasar atau anggaran dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi dengan penguraian Webster`s Dictionary yang mengartikan bahwa artikel adalah a literary compositon in a journal (suatu komposisi atau susunan tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan atau media massa). Sejak tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya.
  • ESAI
    Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis esai.
  • OPINI
    Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.
  • FIKSI
    Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun sebuah ‘kebenaran’ yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna. Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan ke dalam golongan ini.
Di Perguruan Tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
  1. Tujuan Dan Kegunaan
Pada hakikatnya penulisan karya ilmiah pada mahasiswa bertujuan:
  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara STAIN dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

  1. Kesalahan Yang Sering Terjadi
Sebetulnya mahasiswa terlebih para sarjana memiliki modal kemampuan menulis. Hanya saja kemampuan tersebut haruslah senantiasa diasah agar tidak tumpul. Seorang mahasiswa serta sarjana yang memiliki kemampuan menulis akan lebih sukses daripada yang tidak memiliki kemampuan tersebut.
Beberapa bentuk kesalahan yang sering dijumpai dalam tulisan antara lain:
  • Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.
  • Salah dalam menyusun struktur pelaporan.
  • Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat).
  • Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar.
  • Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri).
  • Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).
  • Isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti materi presentasi.
  • Isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.
Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Karya Tulis Ilmiah : Contoh Karya Tulis Ilmiah

16

Pengertian Karya Tulis Ilmiah dan Contoh Karya Tulis Ilmiah

Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang apa itu karya tulis ilmiah dan berbagai contoh karya tulis ilmiah yang bisa anda download secara gratis. Dalam menulis karya ilmiah memang diperlukan suatu keahliah dalam bidang menulis. Selanjutnya aktivitas menulis itu tidak bisa dipisahkan dengan tradisi membaca karena kita mendapat inspirasi dan ide untuk menuliskan sesuatu salah satunya dari membaca. Oleh karenanya bagi remaja, lebih baik dikembangkan aktivitas membaca terlebih dahulu, baru kemudian aktivitas menulis. Baiklah langsung saja mari kita bahas tentang pengertian karya tulis ilmiah dan contoh karya tulis ilmiah.

Pengertian Karya Tulis

Karya tulis mempunyai banyak ragam tergantung dari tujuan, manfaat, sumber penulisan, dan aspek-aspek lainnya. Berdasarkan sumbernya, secara umum karya tulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu karya fiksi (tidak ilmiah) dan non fiksi (ilmiah). Karya fiksi merupakan karya tulis yang sumbernya semata-mata imajinasi, fantasi, atau rekaan dari si penulis. Tujuan orang menulis fiksi biasanya untuk menghibur atau bisa jadi untuk mengungkapkan isi hati penulis. Karya sastra merefleksikan situasi masyarakat tertentu. Contoh dari karya tulis jenis ini adalah karya sastra: novel, cerpen, puisi, dan lain-lain.

Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan tertentu. Jenis-jenis karya ilmiah antara lain: karangan ilmiah, laporan penelitian, makalah atau paper, artikel, dan lain-lain. Barangkali anda sering mendapat tugas dari guru untuk membuat karangan, makalah, atau paper sewaktu menempuh pelajaran tertentu. Ini artinya anda sudah pernah membuat karya ilmiah.
<a href='http://imgads.night-hawk.net/ck.php?n=abc5806f&amp;cb=582389711' target='_blank'><img src='http://imgads.night-hawk.net/avw.php?zoneid=95&amp;cb=582389711&amp;n=abc5806f' border='0' alt='' /></a>

<a href='http://imgads.night-hawk.net/ck.php?n=abc5806f&amp;cb=545698258' target='_blank'><img src='http://imgads.night-hawk.net/avw.php?zoneid=95&amp;cb=545698258&amp;n=abc5806f' border='0' alt='' /></a>

Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah dapat didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan bahwa pengertian karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.
Karya tulis ilmiah dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu: (a) karya tulis ilmiah yang merupakan laporan hasil pengkajian/penelitian, dan (b) karya tulis ilmiah yang berupa tinjauan/ulasan/ gagasan ilmiah. Meskipun keduanya berbeda, namun sebagai tulisan yang bersifat ilmiah terdapat beberapa ciri yang menunjukkan kesamaan antara lain:Contoh karya tulis ilmiah dan pengertian karya ilmiah
  1. hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
  2. kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
  3. kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
  4. tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya

Jenis Karya Tulis Ilmiah

Seperti yang sudah saya sampaikan pada postingan terdahulu tentang macam-macam karya tulis ilmiah, Karya tulis ilmiah dapat disajikan dalam bentuk laporan penelitian, artikel ilmiah di jurnal, artikel ilmiah popular di media massa, makalah seminar, buku, diktat, modul, maupun karya terjemahan. Dengan demikian terdapat banyak pilihan bagi guru dalam mengembangkan profesinya melalui karya tulis ilmiah. Tidak ada salahnya pada tulisan ini saya jabarkan lagi secara singkat jenis-jenis karya tulis ilmiah.
  1. Makalah atau paper merupakan rumusan atau simpulan pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian sederhana dari sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau penulis sebelumnya. Karya ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen atau guru kepada mahasiswa atau siswanya. Tujuannya biasa untuk memberikan ruang bagi peserta didik dalam menuangkan gagasan ilmiahnya untuk mengasah kemampuan intelektualnya dalam menanggapi permasalahan yang berkembang. Makalah biasanya disajikan dalam forum seminar, lokakarya, workshop dan sejenisnya.
  2. Laporan praktikum biasanya merupakan laporan tertulis dari serangkaian kegiatan praktikum yang telah dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa. Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi sangat penting karena praktik kerja baik di lapangan maupun di laboratorium terdiri dari tahapan-tahapan yang sistematis yang harus dilaporkan secara sistematis juga. Dengan demikian penulisan laporan praktikum dituntut untuk menyampaikan sebuah kegiatan secara sistematis, runtut dan terperinci.
  3. Artikel merupakan gagasan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka atau hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi pemikiran dari ahli atau seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu (pengamat). Artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan adalah ruang publikasinya. Apabila makalah disampaikan dalam forum seminar atau workshop, artikel dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah atau media massa (koran atau majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah populer). Artikel dapat ditulis dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay atau feature. Opini merupakan gagasan pribadi penulis, sedangkan essay merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa Indonesia, 2005: 308). Sedangkan feature merupakan bentuk penulisan artikel yang berupa berita.
  4. Tugas akhir baik skripsi (tingkat S1), thesis (S2) atau disertasi (S3) merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk mengakhiri studi di perguruan tinggi. Tugas akhir biasanya berupa hasil penelitian dari bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil) yang kemudian diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat kelulusan dan kelayakan karya tersebut.

Kumpulan Contoh karya tulis ilmiah

Untuk memperdalam dalam mempelajari tentang karya ilmiah, maka saya akan berikan beberapa contoh karya ilmiah yang dapat anda jadikan referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

1.      Contoh karya tulis ilmiah remaja

Klik disini

2.      Contoh karya tulis ilmiah tugas akhir 

Klik disini

3.      Contoh karya tulis ilmiah pendidikan

Klik disini

Demikianlah Pengertian Karya Ilmiah dan Contoh Karya Tulis Ilmiah, semoga bermanfaat

Musim penghujan, rumah anda belum ada kanopinya? Lihat => Harga Kanopi Baja Ringan!




















Karya Tulis Ilmiah : Contoh Karya Tulis Ilmiah

16

Pengertian Karya Tulis Ilmiah dan Contoh Karya Tulis Ilmiah

Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang apa itu karya tulis ilmiah dan berbagai contoh karya tulis ilmiah yang bisa anda download secara gratis. Dalam menulis karya ilmiah memang diperlukan suatu keahliah dalam bidang menulis. Selanjutnya aktivitas menulis itu tidak bisa dipisahkan dengan tradisi membaca karena kita mendapat inspirasi dan ide untuk menuliskan sesuatu salah satunya dari membaca. Oleh karenanya bagi remaja, lebih baik dikembangkan aktivitas membaca terlebih dahulu, baru kemudian aktivitas menulis. Baiklah langsung saja mari kita bahas tentang pengertian karya tulis ilmiah dan contoh karya tulis ilmiah.

Pengertian Karya Tulis

Karya tulis mempunyai banyak ragam tergantung dari tujuan, manfaat, sumber penulisan, dan aspek-aspek lainnya. Berdasarkan sumbernya, secara umum karya tulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu karya fiksi (tidak ilmiah) dan non fiksi (ilmiah). Karya fiksi merupakan karya tulis yang sumbernya semata-mata imajinasi, fantasi, atau rekaan dari si penulis. Tujuan orang menulis fiksi biasanya untuk menghibur atau bisa jadi untuk mengungkapkan isi hati penulis. Karya sastra merefleksikan situasi masyarakat tertentu. Contoh dari karya tulis jenis ini adalah karya sastra: novel, cerpen, puisi, dan lain-lain.

Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan tertentu. Jenis-jenis karya ilmiah antara lain: karangan ilmiah, laporan penelitian, makalah atau paper, artikel, dan lain-lain. Barangkali anda sering mendapat tugas dari guru untuk membuat karangan, makalah, atau paper sewaktu menempuh pelajaran tertentu. Ini artinya anda sudah pernah membuat karya ilmiah.
<a href='http://imgads.night-hawk.net/ck.php?n=abc5806f&amp;cb=918006965' target='_blank'><img src='http://imgads.night-hawk.net/avw.php?zoneid=95&amp;cb=918006965&amp;n=abc5806f' border='0' alt='' /></a>

<a href='http://imgads.night-hawk.net/ck.php?n=abc5806f&amp;cb=513732392' target='_blank'><img src='http://imgads.night-hawk.net/avw.php?zoneid=95&amp;cb=513732392&amp;n=abc5806f' border='0' alt='' /></a>

Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah dapat didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan bahwa pengertian karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.
Karya tulis ilmiah dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu: (a) karya tulis ilmiah yang merupakan laporan hasil pengkajian/penelitian, dan (b) karya tulis ilmiah yang berupa tinjauan/ulasan/ gagasan ilmiah. Meskipun keduanya berbeda, namun sebagai tulisan yang bersifat ilmiah terdapat beberapa ciri yang menunjukkan kesamaan antara lain:Contoh karya tulis ilmiah dan pengertian karya ilmiah
  1. hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
  2. kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
  3. kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
  4. tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya

Jenis Karya Tulis Ilmiah

Seperti yang sudah saya sampaikan pada postingan terdahulu tentang macam-macam karya tulis ilmiah, Karya tulis ilmiah dapat disajikan dalam bentuk laporan penelitian, artikel ilmiah di jurnal, artikel ilmiah popular di media massa, makalah seminar, buku, diktat, modul, maupun karya terjemahan. Dengan demikian terdapat banyak pilihan bagi guru dalam mengembangkan profesinya melalui karya tulis ilmiah. Tidak ada salahnya pada tulisan ini saya jabarkan lagi secara singkat jenis-jenis karya tulis ilmiah.
  1. Makalah atau paper merupakan rumusan atau simpulan pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian sederhana dari sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau penulis sebelumnya. Karya ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen atau guru kepada mahasiswa atau siswanya. Tujuannya biasa untuk memberikan ruang bagi peserta didik dalam menuangkan gagasan ilmiahnya untuk mengasah kemampuan intelektualnya dalam menanggapi permasalahan yang berkembang. Makalah biasanya disajikan dalam forum seminar, lokakarya, workshop dan sejenisnya.
  2. Laporan praktikum biasanya merupakan laporan tertulis dari serangkaian kegiatan praktikum yang telah dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa. Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi sangat penting karena praktik kerja baik di lapangan maupun di laboratorium terdiri dari tahapan-tahapan yang sistematis yang harus dilaporkan secara sistematis juga. Dengan demikian penulisan laporan praktikum dituntut untuk menyampaikan sebuah kegiatan secara sistematis, runtut dan terperinci.
  3. Artikel merupakan gagasan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka atau hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi pemikiran dari ahli atau seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu (pengamat). Artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan adalah ruang publikasinya. Apabila makalah disampaikan dalam forum seminar atau workshop, artikel dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah atau media massa (koran atau majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah populer). Artikel dapat ditulis dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay atau feature. Opini merupakan gagasan pribadi penulis, sedangkan essay merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa Indonesia, 2005: 308). Sedangkan feature merupakan bentuk penulisan artikel yang berupa berita.
  4. Tugas akhir baik skripsi (tingkat S1), thesis (S2) atau disertasi (S3) merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk mengakhiri studi di perguruan tinggi. Tugas akhir biasanya berupa hasil penelitian dari bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil) yang kemudian diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat kelulusan dan kelayakan karya tersebut.

Kumpulan Contoh karya tulis ilmiah

Untuk memperdalam dalam mempelajari tentang karya ilmiah, maka saya akan berikan beberapa contoh karya ilmiah yang dapat anda jadikan referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

1.      Contoh karya tulis ilmiah remaja

Klik disini

2.      Contoh karya tulis ilmiah tugas akhir 

Klik disini

3.      Contoh karya tulis ilmiah pendidikan

Klik disini

Demikianlah Pengertian Karya Ilmiah dan Contoh Karya Tulis Ilmiah, semoga bermanfaat


Macam-Macam Karya Ilmiah

Ada berbagai macam karya ilmiah yang oleh Jacob (bahan kuliah Ilmu Menulis, Strata-2, Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 1991, tidak dipublikasi­kan) dikategorikan menjadi 11 macam:
  • Laporan penelitianMacam-Macam Karya Ilmiah
  • Skripsi
  • Tesis
  • Disertasi
  • Surat pembaca
  • Laporan kasus
  • Laporan tinjauan
  • Resensi
  • Monograf
  • Referat
  • Kabilitasi

Berikut ini jabaran dari masing-masing kategori karya ilmiah.

  1. Laporan penelitian adalah laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
  2. Skripsiadalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
  3. Tesis adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
  4. Disertasi adalah tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
  5. Surat pembacaadalah surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
  6. Laporan kasus adalah tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
  7. Laporan tinjauan adalah tulisan yang berisi tinjauan karya ilmiah dalam kurun waktu tertentu. Misalnya Biologi-calAnthropohgy in the Americas: ¡900-2000.
  8. Resensi adalah tanggapan terhadap suatu karangan atau buku yang memaparkan manfaat karangan atau buku tersebut bagi pembaca.
  9. Monograf adalah karya asli menyeluruh dari suatu masalah. Monograf ini dapat berupa tesis ataupun disertasi.
  10. Referat adalah tinjauan mengenai karangan sendiri dan karangan orang lain.
  11. Kabilitasi adalah karangan-karangan penting yang dikerjakan sarjana Departemen Pendidikan Nasional untuk bahan kuliah.
Selain kesebelas macam karya ilmiah tersebut di atas, belakangan ini banyak diterbitkan buku ajar yang bermanfaat sebagai penuntun perkuliahan dan diterbitkan oleh perguruan tinggi. Pada prinsipnya, buku ajar sama dengan kabilitasi. Selain itu, jenis tulisan ilmiah yang lain adalah proposal penelitian, dan modul. Proposal penelitian biasanya dibuat untuk aplikasi atau permohonan bantuan dana penelitian dan untuk rancangan skripsi, tesis, dan disertasi. Modul digunakan sebagai panduan perkuliahan dan biasanya hanya digunakan secara internal, tidak harus diterbitkan oleh penerbit.
Bagi anda yang ingin tau lebih lanjut tentang pengertian karya tulis ilmiah dan contoh karya tulis ilmiah bisa di baca di sini


PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH







6 Votes

Bagian Pertama
PEDOMAN PENULISAN
KARYA ILMIAH
Program S-1 Pemerintahan Integratif (PIN)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman
Homepage: http://www.pin.or.id, Email: pin@pin.or.id
BAB I
FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki
format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah.
Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi
pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam
format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya
ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain
sebagainya.
A. Bahan dan Ukuran Kertas
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
2. Jenis kertas: HVS 80 gram.
3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan)
dengan lambang Universitas Mulawarman sebagai pembatas.1
B. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci
sebagai berikut:
1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti
MS Word, Excel, dan lain-lain.2
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan
ukuran 12 kecuali untuk:
a. Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam
(soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing)
dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16
(disesuaikan dengan panjang judul, lihat Lampiran).
b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub
sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau
bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan
sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub
1 Khusus untuk Skripsi. Percetakan umumnya sudah menyediakan kertas pembatas ini.
2 Penggunaan software Open Source pengolah kata dengan flatform Linux, seperti Open
Office, diperbolehkan asalkan dalam penyerahan file dalam cakram digital (khusus untuk
skripsi), file tersebut sudah dikonversi ke PDF dan bisa dibaca dengan Windows.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
2
sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf
tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan
seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa (italic).
5. Batas tepi (margin):
a. Tepi atas : 4 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 3 cm
6. Sela ketukan (ind3e nsi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris
pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
7. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah
halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak,
riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2) Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis
dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5) Lainnya, lihat Lampiran.
b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi ganda.
c. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar
referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar
referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan
spasi tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.
6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital,
dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti
PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda
titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan
Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).
b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah
kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf
pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul
sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)
kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
3
Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan
seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar
(Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa
diakhiri titik. Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebalmiring
(bold-italic).
e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst.
(tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan
huruf a), b), c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai
dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata
depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-sub-bab dan sub subsub-
sub-sub-bab dicetak dengan huruf miring (italic).
f. Judul sub-bab, sub sub-bab, dan sub sub-sub-bab, dan seterusnya
(headings hierarchy) perlu dibedakan dengan rincian poin-poin atau
item-item (points/items hierarchy). Penulisan headings hierarchy
dimulai dari A, B, C, lalu 1, 2, 3, kemudian a, b, c, dan seterusnya
(lihat Box) dibuat sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas
margin kiri). Isi atau teksnya (alinea, kalimat) juga dibuat sejajar
dengan batas tepi kiri pengetikan dan awal kalimat dalam alinea baru
dibuat dengan indensi 1 cm). Sementara penulisan points/items
hierarchy tidak sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas
margin kiri), melainkan mengikuti poin-poin/item-item dimaksud
atau posisinya disesuaikan dengan memperhatikan estetika.
Penggunaan angka atau huruf awal untuk poin-poin atau item-item
juga disesuaikan (bisa dimulai dari 1,2,3 atau a, b, c).
Penulisan headings hierarchy (sub-judul) – sejajar batas tepi kiri:
Batas tepi kiri pengetikan
A. Judul Sub-Bab (bold)
1. Judul Sub Sub-Bab (bold)
a. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-italic)
1) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
2) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
b. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-italic)
1) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
2) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
a) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
b) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Bab (italic)
2. Judul Sub Sub-Bab (bold)
B. Judul Sub-Bab (bold)
1. Judul Sub Sub-Bab (bold)
2. Judul Sub Sub-Bab (bold)
Sejajar
dengan
batas
tepi kiri
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
4
Penulisan points/items hierarchy (rincian poin-poin/item-item) – tidak
sejajar dengan batas tepi kiri (masuk ke dalam, disesuaikan):
g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan
keduanya (headings hierarchy dan points/items hierarchy) dalam
sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada Lampiran.
h. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul
(headings hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-subsub-
bab dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan
memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin atau item-item
(points/items hierarchy).
7. Bilangan dan satuan:
a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak
pada awal kalimat yang harus dieja. Contoh:
Umur mesin 10 tahun.
Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg,
cm, dan lain-lain)
Batas tepi kiri pengetikan
A. Poin/Item
1. Sub-Poin/Item
a. Sub Sub-Poin/Item
1) Sub Sub-Sub-Poin/Item
2) Sub Sub-Sub-Poin/Item
b. Sub Sub-Poin/Item
1) Sub Sub-Sub-Poin/Item
2) Sub Sub-Sub-Poin/Item
a) Sub Sub-Sub-Sub-Poin/Item
b) Sub Sub-Sub-Sub-Poin/Item
(1) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item
(2) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item
(a) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item
(b) Sub Sub-Sub-Sub-Sub-Sub-Poin/Item
2. Sub-Poin/Item
B. Poin/Item
1. Sub-Poin/Item
2. Sub-Poin/Item
Catatan: Poin/Item dan sub-subnya ditulis dengan huruf biasa,
kecuali untuk pemberian tekanan, istilah asing, dsb.
Tidak
sejajar
dengan
batas
tepi kiri
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
5
d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan
pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis
dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua pertiga.
C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halamanhalaman
awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya,
adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman
dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan
di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap
dihitung.
2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka
diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya).
Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru
yang tidak diisi nomor halaman.
3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang
disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Mahak Baru
D. Tabel dan Gambar
Pembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar mengikuti ketentuanketentuan
sebagai berikut:
1. Tabel
a. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data-data
penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan pada
Lampiran.
b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan
kanan pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris
teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua
spasi.
h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan
ketentuan:
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
6
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi
yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak
dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan
nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua
menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Tabel 2.5
menunjukkan bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel
urutan kelima pada bab itu.
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman
naskah dapat diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika
dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah yang
dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus
dicantumkan sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan
spasi tunggal (lihat Lampiran).
2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram,
atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas
tersebut tidak melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi
kiri dan kanan pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang
tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran dan
posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar, tapi
jarak ke tepi kiri dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang
digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua
spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks.
Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
menunjukkan nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan
bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh:
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar
urutan pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman
naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat
kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain).
g. Contoh penyajian gambar bisa dilihat dalam Lampiran.
BAB II
PENGGUNAAN BAHASA
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial
dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh
penulis skripsi bisa dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa
yang baik dan benar.
Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana
termuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD) (lihat Lampiran).
2. Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat,
obyek dan/atau keterangan.
3. Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan
kalimat penjelas.
4. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-
Indonesia-kan.
5. Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai
penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam kurung), dan diketik dengan
menggunakan huruf miring.
6. Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan
atau dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).
7. Hal-hal yang harus dihindari:
a. Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku,
kami, kita, kamu). Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata
Pengantar, istilah “saya” diganti dengan “penulis”.
b. Menonjolkan penulis dalam menguraikan penelitian.
c. Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.
d. Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan
dengan fungsi di dan ke sebagai kata depan).
e. Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik,
titik koma, titik dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.
f. Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan
karya ilmiah.
Beberapa contoh kesalahan yang sering dijumpai dalam penyusunan
skripsi beserta koreksinya adalah sebagai berikut:
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
8
Contoh 1: Hubungan Subyek dan Predikat
Salah:
Benar:
Benar:
Contoh 2: di dan ke sebagai kata depan dan awalan
Salah:
Benar:
Menurut Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah
Indonesia menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan
demokratisasi.
Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi
dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia
menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan
demokratisasi.
Sistem pemerintahan ditingkat desa telah di sempurnakan. Di lihat
dari perspektif politik, Kepala Desa yang di pilih langsung memiliki
posisi tawar yang lebih di banding Kepala Desa yang di tunjuk.
Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah keatas mengalir deras.
Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat
dari perspektif politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki
posisi tawar yang lebih besar dibanding Kepala Desa yang ditunjuk.
Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah ke atas mengalir deras.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
9
Contoh 3: Penggunaan tanda kurung
Salah:
Benar: (kata di dalam kurung tanpa spasi)
Contoh 4: Penggunaan huruf besar dan kecil
Salah:
Benar:
Contoh 5: Penggunaan tanda baca
Salah:
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) telah
direorganisasi menjadi Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dan
Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ).
Angkatan Bersenjata Republik Indones (ABRI) telah direorganisasi
menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik
Indonesia (Polri).
Kecamatan long iram terdiri dari beberapa Desa, yang sebagian di
antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian di
antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Bagaimanakah hubungan antara identifikasi partai dengan voting
behaviour dalam pemilihan umum ?
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
10
Salah:
Benar: (tanpa spasi sebelum tanda tanya, tanpa titik setelah tanda tanya)
Contoh 7: Jika-maka
Salah:
Benar: (tanda tanya tanpa spasi dan tidak ada titik setelah tanda tanya)
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting
behaviour dalam pemilihan umum?
Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasi
tapi juga otonomi polittik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa
dalam menyelesaikan persolan-persoalan di daerahnya.
Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga
otonomi politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam
penyelesaikan persoalan-persoalan di daerahnya.
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting
behaviour dalam pemilihan umum?.
BAB III
RUNNING NOTES DAN FOOTNOTES
A. Running Notes (Referensi Langsung):
Running notes atau referensi langsung adalah penyebutan sumber yang
dirujuk (referensi) yang diletakkan di teks utama sebuah karya ilmiah. Running
notes dibuat dengan format: ”(Nama keluarga/belakang pengarang Tahun)” atau
”Nama lengkap atau keluarga/belakang (Tahun)”. Contoh:
Atau:
Jika referensinya dua pengarang atau lebih, pemisahannya memakai tanda ”,”
(koma). Contoh:
Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit yang berbeda tapi ditulis oleh
pengarang yang sama, maka penulisannya adalah sebagai berikut:
Partai yang perolehan suaranya kurang dari satu persen
disebut sebagai partai desimal (Haris 2006).
Syamsudin Haris (2001) memberi terminologi ”partai desimal” untuk
partai yang perolehan suara suaranya kurang dari satu persen.
Menurut Harold Crouch (1979, 1988), keterlibatan militer (military
intervention) dalam politik disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal.
Pembahasan yang mendalam tentang militer dan politik di Indonesia
banyak dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979,
Jenkins 1986, Sundhausen 1990, Singh 1988), yang pokok
bahasannya bisa dipetakan dalam berbagai perspektif pemikiran
berkenaan dengan hubungan sipil-militer di negara berkembang.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
12
Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit berbeda yang ditulis oleh
pengarang yang sama dan buku lainnya oleh pengarang lain, pemisahannya
memakai tanda ”;” (titik koma).
Tanda baca “;” (titik koma) juga dipakai untuk menghindari kekeliruan
penggunaan tanda “,” (koma) dalam pemisahan referensi yang satu dengan
referensi yang lainnya dan dalam referensi yang ditulis oleh tiga pengarang.
Contoh:
Atau:
Jika referensinya berupa alamat website atau URL (Universal Resource
Locator) yang pendek, running notes bisa dibuat dengan menyebut URL-nya,
yang hyperlinknya dihilangkan (remove hyperlink)3 dan dicantumkan tanggal
aksesnya. Contoh:
3 Hyperlink dihilangkan maksudnya link langsung ke alamat website tersebut ditiadakan
sehingga tidak ada lagi alamat website (URL) berwarna selain hitam dan atau dengan garis
bawah (estetika dan konsistensi teks) dan link tersebut tidak langsung bisa diklik. Untuk
mengaksesnya, URL tersebut harus di-copy dan paste di browser.
Pembahasan tentang peranan militer dalam politik di Indonesia
banyak dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979,
1988; Jenkins 1986; Singh 1988), yang kajian-kajiannya bisa
dipetakan dalam berbagai perspektif pemikiran.
Di wilayah Asia Pasifik, Filipina merupakan salah satu negara
terdepan dan menjadi pionir dalam mengembangkan inovasi untuk
melakukan devolusi pengelolaan sumber daya alam (Dahal &
Capistrano 2006; Pulhin, Inoue & Enters 2007).
Kebijakan terbaru dalam pelembagaan proses devolusi pengelolaan
sumberdaya alam ditulis oleh beberapa pihak (DENR 2003; Magno
2003; Pulhin, Inoue & Enters 2007).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
13
B. Footnotes (Catatan Kaki):
Catatan kaki adalah catatan di kaki halaman yang dipergunakan untuk
memberikan penjelasan tambahan atau mencantumkan URL panjang. Jika di
dalam catatan kaki ada referensi, referensinya dibuat dalam bentuk running
notes. Besar font catakan kaki adalah lebih kecil dari teks utama, yakni dengan
besar font 10.
1. Catatan Kaki Berisi Penjelasan
Catatan kaki bisa digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan
tambahan sebuah istilah, frase, kalimat, dan sejenisnya. Pemakaian catatan kaki
dengan penjelasan bisa dilihat dalam contoh berikut:
Menurut Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Gerdabangagri adalah
program pembangunan yang memfokuskan diri pada peningkatan
kualitas sumberdaya manusia, perbaikan ekonomi rakyat, dan
pembangunan pertanian (www.kutaitimur.go.id, diakses 6 Juni 2007).
Dalam bidang pembangunan pertanian, kegiatan diarahkan pada
kegiatan pertanian yang mendukung agribisnis.
Jumlah kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur terus
bertambah.1 Pertambahan ini tentu punya implikasi terhadap
meluasnya pemanfaatan lahan untuk perkantoran, perumahan, dan
kegiatan bisnis.
______________
1Dalam rentang waktu yang cukup lama (era Orde Baru), kabupaten/ kotamadya
di Kaltim berjumlah enam buah (Balikpapan, Samarinda, Kutai, Bulungan,
Berau, Pasir). Pada pasca Orde Baru, jumlah kabupaten/kota meningkat dratis
menjadi 13 (Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda, Kutai
Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Bontang, Bulungan, Berau, Tarakan,
Malinau, Nunukan), dan baru-baru ini ada penambahan satu kabupaten lagi,
yakni Kabupaten Tanah Tidung, sehingga sekarang terdapat 14 Kabupaten/Kota
di Kalimantan Timur.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
14
2. Catatan Kaki Berisi Penjelasan dan Running Notes
Catatan kaki bisa juga digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan
tambahan, lengkap dengan referensinya. Contoh catatan kaki yang menjelaskan
suatu teks lengkap dengan referensinya adalah sebagai berikut:
3. Catatan Kaki Berisi URL Panjang.
Referensi langsung yang berupa alamat website (URL) panjang
dicantumkan di catatan kaki, hyperlinknya dihilangkan dan tanggal aksesnya
dicantumkan. Jika URL-nya tidak cukup dalam satu baris, pemisahan dilakukan
di belakang tanda baca (”/”, ”_”, ”+”, ”=”, dan lain sebagainya), angka, atau
kata tertentu. Contoh:
Secara umum, aksi kolektif (collective action) didefinisikan sebagai
semua aksi yang dilakukan secara kolektif untuk mencapai tujuan
kolektif atau mendapatkan barang-barang/sarana-prasarana kolektif
(collective good2) (Olson 1965, 1971; Marwell & Oliver 1993).
______________
2Beberapa ahli mendefinisikan collective good sebagai barang, fasilitas, saranaprasarana,
dan sejenisnya, yang mana individu-individu tertarik atau tak bisa
lepas dengannya (karena mereka merasa akan memperoleh manfaat darinya) dan
jika diberikan ke atau digunakan oleh orang lain, siapa saja (semua individu)
akan tetap bisa menggunakan atau memanfaatkan collective good itu (Marwell
dan Oliver 1993:4). Lihat juga Oberschall (1997).
Setelah revolusi Amerika dan Perancis, wacana yang muncul adalah
apakah untuk membatasi kediktatoran mayoritas diperlukan adanya
lembaga Senat (Upper Chamber).³
_________________
³http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy#Constitutional_monarchs_and_upper_
chambers (diakses 15 April 2008).
BAB IV
PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI
PADA TEKS UTAMA
Mentaati etika ilmiah dalam pengutipan dengan menyebutkan sumber
kutipan akan menghindarkan diri dari perbuatan melakukan plagiasi atau
plagiarisme. Bab ini membahas jenis-jenis kutipan dan ketentuan penyebutan
sumber rujukan, yang di dalamnya meliputi pembahasan cara-cara pengutipan.
A. Jenis-Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil
karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks
aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan
referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor
halamannya.
a. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut
diketik dengan jarak dua spasi dan diberi tanda petik. Contoh:
b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada
garis baru, sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan
tanpa tanda petik:
Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan
pemilu 2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading
di Kabupaten Bantul.”
Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang
menggunakan sistem distrik:
negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil)
yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk
distrik berbeda dari satu negara ke negara lain, misalnya di
Inggris jumlah penduduknya kira-kira 500.000 orang dan
India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya berhak
atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas
(suara terbanyak) dalam distriknya menang.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
16
Atau (jika huruf “n” kecil dalam kata “negara” diganti dengan huruf
“N” besar dalam kata “Negara”):
c. Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf
miring. Contoh:
d. Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan dari
pengarang lain (mengutip sebuah kutipan), maka tambahkan kata
“dalam” ketika menyebut referensinya. Contoh: Afan Gaffar menulis
sebuah buku dan di dalam bukunya ia mengutip pendapat Giovanni
Sartori; penulis skripsi kemudian mengutip pendapat Sartori yang
terdapat dalam buku Gaffar tersebut; maka penulisan referensinya
adalah sebagai berikut:
Berkenaan dengan peradaban, Huntington (1996:303) mengatakan
sebagai berikut:
The overriding lesson of the history of civilization, however,
is that many things are probable but nothing is inevitable.
Civilizations can and have reformed and renewed themselves.
The central issue for the West is whether, quite apart from
any external challenges, it is capable of stoping and
reversing the internal processes of decay.
Menurut Sartori (dalam Gaffar 1992:37), “[t]he hegemonic party
system neither allows for a formal nor a defacto competition for
power. Other parties are permitted to exist, but as second class,
licensed parties.”
Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang
menggunakan sistem distrik:
[N]egara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan
(kecil) yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah
penduduk distrik berbeda dari satu negara ke negara lain,
misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira 500.000
orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik
hanya berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh
suara pluralitas (suara terbanyak) dalam distriknya menang.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
17
Atau:
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil
penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama
dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat
penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus
disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman.
Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara
dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas,
menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh:
Penyusun skripsi yang meringkas atau merujuk pokok-pokok pikiran (pendapat)
Huntington tentang gelombang demokratisasi di dunia ini dalam bukunya The
Third Wave of Democratization:
Kedua, dengan melakukan paraphrase, yakni pengubahan struktur/susunan
kalimat aslinya menjadi kalimat lain tanpa mengubah isi atau subtansi
kalimat/alinea. Contoh:
Seorang pakar ilmu politik, yang banyak mengamati perilaku partai
politik, mengatakan bahwa “[t]he hegemonic party system neither
allows for a formal nor a defacto competition for power. Other
parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties”
(Sartori, dalam Gaffar 1992:37).
Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi
tiga periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang
berlangsung antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang
terjadi antara 1943-1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang
dimulai dari tahun 1974 sampai tahun1990-an (Huntington 1991).
Mengingat sekarang masih banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan
ada gelombang demokratisasi keempat?
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
18
Kalimat asli yang dibuat oleh Miriam Budiardjo:
Kalimat paraphrasenya:
B. Pencantuman Referensi Kutipan atau Sumber Rujukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencantumkan referensi atau
sumber rujukan sebuah kutipan beserta contoh-contohnya adalah sebagai
berikut:
1. Ketentuan-ketentuan umum dalam pengutipan sebuah teks:
a. Cantumkan nama pengarang dan tahun terbit dengan format
sebagaimana yang telah disebutkan, yakni “(Nama keluarga/belakang
Tahun)” atau ”Nama lengkap atau keluarga/belakang (Tahun)”. Gelar
pengarang tidak disebutkan; Tahun ditulis dengan angka empat digit.
b. Untuk kutipan langsung, nomor halaman harus disebutkan.
c. Untuk kutipan tidak langsung, nomor halamannya bisa disebutkan
atau bisa juga tidak disebutkan (disesuaikan, bila dirasa perlu, dsb).
d. Gunakan tanda baca “:“ (titik dua) di antara tahun dan nomor
halaman, diketik tanpa spasi.
Berkenan dengan sistem pemilu, Miriam Budiardjo mengatakan:
Pada umumnya kita kenal dua sistem pemilu, masing-masing
dengan beberapa variasinya. Dalam sistem distrik, satu
wilayah (yaitu distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal
(single-member constituency) atas dasar pluralitas (suara
terbanyak). Dalam system proporsional, satu wilayah (yaitu
daerah pemilihan) memilih beberapa wakil (multi-member
contituency), yang jumlahnya ditentukan atas dasar rasio,
misalnya 400.000 penduduk (Budiardjo 1982:4)
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem
pemilihan umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini
memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah
pemenangnya—yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu
orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan
mewakili suatu daerah pemilihan adalah beberapa orang sesuai
dengan proporsi perolehan suaranya (Budiardjo 1982:4).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
19
2. Referensi kutipan bisa diletakkan di awal kalimat, di tengah kalimat, dan
di akhir kalimat/kutipan. Contoh dari masing-masing referensi kutipan
ini adalah sebagai berikut:
Contoh 1 (referensi di awal kalimat):
Contoh 2 (referensi di tengah kalimat):
Contoh 3 (referensi di akhir kalimat/kutipan):
Rozi et al. (2006:5) mengamati bahwa meluasnya pertikaian antar
masyarakat beberapa saat setelah Orde Baru tumbang dikarenakan
“gagalnya upaya-upaya penghentian kekerasan atau dalam beberapa
kasus tampak adanya indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor Negara.”
Berkenaan dengan meluasnya pertikaian antar masyarakat beberapa
saat setelah Orde Baru tumbang, Rozi et al. (2006:5) mengamati
bahwa “gagalnya upaya-upaya penghentian kekerasan atau dalam
beberapa kasus tampak adanya indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor
Negara.”
Rozi dan beberapa ahli mengamati bahwa meluasnya pertikaian antar
masyarakat beberapa saat setelah Orde Baru tumbang dikarenakan
“gagalnya upaya-upaya penghentian kekerasan atau dalam beberapa
kasus tampak adanya indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor Negara”
(Rozi et al. 2006:5).
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
20
Penyebutan referensi di akhir kalimat/kutipan seperti tersebut di atas
sering sangat diperlukan dalam kutipan tak langsung (mis. paraphrase)
untuk menunjukkan kepada pembaca tentang bagian mana yang
merupakan pendapat pengarang A, pengarang B, penulis/peneliti, dan lain
sebagainya. Contoh:
3. Jika suatu tulisan mempunyai dua atau tiga penulis, gunakan kata “dan “
dalam teks tetapi gunakan simbol “&“ dalam rujukan referensi langsung
(running notes).
Contoh 1:
Max Weber telah meletakkan prinsip-prinsip dasar birokrasi yang
rasional agar bisa melayani masyarakat dengan baik. Namun birokrasi
yang gemuk dan kompleks, bisa menimbulkan masalah. Dalam
pandangan Osborne dan Plastrik (2001), birokrasi yang gemuk dan
lamban perlu dipangkas agar lebih efisien dan lincah dalam merespon
permintaan layanan dari masyarakat.
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem
pemilihan umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini
memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah
pemenangnya—yang akan menjadi wakil di Dewan Perwakilan
Rakyat—adalah satu orang, sedangkan dalam sistem proporsional
jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah pemilihan adalah
beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya
(Budiardjo 1982). Mengenai sistem mana yang lebih cocok untuk
diterapkan di suatu negara, hal ini tergantung dari sejarah negara yang
bersangkutan, kesiapan penduduk, geografi wilayah, dan lain
sebagainya (Gaffar 1999).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
21
Contoh 2:
Contoh 3:
4. Untuk dua sampai tiga pengarang, sebutkan nama mereka semuanya
(misalnya: Torgerson, Andrew & Smith 2001), sedangkan untuk empat
atau lebih penulis, gunakan ”et al.” (misalnya: Rozi et al. 2001).
5. Untuk mengutip lebih dari satu tulisan yang ditulis oleh seorang
penulis, gunakan huruf kecil “a, b, c” untuk mengidentifikasi tulisan
yang dipublikasikan pada tahun yang sama oleh penulis yang sama.
Contoh: ”(Thompson 2000a)” dan ”(Thompson 2000b)”. Kemudian
gunakan ”2000a” dan ”2000b” untuk tahun terbitnya dalam Daftar
Pustaka.
6. Jika penulisnya adalah korporat, lembaga, atau organisasi yang namanya
cukup panjang, nama lengkap dari korporat, lembaga, atau organisasi ini
ditulis ketika pertama kali disebut dan singkatannya diletakkan dalam
tanda kurung. Untuk selanjutnya, penyebutannya cukup singkatannya
Dalam pandangan Osborne dan Plastrik, birokrasi yang gemuk dan
lamban perlu dipangkas agar lebih efisien dan lincah (Osborne &
Plastrik 2001). Upaya-upaya seperti ini bisa mendorong penciptaan
akuntabilitas dan responsibilitas birokrasi (Thoha 2006).
Kata “strategi” dulunya dipakai di kalangan militer atau dalam
peperangan. Kata ini berasal dari ”kata strategos dari Yunani yang
berarti ’jenderal.’ Jenderal yang baik memulai dengan menyusun
strategi: bukan rencana operasional, tetapi pendekatan yang mampu
mengubah keseimbangan kekuatan di lapangan” (Osborne & Plastrik
2001:31).
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
22
saja. Penulisan referensi dalam running notes adalah singkatannya.
Contoh:
.
7. Sumber dari Majalah/Koran
a. Majalah:
b. Koran:
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific (UNESCAP) memakai terminologi “governance” dalam
beberapa konteks, seperti corporate governance, national
governance, dan local governance (UNESCAP 2005). Pemakaian
istilah “governance“ dalam beberapa konteks oleh UNESCAP ini
kemudian dirujuk oleh banyak ahli (lihat Holtz 2002, Conyon 2008,
Lee & Yoo 2008, Bauwhede & Willekens 2008).
Peringkat universitas-universitas yang ada di Indonesia berada jauh
di bawah dibandingkan dengan beberapa universitas lain di Asia. UI,
misalnya, masuk dalam peringkat 395, sementara ITB dan
Universitas Gajah Mada masing-masing masuk peringkat 369 dan
60 (Tempo, 17 Februari 2008).
Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang berkembang, di
Indonesia juga ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang
terjadi atas nama pemberantasan korupsi (Kompas, 11 Maret 2008).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
23
8. Sumber Online
a. Sebuah sumber online dikutip dengan cara yang sama seperti
sumber yang dicetak, yakni dengan mencantumkan nama
penulis/organisasi, nama website, atau pemilik website diikuti oleh
tahun publikasi dan tanggal akses (URL-nya dicantumkan di Daftar
Pustaka).
b. Jika hanya ada nama penulis/organisasi tanpa tahun terbit, cantumkan
tahun terbit dengan n.d. (no data) dan tanggal akses (URL-nya
dicantumkan di Daftar Pustaka). Contoh:
c. Jika tidak ada nama penulis/organisasi/pemilik website/nama website
dan tahun penerbitan atau keduanya tidak jelas:
1) Bila URLnya relatif pendek, cantumkan URL-nya dan tanggal
akses.
2) Bila URL-nya relatif panjang, cantumkan URL dan tanggal akses
pada catatan kaki (footnote) dengan ukuran huruf 10. Contoh
penulisan: lihat Bab III huruf B nomor 3 pada Bagian Pertama
buku ini.
(Schino 2001, diakses 12 Juni 2007)
(UNESCO 2006, diakses 17 Mei 2007)
(ICG 2008, diakses 12 Maret 2008)
(Amnesty International 2007, diakses 27 Mei 2008)
(Anderson n.d., diakses 8 Maret 2007)
(FAO n.d., diakses 27 Oktober 2006)
(FreedomHouse n.d., diakses 12 Juli 2007)
(www.freethinking.com, diakses 8 Juli 2007)
(www.pol4u.com, diakses 27 Maret 2006)
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
24
9. Penulisan Hasil Wawancara
a. Mengutip beberapa kata penting dari ucapan narasumber:
Dalam mengutip hasil wawancara, penulis bisa mengutip beberapa
kata kunci/penting yang pendek yang disampaikan oleh narasumber
atau responden guna memberi tekanan atau untuk menunjukkan
”bukti verbal” kepada pembaca. Contoh:
b. Mengutip kalimat yang diucapkan oleh narasumber apa adanya:
Pengutipan kalimat narasumber apa adanya (persis seperti yang
disampaikan oleh narasumber) yang jumlah katanya tidak lebih dari
tiga baris atau lebih dari tiga baris mengikuti aturan penulisan
Kutipan Langsung sebagaimana dijelaskan di depan.
Contoh kutipan wawancara yang tidak lebih dari tiga baris:
Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging),
seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa ”kegiatan illegal
logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya untuk
membasminya seperti menegakkan benang basah” (Suparlan,
wawancara, 21 Juli 2007).
Desa ini merupakan basis dari Partai X sehingga tidak
mengherankan bila Partai X selalu menang dalam beberapa kali
Pemilu. Namun dalam Pemilu yang baru saja usai Partai X
dikalahkan secara telak oleh Partai Y. Menurut seorang tokoh
masyarakat, partai ini bisa menang telak karena partai Y melakukan
“serangan fajar“ dengan cara “membagi-bagikan uang“ dalam
jumlah “yang tidak sedikit“ (Anonim, wawancara, 28 Februari
2008).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
25
Contoh kutipan wawancara yang lebih dari tiga baris:
c. Merujuk, meringkas, atau menyimpulkan ucapan narasumber:
d. Kutipan wawancara untuk menghindari pengulangan-pengulangan:
Ada perbedaan pendapat tentang hal ini. Sekretaris Desa, Budi
Rahman, mengatakan bahwa semua prosedur sudah dilakukan
(wawancara, 12 Mei 2007), sementara seorang tokoh masyarakat,
Fadjar Susanto, mengatakan bahwa masih ada prosedur yang belum
dilakukan (wawancara, 24 Juni 2007).
Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging),
seorang tokoh masyarakat mengatakan sebagai berikut:
Kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah,
dan upaya untuk membasminya seperti menegakkan benang
basah. Banyak pihak yang terlibat, mulai dari oknum-oknum
aparat sampai masyarakat sendiri. Semuanya punya alasan
atau logikanya sendiri-sendiri mengapa mereka tetap
melakukan, mendukung, atau menutup mata atas kegiatan
tersebut. Jika hutan itu nanti tandus, apa yang masih bisa kita
wariskan kepada anak cucu kita? (Suparlan, wawancara, 21
Juli 2007).
Sekretaris Desa, Budi Rahman, mengatakan bahwa semua prosedur
sudah dilakukan (wawancara, 12 Mei 2007). Hal senada juga
disampaikan oleh Ketua LPM (wawancara, 15 Mei 2007), Ketua
Kadarkum (wawancara, 24 Juni 2007), dan Ketua PKK (wawancara,
5 Juli 2007).
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
26
10. Referensi Komunikasi Personal
Komunikasi personal adalah komunikasi yang dilakukan secara
pribadi/personal dengan narasumber dan bukan berbentuk wawancara
terstruktur atau semi-terstruktur. Komunikasi personal termasuk hasil
percakapan, surat-menyurat, komunikasi melalui email, telepon, dan lain
sebagainya. Sumber rujukan narasumber hanya dicantumkan di teks
utama (tidak dicantumkan di Daftar Pustaka). Contoh:
Di desa yang kelihatannya damai, tentram, dan sejuk ini, situasinya
sebenarnya seperti bara dalam sekam dan berpotensi terjadinya
konflik frontal. Menurut seorang tokoh masyarakat, Budiarso,
konflik yang terpendam ini sudah terjadi sejak lama (komunikasi
personal, 12 Maret 2008). Narasumber lain menjelaskan, pemicu
ketegangan tersebut adalah persaingan pribadi antara dua mantan
calon Kepala Desa, yang memakai isu etnis dalam memobilisasi
massanya (Anonim, komunikasi personal, 27 Mei 2008). Hal ini
dikonfirmasi oleh seorang peneliti dari Italia yang sudah lama
tinggal di desa itu (Jenny Eghenter, komunikasi personal, 3 Juni
2008).
BAB IV
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
A. Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum penulisan Daftar Pustaka dalam sebuah karya
ilmiah adalah berikut:
1. Hanya referensi-referensi yang disebut dalam teks utama yang
dimasukkan dalam daftar referensi. Gunakan judul Daftar Pustaka pada
halaman yang memuat daftar referensi.
2. Referensi-referensi berupa hasil komunikasi personal, wawancara, dan
sejenisnya, tidak dimasukkan dalam Daftar Pustaka (kecuali hasil
wawancara yang dimuat dalam suatu penerbitan).
3. Gelar pengarang tidak dicantumkan.
4. Daftar referensi disusun menurut abjad dengan satu spasi.
5. Ketik baris pertama dari setiap referensi rata kiri, dan baris selanjutnya
masuk ke dalam (hanging) satu sentimeter atau lima spasi.
6. Dari satu referensi ke referensi lainnya diberi jarak dua spasi.
7. Jika referensi dalam Daftar Pustaka terdiri dari berbagai kategori (buku,
dokumen-dokumen, koran/majalah, sumber internet, dsb), kelompokkan
referensinya sebagai berikut:
a. Untuk buku-buku, jurnal, proceedings, laporan penelitian, diktat, dan
sejenisnya, tidak perlu diisi nama kategori (referensi utama)
b. Masukkan referensi berupa Undang-Undang, Peraturan, SK,
dokumen-dokumen, Berita Acara, dan sejenisnya dalam kategori:
Dokumen-Dokumen.
c. Masukkan referensi yang berasal dari majalah, koran ke dalam
kategori: Majalah [jika hanya berisi sumber dari majalah], Koran
[jika hanya berisi sumber dari], atau Majalah/Koran [jika berisi
sumber dari majalah dan koran].
d. Masukkan referensi yang berasal dari internet dalam kategori:
Sumber Internet.
e. Dan kategori lainnya (bila dianggap perlu)
B. Ketentuan Khusus:
Ketentuan-ketentuan khusus dalam penulisan Daftar Pustaka dijelaskan
dalam uraian berikut:
1. Referensi dari Buku:
a. Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad.
b. Penyebutan referensi dalam Daftar Pustaka dimulai dengan nama
penulis (nama keluarga/belakang, nama depan) [titik], tahun
publikasi [titik], judul buku dicetak miring [titik], tempat publikasi
[titik dua], penerbit [titik]. Contoh:
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
28
c. Buku yang dikarang oleh dua atau tiga pengarang, penulisannya
sebagai berikut berikut:
d. Jika sebuah buku mempunyai empat atau lebih penulis, cantumkan
penulis pertama, diikuti dengan et al. untuk mengindikasikan penulis
lainnya:
e. Jika sebuah buku terdiri tiga pengarang atau lebih dan ada pengarang
yang namanya terdiri dari satu kata (tanpa nama keluarga/belakang),
maka penulisannya memakai tanda titik koma (;) untuk membedakan
pengarang satu dengan lainnya. Contoh:
Atau:
f. Jika referensinya adalah seorang pengarang dengan dua karya ilmiah
maka nama pengarang tersebut di urutan kedua ditulis dengan
“_____.” (garis bawah panjang [titik], yang artinya sama atau idem)
Ratnawati, Tri. 2006. Potret Pemerintahan Lokal di Indonesia
di Masa Perubahan: Otonomi Daerah Tahun 2000-
2005. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Osborne, David, dan Plastrik, Peter. 2004. Memangkas
Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan
Wirausaha. Jakarta: Penerbit PPM.
Rozi, Syafuan et al. 2006. Kekerasan Komunal: Anatomi
dan Resolusi Konflik di Indonesia. Yakarta: Pustaka
Pelajar.
Sulistiyo, Herman; Sulaiman; dan Sulastri, Sri. 2007. Otonomi
Desa di Era Otonomi Daerah. Semarang: Pena Mas.
Setiawan, Hawe; Suranto, Hanif; dan Istianto. 1999. Negeri
Dalam Kobaran Api: Sebuah Dokumentasi Tentang
Tragedi Mei 1998. Jakarta: Lembaga Studi Pers dan
Pembangunan (LSPP).
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
29
dan referensinya diurut secara kronologis (tahun terbit tulisan/buku),
bukan secara alfabetis. Contoh:
g. Jika referensi pertama adalah seorang pengarang dengan karya ilmiah
yang dibuat sendiri, dan dalam referensi kedua pengarang ini membuat
karya ilmiah dengan orang lain, maka referensi kedua ditulis dengan
“_____, dan pengarang lain” (garis bawah panjang [koma] dan
pengarang lain). Contoh:
Dengan pola penulisan yang sama, referensi di Daftar Pustaka bisa
seperti di bawah ini:
Sihbudi, M. Riza. 1992. “Politik, Parlemem, dan Oposisi di Ian
Pasca-Revolusi.” Jurnal Ilmu Politik, No. 11, 31-44.
_____. 1998. “Konflik Lebanon: Pertalian Antara Berbagai
Kepentingan.” Jurnal Ilmu Politik, No. 3, 68-81.
Collier, Paul. 1998. “On the Economic Consequences of Civil
War.” Dalam Oxford Economic Papers 51 (1999, 168-
83). Washington DC: The World Bank.
_____, dan Hoeffler, Anke. 1999. Justice-Seeking and Loot-
Seeking in Civil War. Washington DC: The World Bank,
February 17th, 1999.
Collier, Paul. 1998. “On the Economic Consequences of Civil
War.” Dalam Oxford Economic Papers 51 (1999, 168-
83). Washington DC: The World Bank.
_____. 2000. “Doing Well Out of War: An Economic
Perspective.” Dalam Berdal, Mats, dan Malone, David.
M (eds). Greed and Grievance; Economic Agenda in
Civil Wars. Ottawa: Lynne Rienner Publisher.
_____, dan Hoeffler, Anke. 1999. Justice-Seeking and Loot-
Seeking in Civil War. Washington DC: The World Bank,
February 17th.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
30
h. Referensi dengan pengarang yang sama dan tahun terbit yang sama
disusun secara alfabetis dan ditandai dengan huruf kecil (a, b, c) tepat
setelah tahun.
i. Sebuah buku yang ditulis oleh korporat, lembaga atau organisasi
disusun seperti berikut :
j. Untuk buku yang diedit, di dalam Daftar Pustaka referensinya disusun
seperti berikut :
1) Satu orang editor:
2) Lebih dari satu orang editor:
BPS Kutai. 2000a. Kecamatan Long Bagun Dalam Angka 2000
(Long Hubung Sub District in Figure 2000). Tenggarong:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai.
_____. 2000b. Kecamatan Long Hubung Dalam Angka 2000
(Long Bagun Sub District in Figure 2000). Tenggarong:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai.
The World Bank. 2007. Minding the Gaps: Integrating Poverty
Reduction Strategies and Budgets for Domestic
Accountability. Washington: The World Bank.
United Nations Economic and Social Commission for Asia and
the Pacific (UNESCAP). 2008. Economic and Social
Survey of Asia and the Pacific 2008. Bangkok:
UNESCAP
Mar’iyah, Chusnul (ed). 2005. Indonesia-Australia: Tantangan
dan Desempatan dalam Hubungan Politik Bilateral.
Jakarta: Granit.
Dwipayana, AAGN Ary, dan Eko, Sutoro (eds). Membangun
Good Governance di Desa. Yogyakarta: IRE Press.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
31
k. Artikel dalam buku:
Tahun terbit referensi untuk artikel dalam buku hanya ditulis satu kali
(karena umumnya sama), kecuali disebutkan bahwa tahun terbit
artikel untuk pertama kalinya (atau copyrightnya) berbeda dengan
tahun terbit buku.
2. Referensi dari Diktat/Bahan Ajar:
3. Referensi dari Terbitan Berkala Ilmiah (Jurnal Ilmiah, dsb)
a. Jika Volume dan Nomor terbitannya lengkap, penyebutannya: nama
jurnal, volume, nomor (dalam kurung), halaman.
b. Jika tidak ada Volume-nya:
4. Referensi dari Majalah
Penulisan referensi yang bersumber dari majalah adalah sebagai berikut :
a. Jika ada nama pengarangnya:
Linz, Juan, dan Stephan, Alfred. 2001. ”Some Thought on
Decentralization, Devolution, and the Many Varieties of
Federal Arrangements.” Dalam Liddle, R. William (ed).
Crafting Indonesian Democracy. Bandung: Penerbit
Mizan.
Abdullah. 2001. Sistem Kepartaian. Bahan Ajar. Samarinda:
Program S1 Pemerintahan Integratif.
Blanton, Shannon Lindsey. 1999. “Instruments of Security or
Tools of Repession? Arms Imports and Human Rights
Conditions in Developing Countries.” Journal of Peace
Research 36(2):233-244.
Budiardjo, Miriam. 1992. “Sistem Pemilu dan Pembangunan
Politik.” Jurnal Ilmu Politik, No. 11, 3-27.
Basri, Muhammad Chatib. 2008. “Mosaik Modal, 10 Tahun
Setelah Krisis.” Tempo, 18 Mei, 100-101.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
32
b. Jika tidak ada nama pengarangnya:
5. Referensi dari Surat Kabar/Koran
a. Jika ada nama pengarangnya:
b. Jika tidak ada nama pengarangnya :
6. Referensi dari Abstrak
Jika mengutip dari abstrak, penulisannya sama halnya dengan mengutip
dari majalah atau jurnal, tetapi dengan mencantumkan kata “Abstrak”
dalam tanda kurung “[ ]”.
7. Referensi dari Review Buku
Contoh berikut merupakan cara menulis referensi yang berasal dari
review sebuah buku.
8. Hasil Wawancara Tertulis dalam Sebuah Penerbitan
Referensi hasil wawancara yang dimuat dalam sebuah tulisan, penulisan
referensinya adalah sebagai berikut:
.
Tempo, 18 Mei 2008.
Syamsuddin, Amir. 2008. “Penemuan Hukum ataukah Perilaku
’Chaos’?” Kompas, 4 Januari.
Kaltim Post, 7 Maret 2008.
Rosen, G. 2000. “Public School Alternatives: The Voucher
Controversy” [Abstract]. Current, 423, 3-8.
Darmadi, Yusril. 2000. “Menjelajah Tafsir Sejarah” [Review
buku: Penjelasan Sejarah]. Tempo, 30 Maret.
Indrawati, Sri Mulyani. 2008. “Kelompok Menengah-Bawah
Akan Badly Hurt” [Wawancara]. Tempo, 25 Mei, 243-244.
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
_
33
9. Sumber dari Internet
a. Artikel online yang referensinya lengkap
b. Artikel Jurnal yang online
c. Artikel online yang referensinya tidak lengkap
1) Tanpa tempat terbit dan penerbit:
2) Tanpa tahun terbit, tempat terbit, dan atau penerbit:
10. Online Massages
Teks-teks atau pesan-pesan online yang dapat diakses oleh pembaca
—seperti pesan-pesan yang dikirimkan pada sebuah newsgroup,
discussion/mailing list (mail forum), signboard atau forum online
(web forum), dan lain sebagainya—daftar referensi di dalam Daftar
Pustaka dibuat sebagai berikut:
Collier, Paul, dan Hoeffler, Anke. 1999. Justice-Seeking and
Loot-Seeking in Civil War. Washington DC: The World
Bank. http://www.worldbank.org/research/collier.pdf
(diakses 23 Agustus 2003).
Ernada, Sus Eko. 2005. “Challenges to the Modern Concept of
Human Rights.” Jurnal Sosial-Politika 6(11):1-12.
http://www.jsp.or.id/jsp_articles/jsp_vol6_no11_1jul05_
1eko.pdf (diakses 4 Maret 2007).
Levy, Marc. 2000. Environemental Scarcity and Violent Conflict:
A Debate. http://wwics.si.edu/organiza/affil/WWICS/
PROGRAMS/DIS/ECS/report2/ debate.htm (diakses 4 Juli
2002).
Aditjondro, George. n.d. The Political Economy of Violence in
Maluku,Indonesia. http://www.munindo.brd.de (diakses
21 September 2001).
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi, PIN, 2008.
_
34
11. Cakram Digital (CD, VCD, DVD, dsb)
12. Pita Kaset Video (Videotape)
Sius, Nugra. 2007. Melihat Wajah Kaltim Hari Ini. http://group.
yahoo.com/group/unmulnet/message/5805, 6 Agustus
(diakses 6 Januari 2008).
Care International. 2001. Forest Resource Management for
Carbon Suguestration [VCD]. Samarinda, Jakarta: Care
International.
Walhi. n.d. Hari Esok Yang Menghilang [DVD]. Jakarta:
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).
Braakman, Lydia, dan Edwards, Karen. n.d. The Art of Building
Facilitation Capacities [Videotape]. Bangkok, Thailand:
RECOFTC
Hf/bhs.Ind/kim/2004
1
MENULIS KARYA ILMIAH
Oleh:
Harry Firman
e-mail: titimplik@bdg.centrin.net.id
1. Karya Ilmiah
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis
karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium ,
artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari
kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi
(tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian
berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang
ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis
pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan
praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal ketika mahasiswa
melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” terhadap
proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum
didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
2. Sitematika Karya Ilmiah
Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika
yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak
sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya
sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang
sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta
penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi
masalah?; (2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan
masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah
itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari
temuan itu?
Paparan tentang apa yang menjadi masalah dengan latar belakangnya biasanya
dikemas dalam bagian Pendahuluan. Paparan tentang kerangka acuan teoretik
yang digunakan dalam memecahkan masalah umumya dikemukakan dalan bagian
dengan judul Kerangka Teoritis atau Teori atau Landasan Teori , atau Telaah
Kepustakaan, atau label-label lain yang semacamnya. Paparan mengenai apa yang
dilakukan dikemas dalam bagian yang seringkali diberi judul Metode atau
Hf/bhs.Ind/kim/2004
2
Metodologi atau Prosedur atau Bahan dan Metode. Jawaban terhadap pertanyaan
apa yang ditemukan umumnya dikemukakan dalam bagian Temuan atau Hasil
Penelitian. Sementara itu paparan tentang makna dari temuan penelitian
umumnya dikemukakan dalam bagian Diskusi atau Pembahasan.
Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati.
Sistematika karya ilmiah sangat bergantung pada tradisi masarakat keilmuan
dalam bidang terkait, jenis karya ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi).
Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi,
seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan
lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan
Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian
awal.
Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang
ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang
ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap
secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai
dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut.
Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf),
menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang
digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.
3. Laporan Praktikum
Dalam tradisi pendidikan tinggi dalam bidang sains, kegiatan praktikum
menjadi bagian penting dari program pendidikan. Hal ini disebabkan oleh
pentingnya peranan kegiatan praktikum dalam mengembangkan kompetensi ahli
sains. Praktikum menjadi wahana untuk: (1) Pemantapan pengetahuan teoretis
yang telah dipelajari; (2) Pengembangan keterampilan menggunakan peralatanperalatan
standar laboratorium sains; (3) Pembinaan sikap ilmiah dalam bekerja
di laboratorium sains; dan (4) Pengembangan kemampuan menulis laporan
kegiatan laboratorium. Kombinasi antara pemahaman yang kuat aspek-aspek
teoretis, kemampuan merancang eksperimen/penyelidikan untuk memecahkan
masalah dengan mengaplikasikan pengetahuan teoretik tadi, keterampilan bekerja
di laboratorium, serta kemampuan menulis laporan sehingga layak dipublikasi,
merupakan unsur-unsur penting dari kompetensi seorang ilmuwan.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, laporan praktikum mesti memenuhi
kriteria: (1) Nalar (logic); (2) Kejelasan (clarity); dan (3) Presisi (precision).
Dalam kaitan ini kecermatan berbahasa dalam menulis laporan sangat penting
peranannya, karena faktor ini dapat membuat suatu laporan memenuhi tiga kriteria
tadi. Perlu diingat bahwa sebuah laporan praktikum adalah wahana penyampaian
pesan dari mahasiswa sebagai komunikator kepada pembaca laporan itu (dosen
dan mahasiswa lain) tentang: (1) Masalah apa yang diselidiki; (2) Pengetahuan
teoretis apa yang dijadikan landasan bagi penetapan prosedur/metode
penyelidikan: (3) Apa yang dilakukan untuk pengumpulan data dan informasi; (4)
Data apa yang terkumpul dan temuan apa yang dihasilkan dari analisis data; (5)
Pembahasan (diksusi) tentang hasil yang diperoleh, khususnya mengenai
implikasi temuan ; (6) Kesimpulan apa yang dapat ditarik.
Hf/bhs.Ind/kim/2004
3
Sesuai dengan fungsi laporan praktikum yang dikemukakan di atas, laporan
praktikum umumnya terdiri atas komponen-komponen: (1) Tujuan, yang
memaparkan permasalahan apa yang akan diselidiki; (2) Teori, yang memaparkan
konsep dan prinsip yang melandasi penyelidikan yang dilakukan; (3) Alat dan
bahan, yang merupakan paparan tentang jenis alat dan bahan yang dipakai, baik
nama maupun ukuran. Apabila alat ukur elektronik tertentu dipergunakan,
hendaknya disertakan merk dan nomor serinya. Bahan kimia perlu dilaporkan
dengan konsentrasinya (bila larutan) dan kemurniannya (bila zat murni); (3)
Prosedur percobaan, yang memaparkan tahap-demi tahap yang dilakukan; (4)
Hasil Percobaan , yang mengungkapkan data yang telah ditabulasi, hasil analisis
data, baik secara statistik maupun tidak, serta temuan-temuan penting percobaan
sebagai hasil analisis data; (5) Pembahasan, yang mengungkapkan rasionalisasi
(penjelasan yang masuk akal) terhadap berbagai temuan yang menarik, misalnya
perbedaan antara prediksi teoretis dengan realita yang diamati; (6) Kesimpulan ,
sebagai pernyataan singkat yang mengungkapkan hasil penyelidikan secara
menyeluruh.
4. Menuliskan Daftar Pustaka
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya
ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain
penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul
karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar
pustaka perlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu
berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi,
dokumen Web, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk
menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara
penulisan daftar pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat
keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara penulisan daftar pustaka yang
disarankan da lam “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian
besar dari tata cara yang ditetapkan “American Psychological Association
(APA)”. Tata cara ini berbeda dengan yang ditetapkan oleh American Chemical
Sosiety, yang keduanya juga berbeda dari tata cara yang ditetapkan oleh Chemical
Society of Japan (CJS). Namun, untuk penulisan karya ilmiah dalam konteks
pendidikan di UPI, mahasiswa diwajibkan mengikuti pedoman yang ditetapkan
UPI.
Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun
demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita
harus menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan
oleh redaksi jurnal tersebut.
Acuan
Akhadiah, S., Arsjad, M. G., Ridwan, S. H. (1988). Pembinaan kemampuan menulis
bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Day, R. A. (1983). How to write and publish a scientific paper. Philadelphia: ISI Press.
Universitas Pendidikan Indonesia (2000). Pedoman penulisan karya ilmiah (laporan
buku, makalah, skripsi, tesis, disertasi).
PETUNJUK PENULISAN ILMIAH
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
2009
Petunjuk Penulisan Ilmiah 2 FTI Gunadarma 2009
PETUNJUK PENULISAN ILMIAH
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
TUJUAN
Tujuan pembuatan Tulisan Ilmiah adalah melatih mahasiswa menuangkan
hasil pengamatan atau pembuatan sesuatu atau pengalaman kerja dalam bentuk
sebuah laporan tertulis berdasarkan kaidah penelitian ilmiah.
ISI DAN MATERI
Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1. Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2. Mempunyai pokok permasalahan dan batasan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin. Memenuhi kaidah penelitian ilmiah.
STRUKTUR TULISAN ILMIAH
Susunan struktur Tulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Bagian Awal
2. Pendahuluan
3. Tinjauan Pustaka / Landasan Teori.
4. Hasil Penelitian dan Analisa Bagian Pokok
5. Kesimpulan (& Saran)
6. Bagian akhir
1. Bagian Awal
Bagian Awal, terdiri atas :
– Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Tulisan Ilmiah standar Universitas
Gunadarma.
– Lembar Originalitas & Publikasi
Berisi tentang pernyataan keaslian pembuatan tulisan ilmiah serta kerelaan
untuk dipublikasikan oleh Universitas Gunadarma.
– Lembar Pengesahan
Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, NIRM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus,
dan tanda tangan Pembimbing, koordinator PI, serta Ketua Jurusan.
– Abstraksi
Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman. (Dalam bahasa
Indonesia dan Inggris)
– Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua
Jurusan, Pembimbing, Perusahaan), dll.
– Daftar Isi.
– Daftar Tabel 
Bila ada – Daftar Gambar 
Petunjuk Penulisan Ilmiah 3 FTI Gunadarma 2009
– Daftar Lampiran 
2. Pendahuluan
Pendahuluan menguraikan pokok persoalan. Terdiri dari :
– Latar Belakang Masalah
Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik
permasalahan yang bersangkutan.
– Ruang Lingkup
Memberikan batasan yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji .
– Tujuan
Menggambarkan hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan
memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
– Metode Penelitian
Bagian metode penelitian menjelaskan secara rinci setiap kegiatan yang
dilakukan untuk menjawab tujuan yang sudah diuraikan pada bab 1. Bagian
ini juga menjelaskan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian
(jika ada). Inti dari bagian ini adalah pembaca dapat melakukan ulang persis
seperti peneliti lakukan berdasarkan uraian yang diberikan peneliti dalam
bagian ini. Semua langkah-langkah yang dilakukan tidak boleh ada yang
ditutupi dan dijelaskan secara kronologis dan sistematis.
Contoh bagian Metode Penelitian yang dapat digunakan sebagai rujukan
(tidak mutlak harus seperti ini, tergantung dari kebutuhan masingmasing).
Perangkat yang dibutuhkan
Contoh :
Penelitian ini membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat
keras yang dibutuhkan adalah satu (1) unit komputer pribadi lengkap dengan
spesifikasi minimum………. Perangkat lunak yang dibutuhkan
adalah………………..
Prosedur Pembuatan Aplikasi
Pada bagian ini dijelaskan prosedur pembuatan aplikasi dengan detail,
bukan pembuatannya.
Uji Coba Aplikasi
Dijelaskan dengan detail bagaimana uji coba aplikasi dilakukan dan apa
yang diamati dalam uji coba tersebut.
– Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah.
3. Tinjauan Pustaka
Menguraikan teori-teori yang menunjang tulisan/ penelitian (definisi,
pengertian, dll), yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian
Petunjuk Penulisan Ilmiah 4 FTI Gunadarma 2009
sebelumnya. Dapat pula ditambahkan Tool/Program penunjang yang digunakan
untuk membantu penelitian, sebatas sejarah perkembangan, kelebihannya,
keuntungan dan keterbatasan tool. Tidak perlu memasukkan manualnya.
Dianjurkan untuk memasukkan minimal satu artikel (dari jurnal/ prosiding)
yang mendukung.
4. Gambaran Umum Perusahaan (untuk yang melakukan penelitian / kerja
praktek di perusahaan)
Menguraikan secara singkat profil perusahaan tempat dilakukannya kerja
praktek/penelitian. Dibuat bab tersendiri (tidak termasuk dalam landasan teori).
5. Analisa & Hasil Penelitian atau Perancangan & Implementasi
Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa bab (misal Bab III dan Bab IV)
tergantung kebutuhan.
– Hasil Penelitian (Analisa Perusahaan)
Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait
dengan penelitian.
– Perancangan & Implementasi.
Menguraikan tentang perancangan dari aplikasi yang akan dibuat, dapat
berupa tampilan rancangan tata letak (layout) input, output, menguraikan
bagaimana cara membuat aplikasi tersebut, berikut tampilan hasilnya. Setiap
hasil dicapai dideskripsikan dan dapat didukung oleh gambar ataupun tabel.
Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak disebutkan untuk
penggunaan akhir dari aplikasinya.
6. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
– Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari
penelitian.
– Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan pengembangan
hasil penelitian.
7. Bagian Akhir
– Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi yang dapat berupa buku, jurnal ilmiah, majalah, dll.,
yang digunakan dalam penyusunan Tulisan Ilmiah.
– Daftar Simbol
Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan di dalam penulisan, lengkap
dengan keterangannya.
– Lampiran
Petunjuk Penulisan Ilmiah 5 FTI Gunadarma 2009
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitunganperhitungan,
grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa
yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.
TEKNIK PENULISAN
1. Penomoran Bab serta Subbab
– Bab dinomori dengan menggunakan angka latin.
– Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada
nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
Contoh :
2. JUDUL BAB
2.1. Judul Subbab
2.2. Judul Subbab
2.2.1. Judul Sub-Subbab
– Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font
14, tebal.
– Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf
besar, ukuran font 12, tebal.
2. Penomoran Halaman
– Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil
(i,ii,iii,iv,…). Posisi di tengah bawah (2 cm dari tepi kertas). Khusus untuk
lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu
ditampilkan, tapi tetap dihitung.
– Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama
dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman
untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya
di pojok kanan atas.
– Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka
latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3. Judul dan Nomor Gambar/Grafik/Tabel
– Judul gambar/grafik diletakkan di bagian bawah tengah dari gambar. Jika
gambar diperoleh dari pustaka yang menjadi referensi, maka sumbernya
disebutkan dengan menyantumkan nama Penulis dan Tahun Terbitnya.
Contoh:
Petunjuk Penulisan Ilmiah 6 FTI Gunadarma 2009
Gambar 3.6. Blok Diagram Uji Harris/NRL
(Sumber: Cain et al., 2003)
– Judul tabel diletakkan di sebelah atas tengah dari tabel. Jika tabel diperoleh
dari pustaka yang menjadi referensi, maka sumbernya disebutkan dengan
menyantumkan nama Penulis dan Tahun Terbitnya. Tabel diusahakan tidak
terpotong.
Contoh:
Tabel 3.1. Rasio Pendekatan Terbaik untuk Algoritma Pewarnaan Ganda dari
Beberapa Kelas Graph (Sumber: Kchikech M. dan O. Togni, 2006)
Graph Rasio Pendekatan
k-colorable [5]
2
k
Biparti 1[10]
Outerplanar 1[12]
Planar
6
11
Triangular Mesh
3
4
[12,10]
2th power triangular mesh H2
3
7
[2], 2
3) 4[6], 3³pth power triangular mesh Hp (p
2) 2³pth power square mesh (p
(G H)p ; Gp Hp , G adalah path; H adalah cycle 3
pth power toroidal mesh 4
– Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan.
Contoh : Gambar 3.1 berarti gambar pertama yang ada di Bab 3.
4. Penulisan Daftar Pustaka
– Dituliskan secara alfabetik dan diberi nomor urut.
Petunjuk Penulisan Ilmiah 7 FTI Gunadarma 2009
– Ditulis menurut kutipan-kutipan
– Nama pengarang asing ditulis dengan format:
Nama Keluarga, Nama Depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis dengan format:
Nama Depan + Nama Keluarga
– Gelar tidak perlu disebutkan.
– Setiap pustaka diketik rata kiri dengan jarak satu spasi, tapi antara satu
pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
– Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja
dengan tambahan ‘et al’.
– Tahun terbit disarankan minimal tahun 2004 (maksimal 5 tahun di
belakang).
– Selain Buku Teks, sumber pustaka lain yang dapat dicantumkan adalah
artikel dari wikipedia, internet non formal, journal/prosiding elektronik.
Untuk pustaka yang diperoleh melalui internet selain tahun terbit
dicantumkan pula Tanggal Akses.
– Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum
memiliki urutan sebagai berikut :
Untuk buku teks:
Nama Pengarang, Judul Karangan (digarisbawahi / tebal / miring), Edisi,
Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
Untuk artikel dari jurnal ilmiah atau prosiding:
Nama Pengarang, “Judul Artikel”, Nama Jurnal Ilmiah/Prosiding
(digarisbawahi / tebal / miring), Nomor, Volume, Edisi, Penerbit, Kota,
Tahun, Halaman.
Contoh : Berikut adalah contoh penulisan pustaka berupa buku ([1], [2]) dan
jurnal ilmiah ([3]).
. Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6th ed., Addison]1[
Willey Publishing Wesley Company, Inc., Reading Massachusetts,
2004.
. Anonim, Sistem Pemerintahan di Indonesia, Cetakan Pertama, PT.]2[
Gunung Agung, Jakarta, 2005.
. Cattell R.G.G. dan Skeen.J., “Object Operation Benchmark”. ACM]3[
Trans. Database Systems, 17, 1992, pp. 1-31.
Petunjuk Penulisan Ilmiah 8 FTI Gunadarma 2009
Untuk jurnal ilmiah, jika ada, nama dan kota penerbit dapat dicantumkan di
antara volume dan halaman, nama jurnal digarisbawah / tebal / miring,
seperti contoh berikut:
[4] Owsley, N. L., ”Sonar Array Processing”, Array Signal Processing, S.
Haykin, Ed, Englewood Cliffs, NJ:Prentice-Hall, 1985, Ch. 3, pp. 115-
193.
[5] Kchikech M. dan O. Togni, ”Approximation Algorithms for
Multicoloring Planar Graphs and Powers of Square and Triangular
Meshes”, Discrete Mathematics and Theoretical Computer Science,
Vol. 8, Nancy, France, 2006, pp. 159-172.
Contoh penulisan pustaka yang ditulis oleh lebih dari tiga penulis :
Stoica, I., et al., “A Proportional Share Resource Allocation Algorithm ]6[
for Real-Time, Time-Shared Systems”, Proceedings Real-Time Systems
Symposium, IEEE Comp. Press, Desember, 1996, pp. 288 – 299.
Contoh penulisan pustaka yang diambil melalui Internet :
[7] Galagher, P. R. Jr., “A Guide To Understanding Audit In Trusted
System”, http://www.radium.nesc.mil/library/rainbow/NCSC-TG-001-
2.html, 1997, Tanggal Akses: 1 Juni 1988.
5. Pengutipan
Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu
diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup
dengan memberikan nomor urut acuan dari daftar pustaka, sbb :
berarti kutipan diambil dari _.]3[………………..(kutipan)…………………
buku ke tiga dari daftar pustaka.
– Jika kutipan kurang atau sama dari tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan
diberi tanda kutip, spasi tetap biasa.
– Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi
diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk pada
bagian kiri.
6. Format Pengetikan
Kertas A4
Margin Atas 4 cm
Kiri 4 cm
Bawah 3 cm
Kanan 3 cm
Spasi Abstrak 1 spasi
Teks 1,5 spasi
Daftar Pustaka 1 spasi
Huruf Jenis Times New Roman
Petunjuk Penulisan Ilmiah 9 FTI Gunadarma 2009
Ukuran Huruf Judul Bab 14 pt – Bold
Judul Subbab 12 pt – Bold
Teks 12 pt – Normal
7. Hasil Tulisan / Kerja Praktek :
– Diseminarkan dengan membawa bahan/materi presentasi yang dibuat dalam
format file presentasi, baik dalam bentuk softcopy (disimpan dalam flashdisk/
CD) maupun dalam bentuk hardcopy (dicetak pada lembar plastik transparan)
– Dijilid berbentuk buku (4 eksemplar, boleh asli atau fotocopy) dengan jumlah
halaman paling sedikit 12 (dua belas) halaman tidak termasuk cover, halaman
judul, daftar isi, kata pengantar dan daftar pustaka
– Diketik dengan menggunakan aplikasi pengolah kata legal atau open source
antara lain : Open Office, LaTeX, dsb.
– Dicetak dengan printer (dianjurkan dengan LASER PRINTER)
8. Ketentuan Isi CD Untuk PI yang Akan Diserahkan ke Perpustakaan
Mulai tahun 2003, untuk semua angkatan yang telah lulus sidang PI, file yang
diserahkan ke perpustakaan harus dalam format PDF (*.PDF). Dalam rangka
mengisi repository Universitas Gunadarma, file yang perlu diserahkan dibuat
dalam 2 format, yaitu file PDF yang terpisah (c.) dan file full PDF (nama
filenya : NPM.PDF).
Susunan Isi File Tulisan Ilmiah yang terpisah, terdiri dari :
1. COVER.pdf
2. LEMBAR PENGESAHAN.pdf file boleh terpisah atau dijadikan satu
3. KATA PENGANTAR.pdf
4. BAB I.pdf , …
5. BAB II.pdf, …… (file terpisah untuk setiap bab)
6. ABSTRAK.pdf
7. DAFTAR ISI.pdf
8. DAFTAR TABEL.pdf file boleh terpisah ataupun dijadikan satu
9. DAFTAR GAMBAR.pdf
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf
11. LAMPIRAN.pdf / LISTING PROGRAM.pdf
Ketentuan untuk versi HARD COVER .
Di punggung Hard Cover dituliskan/dicantumkan:
– Judul PI
– NPM
– Nama Mahasiswa
– Tahun Penulisan
Catatan:
– Ketentuan ini harap diperhatikan karena bila penyerahan dilakukan tidak
sesuai dengan ketentuan, maka PI Anda akan DITOLAK.
Petunjuk Penulisan Ilmiah 10 FTI Gunadarma 2009
– Untuk mengonversi dokumen Microsoft Word gunakan program bantu lain
seperti Adobe Acrobat Distiller (www.adobe.com), CutePDF
(www.acrosoftware.com), dan lain-lain.
– Untuk dokumen OpenOffice, dapat menggunakan fitur built-in dari
program yang bersangkutan untuk meghasilkan dokumen PDF.
– Direkomendasikan untuk menggunakan LaTeX.
Petunjuk Penulisan Ilmiah 11 FTI Gunadarma 2009
Contoh halaman judul
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TULISAN ILMIAH
PEMBUATAN APLIKASI PRODUK ‘BLOOP’ DISTRO DENGAN
MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MX
Nama : Aria Trisanjaya
NPM : 50404097
Jurusan : Teknik Informatika
Pembimbing : Fenni Agustina, SKom., MM.
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai
Gelar Setara Sarjana Muda
Jakarta
2008
Petunjuk Penulisan Ilmiah 12 FTI Gunadarma 2009
Contoh Pernyataan Originalitas dan Publikasi
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Aria Trisanjaya
NPM : 50404097
Judul PI : PEMBUATAN APLIKASI PRODUK ‘BLOOP’
DISTRO DENGAN MENGGUNAKAN
MACROMEDIA FLASH MX
Tanggal Sidang : 7 Januari 2008
Tanggal Lulus : 7 Januari 2008
menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat
dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam
bentuk apa pun telah mengikuti kaidah, etika yang berlaku. Mengenai isi dan
tulisan adalah merupakan tanggung jawab Penulis, bukan Universitas Gunadarma.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.
Depok, 15 Februari 2008
Aria Trisanjaya
Petunjuk Penulisan Ilmiah 13 FTI Gunadarma 2009
Contoh Lembar Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
Judul PI :
Nama :
NPM :
NIRM :
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :
Menyetujui,
Pembimbing Koordinator PI
( _______________ ) ( __________________ )
Ketua Jurusan
( ____________________ )
Petunjuk Penulisan Ilmiah 14 FTI Gunadarma 2009
Contoh Penulisan Abstraksi
ABSTRAKSI
Djoko Dwinanto.50497666
SISTEM INFORMASI LIGA PERANCIS MELALUI VISUALISASI
MULTIMEDIA
PI. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Gunadarma, 2001
Kata Kunci : Sistem, Visualisasi, Multimedia
(x + 62 + lampiran)
Abstrak merupakan pemadatan dari hasil penelitian / tulisan. Ditulis 1 spasi
dengan jumlah maksimum 200 kata (maksimum 1 halaman). Isi abstrak mencakup
tujuan atau pertanyaan yang ingin dijawab oleh peneliti, metode penelitian /
penulisan, dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian.
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………
Daftar Pustaka (1995-2000)
Petunjuk Penulisan Ilmiah 15 FTI Gunadarma 2009
Contoh Daftar Isi :
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ………………… i
Pernyataan Originalitas dan Publikasi ………………… ii
Lembar Pengesahan ………………… iii
Abstraksi ………………… iv
Kata Pengantar ………………… v
Daftar Isi ………………… vi
Daftar Tabel ………………… vii
Daftar Gambar ………………… viii
Daftar Lampiran ………………… ix
BAB 1 PENDAHULUAN ………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………… 1
………..
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………… 10
2.1. ……… ………………… 11
BAB 3 ANALISA DAN PEMBAHASAN ………………… 25
……….
BAB 4 PENUTUP ………………… 50
DAFTAR PUSTAKA ………………… 52
DAFTAR SIMBOL ………………… 53
LAMPIRAN ………………… 54
vi
Petunjuk Penulisan Ilmiah 16 FTI Gunadarma 2009
Contoh Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jembatan Konigsberg ………………… 15
Gambar 2.2. Graf A ………………… 18
Gambar 3.1. Diagram Blok ………………… 25
Contoh Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Koefisien Pengukuran ………………… 19
Tabel 2.2. Daftar Variabel ………………… 20
Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Pertama ………………… 33
Contoh Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Listing Program ………………… 56
Lampiran 2. Tampilan Antar Muka Input ………………… 67
Petunjuk Penulisan Ilmiah 17 FTI Gunadarma 2009
Contoh Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cattell R.G.G. dan Skeen J., “Object Operation Benchmark”, ACM Trans.
Database Systems, Vol. 17, 1992, pp. 1-31.
[2] Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6
th
ed, Addison Willey
Publishing Wesley Publishing Wesley Company, Inc, Reading Massachusetts,
1995.
[3] Galagher, P.R. Jr., “A Guide To Understanding Audit In Trusted System”,
http://www.radium.nesc.mil/library/rainbow/NCSC-TG-001-2.html, 1997,
Tanggal Akses: 1 Juni 1988
[4] Kchikech M. dan O. Togni, ”Approximation Algorithms for Multicoloring
Planar Graphs and Powers of Square and Triangular Meshes”, Discrete
Mathematics and Theoretical Computer Science, Vol. 8, Springer, Nancy,
France, 2006, pp. 159-172.
[5] Kimball, R., Data Warehouse Toolkit, John Wiley & Son, Inc., Toronto,
1996.
[6] N.L. Owsley, “Sonar Array Processing”, Array Signal Processing, S. Haykin,
Ed., Englewood Cliffs, NJ:Prentice_Hall, 1985, Ch.. 3, pp.115-193.
[7] Pearl, J. dan Kim J.H., “Studies in Semi-Admissible Heuristics”, IEEE Trans.
Pattern Analysis and Machine Intelligence, Vol. 4, 1982, pp. 392 -399.
[8] Stoica, I., et al., “A Proportional Share Resource Allocation Algorithm for
Real-Time, Time-Shared Systems”, Proceedings Real Time Systems
Symposium, IEEE Comp. Press, Desember 1996, pp. 288 -299.
IHWAL TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
Oleh Agus Nero Sofyan
1. Pembuka
Dalam paparan ini akan dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penulisan
karya ilmiah, yaitu konvensi, sistematika, pengutipan, dan daftar pustaka.
2. Konvensi Naskah Karya Ilmiah
Dalam konvensi naskah karya ilmiah, misalnya, dalam bahasa Indonesia dibicarakan
definisi dan aspeknya.
2.1 Definisi
Konvensi naskah karya ilmiah ialah peraturan atau aturan yang telah disepakati bersama
oleh suatu lembaga atau beberapa lembaga tertentu yang menyangkut seperangkat cara dan
bahan yang digunakan.
Catatan: Pada prinsipnya, setiap lembaga atau beberapa instansi memiliki konvensi karya ilmiah
yang sama.
2.2 Aspek
Aspek-aspek konvensi karya ilmiah ialah hal-hal yang menjadi kesepakatan bersama
dalam penulisan karya ilmiah.
Aspek-aspek tersebut meliputi hal berikut:
a. bentuk karangan,
b. bagian-bagian karangan,
c. bahan dan jumlah halaman,
d. perwajahan,
e. penomoran, dan
f. penyajian.
A. Bentuk Karangan Ilmiah
Bentuk karangan ilmiah di sini identik dengan jenis karya tulis keilmuan yaitu makalah,
laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
bentuk-bentuk karangan ilmiah berikut.
1. Makalah
Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau topik dan dibahas
berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.
2. Kertas kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan
menyajikan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.
3. Skripsi
Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. langsung
(observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan).
4. Tesis
Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan
pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada skripsi (karya
ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.
5. Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat
dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah
ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
B. Bagian-Bagian Tulisan Ilmiah
Bagian-bagian karangan ilmiah meliputi berikut: kelengkapan awal, kelengkapan isi, dan
kelengkapan akhir. Kelengkapan awal meliputi kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan,
halaman persembahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), kata pengantar, daftar
tabel, daftar grafik, atau gambar (jika ada), serta daftar singkatan dan lambang. Kelengkapan isi
meliputi pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi objek penelitian (khusus praktik kerja),
pembahasan, dan penutup. Kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, riwayat hidup penulis,
penulisan indeks, dan lampiran.
C. Bahan dan Jumlah Halaman
Bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ialah kertas HVS A-4 dan tinta
hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah minimal 10 halaman, laporan praktik kerja 40,
skripsi 60, tesis 80, dan disertasi 250 halaman.
D. Perwajahan
Perwajahan ialah tata letak unsur-unsur karangan ilmiah dan aturan penulisan. Dari
perwajahan ini, akan dimunculkan tampilan atau format penulisan karya ilmiah, yaitu ukuran
kertas, huruf yang dipakai, spasi, tepi batas (pias).
E. Penomoran
Dalam memberikan nomor, harus diperhatikan hal-hal berikut.
1. Romawi Kecil
Penomoran dengan angka Romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, serta daftar singkatan dan lambang.
Contoh:
2. Romawi Besar
Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab
teoretis, bab metode dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).
Contoh:
3. Penomoran dengan Angka Arab
Penomoran dengan angka Arab (0―9) dimulai dari bab I sampai dengan daftar pustaka
(termasuk riwayat hidup dan lampiran).
4. Letak Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau
berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias) kanan
atas.
Contoh:
5. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan angka Arab menggunakan sistem digital. Angka terakhir
dalam sistem digital tidak diberikan titik, misalnya, 1.1 Latar Belakang Masalah, 3.2.2
Peranan Bahasa dalam Pembangunan. Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik,
misalnya, 1. Pendahuluan 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah). Apabila ada penomoran
sistem digital antara angka Arab dan huruf, harus dicantumkan titik, misalnya, 3.2.2.a.
Contoh:
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1.4 Kerangka Pemikiran
1.5 Metode Penelitian
1.6 Rancangan Analisis Data
1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian
E. Penyajian
Penyajian dalam penulisan karya ilmiah ialah cara-cara menerapkan aturan penulisan,
pengutipan, penulisan daftar pustaka, dan konvensi. Dengan kata lain, penyajian meliputi
seperangkat bentuk penyajian karya ilmiah secara utuh (mulai dari jilid sampai dengan
lampiran).
3. Sistematika Tulisan Ilmiah
Sistematika karya ilmiah ialah aturan meletakkan bagian-bagian karanga ilmiah (bagian
mana yang harus didahulukan dan bagian mana yang harus dikemudiankan)
3.1 Bagian Pembuka
Bagian pembuka meliputi kulit luar (jilid), halaman judul, pengesahan, persembahan,
abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), daftar isi, daftar tabel dan grafik, serta daftar
singkatan dan lambang, dan lampiran.
A. Judul Karangan (Kulit Luar)
Dalam kulit luar, harus dicantumkan judul karangan (dengan subjudul, bila ada), nama
karangan ilmiah, keperluan penyusunan, penyusun dan NPM, logo, nama lembaga pendidikan
(jurusan, fakultas, universitas), kota, dan tahun penyusunan.
a. judul tulisan:
KOMBINASI AFIKS ME(N)-KAN DAN ME(N)-I DALAM BAHASA INDONESIA:
KAJIAN FUNGSI DAN NOSI
b. nama bentuk tulisan ilmiah:
Dicantumkan jenis karangan ilmiah, misalnya, MAKALAH, LAPORAN PRAKTIK
KERJA, SKRIPSI, TESIS, atau DISERTASI yang ditulis dengan huruf kapital dan dicetak
tebal.
c. tujuan penulisan:
Tujuan penulisan ditulis dengan memakai huruf kecil kecuali nama mata kuliah,
kegiatan, dan nama jurusan. (ditulis di tengah-tengah).
Contoh:
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Morfologi Bahasa Indonesia I
diajukan untuk dipertahankan dalam ujian Sidang Sarjana Sastra Indonesia
atau
disusun untuk memenuhi tugas dalam mengikuti kuliah sintaksis Bahasa Indonesia pada Program
Studi Sastra Indonesia
d. dilengkapi dengan nama dosen pembina:
Dosen Pembina
Prof. Dr. J.S. Badudu
e. nama penulis:
Dicantumkan nama penyusun dan NPM yang didahului kata Oleh atau Disusun oleh
Oleh
Tubagus Ahmad Soebagja
HIA81029
f. Logo:
Logo lembaga pendidikan dengan diameter 4 cm disimpan di tengah.
g. nama lembaga:
Dicantumkan nama jurusan, fakultas, universitas atau sekolah tinggi.
JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
h. tempat dan waktu:
Dicantumkan tempat dan waktu pada saat tulisan ilmiah itu diselesaikan.
BANDUNG
1986
B. Halaman Judul
Halaman judul sama (identik) dengan kulit luar (jilid), tetapi dituangkan dalam kertas A-
4 atau kertas jeruk.
C. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan ialah halaman khusus dalam karya ilmiah yang berisikan judul
karangan, nama penyusun, NPM, pembimbing utama, pembimbing pendamping, diketahui ketua
jurusan, dan disahkan oleh dekan.
D. Halaman Persembahan
Lembaran ini bersifat subjektif. Artinya, isinya bebas bergantung kepada “keinginan
penulis”. Biasanya berisikan ayat-ayat suci agama. Persembahan disajikan untuk orang-orang
terdekat (ibu, bapak, kakak, adik, istri, suami, atau anak).
E. Abstrak
Abstrak mencerminkan seluruh isi karangan dengan mengungkapkan berikut: judul
karangan, metode penelitian, sumber data, kerangka teori, masalah yang dibahas, dan hasil yang
dicapai. Abstrak ini disajikan dengan jarak satu spasi dan ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa
Indonesia dan Inggris. Jumlah kata dalam abstrak berkisar 200—500 kata.
F. Kata Pengantar
Kata pengantar dalam karya ilmiah, misalnya, skripsi berisikan hal-hal berikut: puji
syukur kepada Tuhan, judul karangan, tujuan penulisan, ucapan terima kasih, tanggung jawab
ilmiah penulis, dan titimangsa.
G. Tabel
Tulisan ilmiah yang lengkap, selain menganalisis data dengan saksama, juga
mencantumkan tabel yang merupakan gambaran analisis data (bila diperlukan). Nama tabel
diberikan nomor dengan angka Arab dan ditulis dengan memakai huruf kapital pada awal kata
kecuali preposisi dan konjungsi yang bukan di awal.
Contoh:
Tabel 1 Fungsi Kombinasi Afiks Me(N)-Kan………………………………………………………………35
Tabel 2 Fungsi Kombinasi Afiks Me(N)-I………………………………………………………………43
Daftar Gambar/Grafik/Bagan
Daftar grafik/gambar/bagan pada dasarnya sama dengan penulisan daftar tabel.
H. Daftar Singkatan dan Lambang
Tidak ada aturan yang menetapkan bahwa penulisan lambang dan singkatan harus
memakai huruf kapital atau tidak. Ketentuan mengenai bentuk singkatan atau lambang
bergantung pada keinginan penulis. Namun, hal yang perlu dipahami dalam penulisan daftar
singkatan itu harus konsisten.
I. Lampiran
Dalam lampiran diinformasikan tentang kelengkapan penelitian, misalnya, angket
pedoman wawancara, foto, peta lokasi, dan sumber data.
3.2 Bagian Isi
Bagian isi ialah bagian inti dalam karya ilmiah yang meliputi bab pendahuluan, bab
landasan teoretis, bab objek lokasi penelitian (khusus praktik kerja), bab pembahasan (analisis
data), dan bab penutup. Dengan kata lain, bagian isi merupakan penelitian si penulis.
Bab pendahuluan memuat penjelasan atau pengantar tentang isi karangan ilmiah. Bab ini
juga memuat landasan kerja dan arahan dalam penyusunan karangan ilmiah.
Pada bagian ini, diuraikan (a) masalah yang akan diteliti, (b) contoh masalah, (c)
penjelasan tentang dipilihnya masalah ini bagi penulis atau pun bagi orang lain, dan (d)
argumentasi yang logis antara data (realitas) dan teori (harapan).
Identifikasi masalah merupakan garis besar yang akan diteliti atau diuraikan. Identifikasi
masalah ini disajikan dalam bentuk pertanyaan. Akan tetapi, pembatasan masalah merupakan
bagian yang menyempitkan atau membatasi pokok permasalahan sehingga kajian tidak terlalu
luas dan abstrak.
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan dalam penelitian
ini (harus sejalan dengan identifikasi masalah), sedangkan kegunaan penelitian merupakan
penegasan tentang manfaat yang akan dicapai baik secara teoretis maupun secara praktis.
Kerangka teori berisikan prinsip-prinsip teori (dari para ahli) yang dijadikan dasar untuk
menganalisis data.
Penelitian ilmiah harus menerapkan metode dan teknik penelitian. Metode penelitian
ialah seperangkat alat yang tersusun secara sistematis dan logis, sedangkan teknik penelitian
ialah tata cara melakukan setiap langkah-langkah metode penelitian.
Lokasi penelitian ialah tempat penelitian dilaksanakan. Lamanya penelitian dapat
dilakukan dengan membuat rencana atau jadwal kegiatan penelitian.
Penelitian ilmiah harus menyajikan sekaligus memaparkan sumber data. Sumber data ini
merupakan bahan yang diteliti. Jika penelitian ini berasal dari buku, misalnya, novel, majalah,
surat kabar, tabloid, identitas sumber data tersebut harus dicantumkan. Jika sumber data itu
banyak dan beragam, dapat digunakan sampel dan populasi.
B. Kajian Teori
Bab ini berisikan uraian tentang teori-teori atau pendapat-pendapat yang relevan dengan
masalah yang dibahas atau diteliti. Bisa saja, penelitian-penelitian terdahulu dapat
melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dalam bab ini, disertakan
alasan-alasan yang logis. Dengan demikian, penulis dapat menolak, menerima, mempertanyakan,
atau menguatkan teori yang sudah ada.
Teori yang dijadikan acuan hendaknya kepustakaan atau hasil penelitian yang mutahir
dengan berusia lima tahun ke belakang, tetapi jika teori lama masih relevan, pendapat tersebut
masih bisa dipakai.
C. Objek Penelitian
Dalam bab ini, dijelaskan keadaan lokasi penelitian atau objek penelitian secara singkat
(bergantung pada kebutuhan penelitian).
Hal hal yang perlu dijelaskan dalam bab ini, yaitu (a) sejarah objek penelitian, (b)
struktruk organisasi, dan (c) kegiatan objek penelitian.
D. Pembahasan (Analisis Data)
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah
karena dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis,
pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).
E. Penutup
Bab penutup meliputi dua bagian, yaitu simpulan dan saran.
Simpulan ini ialah bentuk singkat dari uraian yang dibahas pada bab analisis data.
Simpulan ini pun merupakan jawaban atas pembatasan masalah dan tujuan penelitian.
Saran merupakan informasi untuk ditindaklanjuti oleh pembaca bila akan mengadakan
penelitian lanjutan.
Catatan: Saran ini bukan merupakan saran peneliti atau penulis pada objek penelitian atau
instansi tertentu. Saran ini ditujukan untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Artinya, masih ada celah lain dari penelitian ini yang belum tergarap sehingga dapat diteliti oleh
pembaca.
F. Bagian Akhir
Bagian akhir atau kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, daftar kamus, daftar riwayat
hidup, indeks, dan lampiran.
Satu di antara yang harus ada (mutlak) dalam tulisan karangan ilmiah ialah adanya
sumber acuan dan daftar pustaka. Dengan adanya daftar pustaka, pembaca bisa mengetahui
sumber acuan yang menjadi landasan dalam pengkajian.
Daftar kamus harus dibedakan dengan daftar pustaka.
Daftar riwayat hidup berisikan biodata penulis yang lengkap, yaitu identitas, pendidikan,
prestasi, dan pengalaman.
Indeks merupakan daftar istilah atau kosakata khusus dalam karya ilmiah yang disusun
secara alfabetis dan diberikan penunjukan halaman tertentu.
Lampiran berisikan hal-hal yang mendukung penulisan karangan ilmiah. Isi lampiran
bergantung kepada kebutuhan penulisan, misalnya, acuan wawancara, angket, surat izin
penelitian, dan data penelitian.
4. Pengutipan dalam Tulisan Ilmiah
Pengutipan ialah proses meminjam pendapat para ahli dalam disiplin ilmu tertentu baik
langsung atau pun tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah.
Hasil pengutipan karya ilmiah disebut kutipan.
Fungsi kutipan ialah (a) bukti untuk menunjang pendapat penulis, (b) bukti tanggung jawab
penulis, dan (c) bukti bahwa tulisan itu ilmiah.
Jenis-jenis Kutipan
Pada dasarnya, kutipan dalam karya ilmiah itu dibagi atas dua jenis, yaitu kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
Kutipan langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli secara utuh atau lengkap
baik itu berupa frase atau kalimat. Kutipan langsung dapat dibedakan pula atas kutipan langsung
yang kurang atau sama dengan empat baris dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris.
Kutipan tidak langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli tidak secara utuh.
Penulis menulis intinya atau topiknya saja, lalu dikembangkan dengan pendapat penulis.
Teknik Pengutipan
Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan empat baris dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut:
1. kutipan ditulis langsung dengan teks;
2. spasi kutipan ialah 2 spasi;
3. memakai tanda petik dua di awal dan di akhir
kutipan;
4. awal kutipan memakai huruf kapital;
5. diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun
terbit buku, halaman buku; penulisan ini dapat
disajikan di awal atau di akhir kutipan.
Contoh: —————————-teks————————————
————————————————————————————
“………………………………………………….……………………
………………………………………………kutipan……………….
…………………………” (Badudu, 1994: 56).
—————————————————————teks————–
———————————————————————–
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1. dipisahkan dari teks 2,5 spasi;
2. spasi dalam kutipan 1 spasi;
3. memakai tanda petik dua atau pun tidak
(opsional);
4. semua kutipan dimulai dari 7—10 ketukan dari
sebelah kiri teks;
5. awal kutipan memakai huruf kapital;
6. diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun
terbit buku, halaman buku; penulisan ini dapat
disajikan di awal atau di akhir kutipan.
2 Spasi
Kutipan tidak langsung dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1. kutipan disatukan dengan teks;
2. spasi kutipan 2 spasi;
3. tidak memakai tanda petik dua;
4. menggunakan ungkapan, misalnya,
mengatakan bahwa, menyatakan bahwa,
mengemukakan bahwa, berpendapat bahwa;
5. mencantumkan nama akhir pengarang (marga),
tahun, dan halaman.
Selain tekniknya, juga harus diperhatikan Prinsip-prinsip dasar dalam pengutipan ialah
sebagai berikut.
a. Dalam kutipan tidak dibenarkan mencantumkan judul buku.
b. Nama marga, tahun terbit, dan halaman buku selalu berdekatan.
c. Kutipan tidak dibenarkan dicetak tebal atau dihitamkan.
d. Kutipan dalam bahasa asing atau bahasa daerah harus dicetak miring.
e. Jika nama pengarang ada dua, nama akhir (marga) kedua pengarang itu ditulis. Misalnya: J.S.
Badudu dan M. Ramlan menjadi Badudu dan Ramlan.
f. Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama akhir pengarang pertama yang ditulis dan
diikuti dkk. Misalnya: J.S.Badudu, M. Ramlan, Gorys Keraf menjadi Badudu, dkk.
g. Apabila kutipan itu dirasakan terlalu panjang, penulis boleh mengambil bagian intinya saja
dengan teknik memakai tanda elipsis […------------------------------ (Badudu, 1994:45)….],
tetapi tidak boleh mengubah atau menggeserkan makna atau pesannya.
h. Jika kutipan berupa pendapat ahli yang berasal dari kutipan yang lain, bentuk penyajiannya
ialah Menurut Badudu (dalam Djajasudarma, 1993: 56) bahwa ….
5. Daftar Pustaka
Daftar putaka ialah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah, misalnya, makalah
atau skripsi yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis (setelah
nama marga pengarang dikedepankan).
Kepustakaan atau juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat
kabar, internet, dan orasi dalam karya ilmiah;
b. berisikan nama pengarang atau lembaga;
c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit,
cetakan atau edisi, nama penerbit, dan tempat
terbit.
Fungsi dari daftar pustaka ialah sebagai berikut:
a. menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b. menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan akumulasi dari
karya ilmiah sebelumnya;
c. merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.
Teknik penulisan daftar pustaka ialah berikut:
a. nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang dikedepankan, yaitu nama
marga/unsur nama akhir yang dipisahkan oleh koma;
b. setelah itu, nama pengarang disusun secara alfabetis;
c. bila nama pengarang ada dua, yang dibalikkan ialah nama pengarang pertama;
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi
Salim, Emil dan Philip Kotler
d. jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang diputar dan diikuti
oleh dkk.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad
Tjiptowardojo menjadi Salim, Emil.
dkk.
e. bila tidak terdapat nama pengarang, nama departemen atau lembagalah yang ditulis; bila tidak
ada kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga;
f. gelar akademik pengarang tidak dicantumkan;
g. judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi dalam mesin tik
atau tulisan tangan;
h. judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh tanda petik
dua;
i. bila ada edisi atau cetakan ditulis sesudah judul buku;
j. jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah ditulis
sesudah edisi;
k. spasi dalam daftar pustaka satu spasi;
l. perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain dua spasi.
m. bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua atau selanjutnya
dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);
n. jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang ditulis satu
kali; nama pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa garis panjang;
o. bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang pengarang, urutan
penulisannya berdasarkan tahun terbit;
p. bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang ditulis dalam
tahun yang sama, urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b, c, dsb.
Bentuk Pertama
perhatikan urutan penulisan;
nama marga dan nama kecil, (dipisahkan koma), (diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri
titik), judul buku–anak judul, (diikuti titik dua dan diakhiri titik), cetakan (diakhiri titik), nama
tempat (diakhiri titik dua), nama penerbit (diakhiri titik).
Contoh
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.
Cetakan III.Bandung: Eresco.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba” dalam PELLBA 2.
Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Jakarta: Kanisius.
Bentuk Kedua
Djajasudarma, T. Fatimah
1993a Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco.
1993b Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco.
5. Penutup
Banyak formalitas penulisan karya ilmiah yang bersifat teknis yang harus diikuti oleh
para penulis/ peneliti agar format keilmuannya dapat dipertanggungjawabkan.
Pustaka Acuan
Arifin, E. Zaenal, 1991. Penulisan Karya Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.
Brotowijdoyo, Mukayat D., 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta : Akademika Pressindo.
Effendi, S., 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Bahasa.
Keraf, Gorys, 1980. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Djajasudarma, T. Fatimah, 1993, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.
Bandung : PT Eresco.
Moeliono, Anton. 1980. “Bahasa Indonesia dan Ragam-Ragamnya” dalam Pembinaan Bahasa
Indonesia I, Nomor 1: 15 s.d. 33.
Sudaryanto. 1998. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
METODE PENULISAN LAPORAN AKHIR
MAHASISWA PROGRAM D3 PERENCANAAN DAN
PENGELOLAAN PROYEK UNIVERSITAS LAMPUNG*)
Oleh:
Muhiddin Sirat**)
I. PENGERTIAN LAPORAN AKHIR
Mengacu pada Pedoman Pelaksanaan PKL Progam D3 Perencanaan dan Pengelolaan Proyek dan Bisnis maka laporan akhir mahasiswa program D3 tersebut merupakan salah satu bentuk laporan penelitian. Laporan Penelitian merupakan suatu laporan yang disusun atau dihasilkan dengan menggunakan cara ilmiah mulai dari tahap penyusunan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, sampai dengan pembuatan laporan penelitian. Secara lebih terinci ketiga tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: (1) memilih masalah dan penentuan judul penelitian, (2) studi pendahuluan, (3) merumuskan masalah, (4) merumuskan hipotesis, (5) memilih pendekatan yangakan digunakan, (6) menentukan variable penelitian dan sumber data, (7) menentukan dan menyusun instrument penelitian, (8) mengumpulkan data, (9) analisis data dan pembahasan, (10) menarik kesimpulan, dan (11) menyusun laporan penelitian.
Memperhatikan tahapan penelitian tersebut, maka Laporan Akhir Mahasiswa Program D3 sekurang-kurangnya memuat lima bab, yaitu : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, serta Kesimpulan dan Saran. Kelima bab tersebut harus saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang terpadu.
II. PENGERTIAN METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004: 1). Cara ilmiah mengandung arti bahwa kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilaksankan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia; dan Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis dan ilmiah.
III. JENIS PENELITIAN
Berbagai jenis penelitian yang dapat digunakan untukpenelitian dalam bidang ekonomi dan bisnis, yaitu : (1) Penelitian Akademik, yaitu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membuat skripsi/laporan akhir, tesis, dan di esertasi, sehingga lebih mementingkan validitas internal (caranya harus benar), variabel dan kecanggihan alat analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan mahasiswa. (2) Penelitian Profesional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh dosen dan peneliti lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru atau pengembangan pengetahuan yang sudah ada.
*)Disampaikan pada acara pelatihan PKL Mhs D3 Pengelolaan Proyek Tahun 2006
**) Staf Pengajar Jurusan EP F€akultas Ekonomi Unila
Variabel relatif lengkap, dan kecanggihan alat analisis disesuaikan dengan kepentingan masyrakat ilmiah; dan (3) Penelitian Institusional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembanan lembaga dan hasil penelitian sangat bergunakan bagi pimpinan untuk pengambilan keputusan.
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, serta menurut analisis dan jenis data. Pengelompokan penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah pengelompokan berdasarkan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Penelitian Deskriftif
Penelitian Deskriftif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan suatu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel tersebut dengan variabel lainnya.
Contoh judul penelitian deskriptif adalah:
a. Kinerja Perusahaan pada Industri Pengolahan Skala Kecil dan Menengah di ….
b. Efektivitas Pelaksanaan Sistem Pengendalian Mutu Perusahaan………………..
c. Prestasi Kerja Karyawan Pada Perusahaan………………………………………
d. Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Harga dan Non-Harga Pada Industri……….
e. Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha …………………………………….
f. Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Pelayanan Usaha Jasa Ekspedisi ……….
2. Penelitian Komparatif
Penelitian Komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan : (1) suatu variabel yang sama dengan dua atau lebih perlakuan yang berbeda, dan (2) suatu variabel yang sama dalam kurun waktu yang berbeda.
Contoh judul Penelitian Komparatif:
a. Perbandingan Tingkat Keuntungan Usaha Nelayan Menggunakan Perahu Bermotor dan Tanpa Motorr di ……………(variabel sama, perelakuan berbeda).
b. Perbandingan Produktivitas lahan Usahatani Tanaman Hortikultura dengan menggunakan Pupuk Organik dan Non-Organik di……..(Perlakuan berbeda).
c. Kinerja usaha Perusahaan Dalam Industri Pengolahan Pada Masa Krisis dan Pasca Krisis Ekonomi di……………………(variabel sama, waktu berbeda)
d. Perbandingan Kinerja BUMD dan Badan Usaha Swasta di………..(varibel sama, lembaga berbeda).
3. Penelitian Asosiatif
Penelitian Asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan atau hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh judul penelitian asosiatif:
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ayam Pedaging di …………….
b. Pengaruh Pembinaan dan Modal Kerja Terhadap Kinerja Usaha ………………
c. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Masyarakat dengan Daya Beli Produk…
d. Pengaruh Iklan Terhadap Nilai Penjualan………………………………………..
e. Pengaruh Interior Toko, Warna Pakaian, dan Cara Pelayanan Terhadap Nilai Penjualan ………………………………………………………………………….
f. Estimasi Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan Memperhatkan Perilaku Variabel yang Mempengaruhinya……………………….
g. Pendugaan Efisiensi Alokasi Faktor Produksi dan Skala Usaha Pada Indusri…….
h. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Indusatri………………………………….
i. Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Sistem Kemitraan dan Hubungannya dengan Kinerja Usaha Pada Industri……………………………………………………………
j. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Keja………..
Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi dapat digunakan sebagai dasar dalam merumuskan judul penelitian. Oleh karena itu judul penelitian ada yang bersifat deskriftif, komparatif, dan asosiati seperti contoh-contoh judul penelitian yang dikemukakan tersebut di atas.
IV. ALASAN PEMILIHAN JUDUL PENELITIAN
Menarik atau tidaknya suatu judul penelitian tergantung beberapa faktor, antara lain: (1) apakah judul penelitian telah mencerminkan adanya suatu masalah yang menarik untuk diteliti; (2) apakah judul tersebut menarik minat dan bersesuaian dengan bidang ilmu peneliti; dan (3) apakah judul penelitian sepengetahuan peneliti belum ada yang menelitinya.
Sebagai acuan utama pemilihan judul penelitian yang tepat adalah memperhatikan ada tidaknya masalah umum atau kesenjangan(gap) antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi atas suatu aktivitas pengadaan faktor produksi(input), Aktivitas produksi(proses), hasil aktivitas (output), dan atau dampak suatu aktivitas(outcome) tertentu.
Sebagai contoh: setelah penyuluhan pertanian dilaksanakan seharusnya petani sudah dapat melaksanakan kegiatan produksi dengan baik, namun dalam kenyataannya petani belum melaksanakan proses produksi sesuai dengan teknologi yang dianjurkan dan produktivitas ushatani masih relatif rendah. Memperhatikan contoh di atas terdapat beberapa kesenjangan yang terjadi, yaitu : rendahnya pemahaman petani tentang materi penyuluhan, proses produksi belum berjalan dengan baik , produktivitas lahan rendah,
Kondisi yang diharapkan …………………………… Kondisi saat ini (Kenyataa)
Dasar : Kesenjangan(gap) Dasar:
a. Peraturan a. Data Kuantitatif
b. Teori Penyebabnya apa? b. Data kualitatif
c. Target
Atas dasar kesenjangan atau masalah umum yang terjadi (terpilih) peneliti dapat menentukan judul penelitian : (1) Efektivitas Pelaksanaan penyuluhan, atau (2) Studi korelasi antara tingkat pengetahuan petani peserta penyuluhan dengan produktivitas lahan usahatani, atau (3) Perbandingan Produktivitas lahan usahatani peserta penyuluhan dan bukan peserta penyuluhan.
V. METODE PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Laporan akhir mahasiswa program D3 pengelolaan proyek sekurang-kurangnya memuat lima bab, yaitu: Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, serta Kesimpulan dan Saran.
A. PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisikan Latar Belakang, Perumusan masalah, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian (jika ada).
1. Latar Belakang
Penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti mengungkap suatu gejala untuk suatu tujuan. Sub bab ini utamanya menjelaskan tentang hal-hal yang mendorong (argumentasi) pentingnya penelitian dilakukan. Oleh kaena itu dalam sub bab ini peneliti menjelaskan: (1) kesenjangan (masalah) yang terkait denga judul penelitian, (2) proses mengidentifikasi masalah, (3) alasan pentingnya pemecahan masalah guna kemajuan ilmu pengetahuan dan pembangunan, dan (4) menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan untuk menjawab masalah tersebut.
2. Perumusan Masalah
Spesifikasi masalah yang telah diuraikan pada latar belakang dirinci dan dirumuskan pada sub-bab ini. Perumusan masalah umumnya berupa kalimat tanya: apakah, bagaimanakah, seberapa besar, dan lain-lain sesuai dengan judul penelitian. Rumusan masalah Deskriptif antara lain berupa kalimat tanya :Seberapa baik, berapakah. Rumusan masalah Komparatif antara lain barupa kalimat tanya adakah perbedaan yang signifikan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Rumusan masalah Asosiatif antara lain berupa kalimat tanya Adakah hubungan dan atau adakah pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ditinjau dari segi isinya merupakan ssesuatu yang ingin dicapai. Penelitian dapat bertujuan untuk menguraikan/mendeskripsikandan atau membuktikan sesuatu. Apabila masalah penelitian dikemukakan dalam kalimat tanya, maka tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan (ingin mengathui, ingin mengukur, ingin menjelaskan, dan lain-lain).
4. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran memuat alur pikir mulai dari perumusan masalah, tujuan, sampai dengan cara mencapai tujuan penelitian. Uraian dan dasar penguat alur pikir dirinci dalam tinjauan pustaka.
5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian merupakan jawaban/kesimpulan sementara (dugaan sementara) yang perlu dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu hipotesis harus konsisten dengan judul, masalah, dan tujuan penelitian. Apabila judul penelitian bersifat deskriftif, atau komparatf, atau asosiatif; maka hipotesis juga dapat berupa Hipotesis Deskriptif (jika diperlukan), Hipotesis Komparatif, atau hipotesis asosiatif.
Bagan Hubungan Antara Masalah, Tujuan, Hipotesis, dan Kesimpulan
Masalah Tujuan Penelitian
(hal yang perlu (jawaban yang ingin
Dipertanyakan) dicapai)
Hipotesis Kesimpulan
(Dugaan Sementara) (Jawaban yang diperoleh)
B. TINJAUAN PUSTAKA
Memaparkan perkembangan topik yang diteliti untuk justifikasi teori yang digunakan sebagai landasan yang dipakai sesuai dengan alur pikir dalam penyusunan karya ilmiah. Penulusuran pustaka diutamakan melalui tulisan ilmiah yang terpuklikasi, seperti buku ajar, jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan karya ilmiah lain yang terbublikasi.. Teori yang dirujuk/dikutip dapat digunakan sebagai batasan, dasar pembenaran, alas an pembanding, alas an penguat atau pendukung dalam tulisan.
Rujukan dan kutipan harus mngikuti tata cara yang berlaku.
C. METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang : tempat dan waktu penelitian, Penentuanb ukuran dan alokasi sample (jika ada), data dan sumber data, alat analisis dan pengujian hipotesis penelitian, dan pelaksanaan penelitian.
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam sub-bab ini menjelaskan tentang tempat dan sasaran penelitian, dan kapan penelitian dilakukan.
2. Metode Penentuan Ukuran Sample dan Alokasi Sampel
Penelitian yang memerlukan data primer, pengumpulan data dilakukan dengan penelitian survei, yaitu penelitian yang menggunakan sampel dan kuesioner sebagai alat bantu mengumpulkan data yang utama. Metode penentuan ukuran sampel antara lain menggunakan: (1) metode penarikan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling), dan (2) metode penarikan sampel acak berstrata (Stratified Random Sampling). Selanjutnya agar sampel dapat mewakili populasi maka alokasi sampel proposional dengan jumlah anggota populasi disetiap stratum yang lazim disebut alokasi sampel berimbang.
a. Metode pengukuran besaran sample
(1) simple random Sampling
Rumus = =
Keterangan :
= Jumlah Anggota populasi
= Standar deviasi variable ukuran heterogenitas populasi
=
= Bound of Error.
= Jumlah Sampel
(2) Stratificad random sampling
Rumus =
Jika terdapat dua struktur rumus diatas dapat di jabarkan ;
Keterangan .
= Jumlah anggota populasi
= Jumlah anggota populasi stratum I (luas ≤ 1 Ha)
= Jumlah Anggota Populasi stratum 2 (luas ≥ 2 Ha)
= dan
=
= Standar deviasi variabel ukuran heterogenitas ( misal ; luas areal)
= Bound of Error
= Jumlah sampel
3. Data dan Sumber Data
Untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti terlebih ahulu mengetahui macam-macam data.Macam data ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data Kuantitatif adalah data data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang dikuantifikasi dalam bentuk angka
Kualitatif
Macam Data Diskrit/nominal
Kuantitatif Ordinal
Kontinum Interval
Rasio
Data kuantitatif dibagi dua yaitu data diskrit/nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolongkan secara terpisah secara diskrit atau katagori. Penggolongan data dapat dilakukan menurut katagori tertentu, misalnya penggolongan data menurut jenis kelamin, suku, pola produksi , dan lain-lain. Misalnya dalam satu kelas terdapat 50 mahasiswa, terdiri dari 30 pria dan 20 wanita. Jadi data nominal adalah data diskrit, bukan data yang kontinum.
Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum dibagi menjadi data ordinal, data interval, dan data rasio. Data ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat dan dinyatakan dalam skala ordinal untuk setiap indikator dari suatu variabel tertentu. Misalnya data tentang persepsi konsumen terhadap kualitas produk Altenatif jawaban responden dijenjang mulai dari baik sekali, baik, cukup baik, kurangbaik, dan tidak baik.(skoring: Baik sekali: 5, Baik: 4, Cukup baik: 3, Kurang baik: 2 , dan Tidak Baik: 1).
Data interval adalah data yang memiliki jarak yang sama untuk setiap kelas interval, tetapi tidak memiliki nilai nol
1 3 5 7 9 11
*_______*________*_________*_________*_________*
Data rasio adalah data yang memiliki nilai nol (nol mutlak). Misalnya data tetang berat (kg), panjang (m), volume (m3), produksi (ton). Apabila berat 0 kg berarti tidak ada bobot, panjang 0 m berarti tidak ada panjang,nya, apabila produksi 0 ton berarti tidah ada hasil produksi, dan lain-lain. Data rasio yang memiliki satuan yang sama dapat dijumlahkan, dikurangkan, dibagi atau dikalikan secara aljabar.
Data ditinjau dari segi sumber data dapat dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder . Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari responden (objek yang diteliti), dan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, melainkan diperoleh dari buku-buku laporan penelitian pihak lain, laporan dinas instansi yang terkait, dan sumber lain yang telah terpublikasi.
4. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
a. Alat analisis untuk menguji hipotesis penelitian deskriptif, menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui rata-rata, modus, standar deviasi suatu nilai variabel, dan dapat juga dilanjutkan dengan uji signifikansi rata-rata nilai suatu varabel dengan menggunakan uji- t..
b. Alat analisis untuk menguji hipotesis penelitian komparatif dilakukan dengan cara membandingkan rata-rata nilai dua variabel dan untuk mengetahui signifikansi beda nilai dua variabel mengunakan uji beda rata-rata nilai dua variabel dengan menggunakan uji- t .
c. Alat analisis untuk menguji hipotesis asosiatif (korelasi dan atau pengaruh)
(1). Untuk menguji hipotesis asosiatif (korelasi) menggunakan statistik non parametrik untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih secara parsial. Dan untuk menguji signifikasi korelasi menggunakan uji-t.
(2) untuk menguji hipotesis asosiatif (pengaruh) menggunakan statistik parametrik, yaitu analisis regresi linier sederhana atau regresi linier berganda.Dalam upaya mengetahui besaran pengaruh dan korelasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Selnjutnya untuk mengetahui signifikansi pengaruh dan korelasi tersebut juga menggunakan uji-t.
d. Contoh Alat Analisis untuk Pengujian hipotesis.
1. Hipotesis (1) :
Usaha tani ………… menguntungkan dengan tingkat keuntungan minimal 20 % ( Hipotesis Deskriptif )
Alat analisis :
=
2. Hipotesis (2) :
Keuntungan perhektar usaha tani monokultur lebih besar dari usaha tani polikultur ( hipotesis Komparatif)
Alat Analisis :
=
>
Uji signifikasi beda rata – rata keuntungan menggunakan uji – t.
= t tabel.
Kaidah keputusan :
> t tabel = menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara
keuntungan monokultur dengan polikultur.
3. Hipotesis (3)
Faktor input lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan pupuk ( X3) berpengaruh positif signifikan terhadap produksi (Y).
Alat analisis :
Y = f ( X1, X2, X3 )
LnY = + Ln + Ln + t
Misalnya :
LnY = 50 + 0.3 Ln X1 + 0.4 Ln X2 + 0.7 Ln X3
R2 = 0.89.
Besaran panjang ;
• terhadap Y ditunjukan = + 0.3
• terhadap Y di tunjukan = + 0.4
• terhadap Y di tunjukan = + 0.7
• Pengaruh X1, X2 , X3 secara bersama – sama terhadap Y di tunjukan koefisien determinasi ( R2 = 0.89 )
Sebelum besaran pengaruh di maknakan perlu di lakukan uji signifikasi pengaruh .
a. uji signifikasi pengaruh X1 , X2, X3 secara parsial menggunakan uji – t
=
=
> = berpengaruh signifikan terhadap Y
> = X2 berpengaruh signifikan terhadap Y
> = X3 berpengaruh signifikan terhadap Y
b. untuk menguji signifikasi pengaruh X1 , X2, X3 secara bersama – sama terhadap Y menggunakan uji – F.
> : X1 , X2, X3 secara bersama – sama berpengaruh
signifikan terhadap Y.
4. Hipotesis (4) :
Alokasi faktor produksi lahan ( X1), tenaga kerja (X2), dan Pupuk (X3) belum efisien ( hipotesis deskriptif dan hipotesis komperatif).
Alat analisis:
Misal :
> 1 penggunaan input X1 belum efisien dan perlu di tambah
= 1 Penggunaan input X1 telah efisien
0 layak
2. Gross =
Gross > 1 layak
3. Net =
Net > 1 layak
4. IRR ( Internal Rate Of Return)
IRR =
IRR > r layak
Keterangan ;
r = suku bunga
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dipaparkan melalui hasil estimasi model empiris dengan menggunakan teori yang relevan. Pemaparan hasil penelitian dilakukan setelah melakukan perhitungan dengan menngunakan alat analisis dan cara pengujian hipotesis yang relevan.
b. Pembahasan
Dalam sub-bab ini dipaparkan penafsiran secara teoritis yang berhubungan hasil penelitian, Kekutan tulisan terletak pada pemaparan hasil estimasi yang ditafsir ecara teoriris. Rujukan penelitian sejenis terutama hasil penelitian yang terpubliksi dapat digunakan sebagai pembanding untuk mempertajam pemaknaan hasil penelitian guna mendapatkan kesimpulan yang tepat. Pembahasan juga dapat memuat implikasi temuan untuk membantu pengambilan kebijakan, penarikan kesimpulan, pengembangan teori, dan atau prediksi untuk topik yang diteliti.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
1, Kesimpulan
Kesimpulan memuat abstraksi temuan pokok atau inti temuan dalam laporan penelitian.
2. Saran
Saran memuat rekomendasi untuk kebijakan, prediksi, rintisan untuk penelitian lebih lanjut. Saran harus dibuat sejalan dan sesuai dengan temuan penelitian.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Universitas Indonesia bercita-cita menjadi Universitas riset kelas dunia. Untuk mewujudkan universitas riset diantaranya diperlukan kegiatan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian. Harian The Times Inggris menampilkan hasil survei peringkat perguruan tinggi (PT) terkemuka, dari data tahun 2006 dan 2007 tiga besar dunia diduduki Harvard University (AS), University of Cambridge (Inggris) dan University of Oxford (Inggris). Universitas Indonesia termasuk dalam 500 besar, dimana peringkat UI pada tahun 2006 (ke-250) yang disusul setelahnya adalah ITB (ke-258) dan UGM (ke-270). Sedangkan pada tahun 2007 peringkat UI mengalami penurunan (peringkat ke-395), dibawah UGM (ke-360) dan ITB (ke-369). Parameter yang dinilai diantaranya adalah jumlah dan kualitas penelitian, kualitas pendidikan, kualitas dosen/peneliti, jumlah dan kualitas mahasiswa.
Usaha untuk mewujudkan UI menjadi universitas kelas dunia memang tidak mudah. Kelemahan utama lebih disebabkan oleh motivasi dosen untuk meneliti hanya dikaitkan dengan usaha kenaikan pangkat kepegawaian. Sivitas akademika Universitas Indonesia merupakan sumber daya yang dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih dari masyarakat biasa karena kapasitasnya yang lebih intens berinteraksi dengan ilmu pengetahuan. Hal tersebut sudah sepatutnya mampu mengaktualisasikan kompetensinya bukan sekedar kegiatan penelitian, tetapi mampu untuk menulis hasil penelitian tersebut dalam media publikasi baik yang bertaraf nasional, regional, maupun internasional. Yang pada akhirnya dapat berkontribusi positif bagi permasalahan dan kesejahteraan bangsa.
Road map penelitian UI sampai dengan tahun 2012 bersifat lintas dan multidisiplin dengan tema utama “perkotaan” (urban) yang berfokus pada bidang unggulan mutakhir atau yang berada digaris terdepan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni, seperti : Nano Science and Technology, Genome Technology, Information and Communication Technology, Policy Studies dan Indigenous Studies. Dengan adanya acuan kebijakan umum tentang arah pengembangan UI 2007-2012, maka UI melakukan penelitian terapan bersifat inter disiplin atau rumpun ilmu (Kesehatan, Sains-Teknologi, Sosial-Humaniora) yang diarahkan bagi penyelesaian peningkatan kualitas hidup dan peri- kehidupan masyarakat serta pengentasan kemiskinan. UI dalam visinya menjadi universitas riset harus mampu mendorong universitas menjadi sebuah entitas penghasil pengetahuan baru dengan memberikan prioritas yang tinggi pada penelitian.
Untuk menuju peringkat UI yang lebih baik dalam level internasional, diantaranya diperlukan jumlah dan mutu penelitian ilmiah yang dipublikasikan secara internasional oleh dosen ataupun peneliti UI. Untuk hal tersebut diperlukan peningkatan pengetahuan untuk menulis artikel ilmiah internasional, melalui pelatihan penulisan artikel untuk jurnal internasional. Dalam hal ini, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI bekerjasama dengan unit riset dan pengabdian masyarakat fakultas atau program pasca sarjana di lingkungan Universitas Indonesia melaksanakan pelatihan penulisan artikel untuk jurnal internasional secara terpusat bagi para staf pengajar/dosen/peneliti di Universitas Indonesia, melalui dana isian pelaksanaan anggaran (DIPA-tahun 2008) Dikti. Kegiatan yang dilakukan dikelompokkan dalam tiga rumpun ilmu yaitu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora.
Maksud dan Tujuan
Dalam rangka mengorganisasi kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah yang ada di lingkungan Universitas Indonesia, maka DRPM UI mencoba untuk menyatukan kegiatan Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional secara terpusat dalam rumpun keilmuwan. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan bagi para peneliti yang belum berpengalaman dalam menulis artikel ilmiah di jurnal internasional, khususnya bagi dosen/peneliti muda
2. Mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan kualitas penulisan artikel ilmiah
bagi para dosen/peneliti
3. Menjalin hubungan yang erat antara para peneliti di masing-masing rumpun bidang
penelitian
4. Mendorong dan meningkatkan jumlah publikasi hasil riset para dosen/peneliti.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional ini meliputi Dasar-dasar penulisan karya tulis ilmiah (untuk rumpun ilmu Kesehatan, ilmu Sains-Teknologi, dan ilmu Sosial-Humaniora); Hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan dalam penulisan karya tulis ilmiah; Penulisan artikel ilmiah dalam bahasa inggris yang baik dan benar (untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora); Kiat penyampaian artikel ilmiah ke jurnal internasional; Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional (untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora); dan Penyusunan dan perbaikan proposal artikel ilmiah oleh masing-masing peserta yang akan dikirim ke jurnal internasional (untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora).
Metode Penelitian
Metode pelatihan penulisan artikel ilmiah ini meliputi : ceramah, praktik penulisan artikel ilmiah, dan diskusi oleh para ahli di semua rumpun ilmu.
Kategori Pelatihan
Kategori pelatihan yang dilaksanakan oleh DRPM UI terdiri atas :
1. Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional di rumpun ilmu Kesehatan yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keperawatan, dan Program Pascasarjana.
2. Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional di rumpun ilmu Sains dan Teknologi yang terdiri dari Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknik, dan Program Pascasarjana.
3. Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional di rumpun ilmu Sosial-Humaniora yang terdiri dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, Program Pascasarjana dan Fakultas Ilmu Budaya.
KEGIATAN PELATIHAN
Sasaran Pelatihan
Sasaran pelatihan ini adalah para staf pengajar/dosen/peneliti yang ada di Universitas
Indonesia.
Materi Pelatihan, Pembicara, dan Fasilitator
No. Materi Pembicara dan Fasilitator
a. Dasar-dasar penulisan karya tulis ilmiah (untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora) Abdul Fatah Lauder, M.A
b. Hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan dalam penulisan artikel ilmiah (untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora) Abdul Fatah Lauder
c. Penulisan artikel ilmiah dalam bahasa inggris yang baik dan benar (untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora) Abdul Fatah Lauder
d. Kiat penyampaian artikel ilmiah ke jurnal internasional (Elsevier_iGroup)
(untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora) Helwis Tjhai
e. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional (untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora) 1. Prof. Jeanne A. Pawitan, Ph. D
2. Dr. Terry Mart
3. Bantarto Bandoro, SH., MA
f. Penyusunan dan perbaikan proposal artikel ilmiah oleh masing-masing peserta yang akan dikirim ke jurnal internasional (untuk rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora)
Fasilitator Rumpun Ilmu Kesehatan
1. Prof. Jeanne A. Pawitan, Ph. D
2. Prof. Dr. Budi Utomo, MPH, Ph.D
3. Dr. Budi Haryanto, SKM, MKM, MSc
4. dr Isnani Azizah Salim Suryono MS
5. Prof. dr Saleha Sungkar DAP&E, MS, SpParK
Fasilitator Rumpun Ilmu Sains-Teknologi
1. Dr. Terry Mart
2. Prof. Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng, Dr.Eng
3. Ir. Wahidin Wahab, MS.c, Ph.D
4. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si
5. Dr. Dwi Susilaningsih
Fasilitator Rumpun Ilmu Sosial-Humaniora
1. Bantarto Bandoro, SH., MA
2. Arianto Arif Patunru, Dr.
3. Prof. Dr. Melani Budianta
4. Yetty Komalasari Dewi SH., ML.I
5. Dr. Dra. Sulistyowati Suwarno M.A
6. Abdul Fatah Lauder, M.A
Waktu dan Tempat Pelatihan
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional ini diadakan pada tanggal 21-23 Juli 2008, selama satu hari per rumpun ilmu (Kesehatan, Sains-Teknologi, dan Sosial-Humaniora). Pelatihan ini dilaksanakan di 2 tempat yaitu di ITTC Gd. IASTH, Lt.2 kampus UI Salemba (untuk rumpun ilmu Kesehatan) dan di ITTC Gd. A, Perpustakaaan Pusat Kampus UI Depok (untuk rumpun ilmu Sains-Teknologi dan Sosial-Humaniora).
Rangkaian Pelatihan ini dilanjutkan dengan kegiatan Bimbingan Draft Artikel selama 4 hari yaitu pada tanggal 4 Agustus untuk fasilitator Arianto Arief Patunru SE, MSc, PhD; Dr. Dra. Sulistyowati Suwarno M.A; dan Yetty Komalasari Dewi SH., ML.I. Pada tanggal 5 Agustus untuk fasilitator Prof. Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng, Dr.Eng; Dr. Terry Mart; Ir. Wahidin Wahab, M.Sc., Ph.D; Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si; dan Bantarto Bandoro, SH., MA. Tanggal 6 Agustus 2008 untuk fasilitator Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, Sp. Par (K); dr. Isnaini Azizah Salim Suryono, MS; dan pada tanggal 7 Agustus 2008 untuk fasilitator Prof. Dr. Melani Budianta; Prof. Budi Utomo, MPH, Ph.D. Kegiatan bimbingan tersebut diadakan di Gedung DRPM UI Lantai Dasar kampus UI Depok, dimulai pada pukul 09.00 sampai dengan 12.00 WIB.
Persyaratan Bagi Peserta Pelatihan
1. Lebih baik jika sudah mempunyai draft artikel
2. Membawa contoh jurnal Internasional atau contoh format artikel Jurnal Internasional yang menjadi tujuan publikasi (jika ada)
3. Seluruh biaya pelatihan ditanggung oleh DRPM UI melalui dana isian pelaksanaan anggaran (DIPA-tahun 2008) Dikti
4. Sertifikasi bagi peserta diberikan apabila yang bersangkutan mengikuti seluruh kegiatan yang dijadwalkan.
Jadwal Kegiatan
Hari Pertama
Waktu dan Tempat : Senin, 21 Juli 2008 bertempat di ITTC Gd. IASTH, Lt.2
kampus UI Salemba
Rumpun Ilmu Kesehatan
Pembukaan
08.00-08.30 : Registrasi
08.30-08.45 : Sambutan Direktur DRPM UI sekaligus membuka kegiatan pelatihan (Bachtiar Alam, PhD)
Presentasi
08.45-09.45 : Dasar-dasar penulisan artikel ilmiah ilmu Kesehatan
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Dr. Budiarso, M.Eng
09.45-10.00 : Rehat Kopi
10.00-11.00 : Hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan dalam penulisan artikel ilmiah
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Bachtiar Alam, Ph.D.
11.00-12.00 : Penulisan artikel ilmiah dalam bahasa Inggris yang baik dan benar
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Bachtiar Alam, Ph.D
12.00-13.00 : Ishoma
Diskusi Panel
13.00-13.30 : Kiat penyampaian artikel ilmiah ke jurnal internasional
Pembicara : Helwis Tjhai (Elsevier – Library Connect)
Moderator : Dr. Budiarso M.Eng.
13.30-14.30 : Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional
Pembicara : Prof. Jeanne A. Pawitan, Ph.D
Moderator : Dr. Budiarso M.Eng.
Workshop
14.30-16.00 : Penyusunan dan perbaikan proposal artikel ilmiah oleh masing- masing peserta yang akan dikirim ke jurnal internasional
Semua Fasilitator :
1. Prof. Jeanne A. Pawitan, Ph. D
2. Prof. Dr. Budi Utomo, MPH, Ph.D
3. Dr. Budi Haryanto, SKM, MKM, MSc
4. dr Isnani Azizah Salim Suryono MS
5. Prof. dr Saleha Sungkar DAP&E, MS, SpParK
Penanggung Jawab : Dr. Yoki Yulizar dan Dr. Budiarso, M.Eng
Penutupan
16.00-16.15 : Rehat Kopi
16.15-16.30 : Penutupan oleh Direktur DRPM UI (Bachtiar Alam, PhD)
Hari Kedua
Waktu dan Tempat : Selasa, 22 Juli 2008 bertempat di ITTC Gd. A, Perpustakaan Pusat-Kampus UI Depok
Rumpun Ilmu Sains-Teknologi
Pembukaan
08.00-08.30 : Registrasi
08.30-08.45 : Sambutan Direktur DRPM UI sekaligus membuka kegiatan pelatihan (Bachtiar Alam, Ph.D)
Presentasi
08.45-09.45 : Dasar-dasar penulisan artikel ilmiah ilmu Sains-Teknologi
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Fatma Lestari, PhD
09.45-10.00 : Rehat Kopi
10.00-11.00 : Hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan dalam penulisan artikel ilmiah
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Fatma Lestari, PhD
11.00-12.00 : Penulisan artikel ilmiah dalam bahasa Inggris yang baik dan benar
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Fatma Lestari, PhD
12.00-13.00 : Ishoma
Diskusi Panel
13.00-13.30 : Kiat penyampaian artikel ilmiah ke jurnal internasional
Pembicara : Helwis Tjhai (Elsevier – Library Connect)
Moderator : Dr. Yoki Yulizar
13.30-14.30 : Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional
Pembicara : Dr. Terry Mart
Moderator : Dr. Yoki Yulizar
Workshop
14.30-16.00 : Penyusunan dan perbaikan proposal artikel ilmiah oleh masing- masing peserta yang akan dikirim ke jurnal internasional
Semua Fasilitator :
1. Dr. Terry Mart
2. Prof. Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng, Dr.Eng
3. Ir. Wahidin Wahab, MS.c, Ph.D
4. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si
5. Dr. Dwi Susilaningsih
Penanggung jawab : Dr. Yoki Yulizar dan Dr. Budiarso, M.Eng
Penutupan
16.00-16.15 : Rehat Kopi
16.15-16.30 : Penutupan oleh Direktur DRPM UI (Bachtiar Alam, Ph.D)
Hari Ketiga
Waktu dan Tempat : Rabu, 23 Juli 2008 bertempat di ITTC Gd. A, Perpustakaaan
Pusat-Kampus UI Depok
Rumpun Ilmu Sosial-Humaniora
Pembukaan
08.00-08.30 : Registrasi
08.30-08.45 : Sambutan Direktur DRPM UI sekaligus membuka kegiatan pelatihan (Bachtiar Alam, Ph.D)
Presentasi
08.45-09.45 : Dasar-dasar penulisan artikel ilmiah ilmu Sosial-Humaniora
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Tirta N. Mursitama, Ph.D
09.45-10.00 : Rehat Kopi
10.00-11.00 : Hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan dalam penulisan artikel ilmiah
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Tirta N. Mursitama, Ph.D
11.00-12.00 : Penulisan artikel ilmiah dalam bahasa Inngris yang baik dan benar
Pembicara : Abdul Fatah Lauder, M.A
Moderator : Tirta N. Mursitama, Ph.D
12.00-13.00 : Ishoma
Diskusi Panel
13.00-13.30 : Kiat penyampaian artikel ilmiah ke jurnal internasional
Pembicara : Helwis Tjhai (Elsevier – Library Connect)
Moderator : Bachtiar Alam, Ph.D
13.30-14.30 : Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional
Pembicara : Bantarto Bandoro, SH., MA
Moderator : Tirta N. Mursitama, Ph.D
Presentasi
14.30-16.00 : Penyusunan dan perbaikan proposal artikel ilmiah oleh masing- masing peserta yang akan dikirim ke jurnal internasional
Semua Fasilitator :
1. Bantarto Bandoro, SH., MA
2. Arianto Arif Patunru, Dr.
3. Prof. Dr. Melani Budianta
4. Yetty Komalasari Dewi SH., ML.I
5. Dr. Dra. Sulistyowati Suwarno M.A
6. Abdul Fatah Lauder, M.A
Penanggung Jawab : Tirta N. Mursitama, Ph.D, Dr. Yoki Yulizar, dan Dr. Budiarso, M.Eng
Penutupan
16.00-16.15 : Rehat Kopi
16.15-16.30 : Penutupan oleh Direktur DRPM UI (Bachtiar Alam, Ph.D)
Dana Pelatihan
Biaya untuk pelatihan ini dibiayai dari DRPM UI melalui dana isian pelaksanaan anggaran (DIPA-tahun 2008) Dikti.
Kepanitiaan
Penanggung Jawab : Bachtiar Alam, PhD (Direktur DRPM UI)
Panitia Pengarah : 1. Bachtiar Alam, PhD (Direktur DRPM UI)
2. Dr. Budiarso, M. Eng (Wakil Direktur DRPM UI)
Panitia Pelaksana :
1. Ketua : Dr. Yoki Yulizar
Wakil Ketua : Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D
Tirta N. Mursitama, Ph.D
2. Sekretariat dan Registrasi : AAA. Ratna Dewi, Msi., Ak
Lenny Maykel Muliawati, SKM
Vera Andriyani, SKM
Dwi Dharmaningsih, S.Kp
Wanti Wulandari, S.Si
3. Undangan : Cucu Sukaesih
Lenny Maykel MW, SKM
Krestika Widyana D.S, Amd
Dina Nur Wulandari, S.Kp
4. Bendahara/Konsumsi : Rr. Tutik Sri Hariyati Skp., MARS
Melly Riana, SKM
Almira Gitta
5. Acara/Persidangan : Suharti, Amd
Frieda
Ayu
Ns. Aklia Suslia, S. Kep
Amalia Kamila, S. Si
6. Publikasi/Dokumentasi : Ahmad Nizhami, S.Si
Agung Citra
Raditya Margi
M. Prabu W
7. Perlengkapan/Akomodasi : Sudarmaji, M.Si
Mukhlis Sutami, S.Pd
Maman Suherman
Yusuf
Iwan
8. Panitia Penyusun Materi :
Bachtiar Alam, Ph.D (DRPM UI)
Dr. Budiarso, M. Eng (DRPM UI)
Dr. Yoki Yulizar (DRPM UI)
Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D (DRPM UI)
Tirta N. Mursitama, Ph.D (DRPM UI)
Uraian Tugas Kepanitiaan
● Penanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan pelatihan (Penulisan Artikel
Ilmiah untuk Jurnal Internasional).
● Panitia Pengarah :
1. Memberikan pengarahan dan memantau berlangsungnya kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan.
● Ketua dan Wakil Ketua :
1. Merencanakan dan menyusun kegiatan pelatihan yang akan dilakukan
2. Memberi pengarahan kepada anggota panitia lainnya tentang kegiatan
pelatihan yang akan dilangsungkan
3. Memberi masukan materi dan pembicara pada pelatihan yang akan dilaksanakan
4. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pelatihan dengan seluruh tim kerja sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
● Kesekretariatan/Registrasi/Undangan :
1. Mengkoordinasi dan mempersiapkan surat menyurat dan pengirimannya dari persiapan sampai selesai;
2. Mempersiapkan undangan ke pembicara untuk tiap sesi pelatihan;
3. Mempersiapkan undangan ke peserta, yaitu para staf pengajar/peneliti/dosen dari tiap fakultas di Lingkungan UI;
4. Memastikan jumlah peserta dengan mengkonfirmasi kehadiran calon peserta dan membuat daftar peserta untuk disampaikan kepada bagian registrasi;
5. Menyiapkan daftar peserta dan memonitor kehadiran peserta;
6. Menyiapkan materi pelatihan untuk para peserta, dan pada hari pelaksanaan sudah tersedia pada meja registrasi;
7. Menyiapkan segala bentuk informasi;
8. Mengkonfirmasi kepada moderator;
9. Menyiapkan daftar peserta;
10. Membuat notulensi rapat;
11. Membuat arsip kegiatan Pelatihan (Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional)
12. Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan pelatihan (Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional).
● Bendahara/Konsumsi :
1. Menyiapkan anggaran dan permohonan pencairan dana ke pihak Dir.
keuangan UI;
2. Menangani masalah keuangan untuk peminjaman ruang ITTC Gd. A, Perpus Pusat dan Laboratorium komputer Lt.2, Gd. BNI Program Pascasarjana, kampus UI Salemba
3. Mengatur aliran dana/cashflow dana;
4. Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan;
5. Memastikan dan memonitor jumlah makanan yang dipesan baik untuk unit setiap rehat maupun makan siang;
6. Check kesiapan ruang untuk rehat dan makan siang.
● Acara/Persidangan
1. Mengatur jalannya pelatihan, sesi/presentasi;
2. Menyiapkan acara dan Memonitor jalannya acara;
3. Menghubungi dan meminta konfirmasi pembicara;
4. Memastikan keberadaan moderator;
5. Memastikan file presentasi peserta sudah di copy ke CPU komputer;
6. Bila dianggap perlu maka bisa menggantikan posisi moderator.
7. Mendampingi tamu undangan;
8. Menyiapkan MC.
● Perlengkapan/Akomodasi
1. Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dalam ruangan, seperti : LCD, Komputer/lap top, kabel gulung, sound sytem, pengaturan meja dalam ruang, timer, pointer, layar, menyiapkan meja registrasi dan perlengkapannya, dan mengatur dekorasi;
2. Memasang Back-Drop dan Spanduk;
3. Mengurus ijin pemasangan ke UPT PLK UI;
4. Memastikan kesiapan ruangan dan perlengkapannya, di hari pelaksanaan.
● Dokumentasi/Publikasi
1. Menyiapkan bahan-bahan materi yang akan dipresentasikan;
2. Mengatur format;
3. Menyiapkan dan membuat disain materi publikasi (backdrop, spanduk, flayer);
4. Mencari dan mengabadikan momen-momen penting.
● Panitia Penyusun Materi:
Mempersiapkan dan meyusun bahan materi pelatihan penulisan artikel ilmiah untuk
jurnal Internasional, yang terbagi dalam rumpun ilmu Kesehatan, Sains-Teknologi,
dan Sosial-Humaniora.
Jadwal Pelatihan
1. Persiapan :
a. Melakukan pembuatan proposal untuk diajukan ke pimpinan DRPM UI
b. Peserta diprioritaskan adalah staf pengajar/dosen/peneliti di lingkungan UI
c. Sosialisasi kegiatan pelatihan ke setiap fakultas dan program pascasarjana di
lingkungan UI
2. Pelaksanaan
Jadwal pelatihan terlampir
3. Evaluasi
Dilakukan pada akhir pelatihan agar dapat diketahui kekurangan dan kelebihan
dari pelatihan, sehingga pelatihan berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik.
ANALISIS KEGIATAN
Pelatihan Tanggal 21-23 Juli 2008
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional diadakan selama 3 hari per rumpun ilmu, yaitu pada tanggal 21 Juli untuk rumpun ilmu kesehatan, 22 Juli untuk rumpun ilmu sains-teknologi, dan 23 Juli 2008 untuk rumpun ilmu sosial-humaniora. Pelatihan ini diadakan di dua tempat, pada tanggal 21 Juli 2008 pelatihan diadakan di Gedung IASTH Lt.1 dan 3, PascaSarjana kampus UI Salemba. Sedangkan pada tanggal 22&23 Juli 2008 pelatihan diadakan di Gedung ITTC Pusat Lt.3 dan Ruang Lab.Komputer Lt.1 Perpustakaan Pusat kampus UI Depok. Jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 217 peserta yang terdiri dari 98 peserta dari rumpun ilmu kesehatan, 56 peserta dari rumpun ilmu sains-teknologi, dan 63 peserta dari rumpun ilmu sosial-humaniora. Sedangkan jumlah peserta yang datang dan mengikuti pelatihan ini sebanyak 179 peserta (untuk ke tiga rumpun ilmu), dan draft artikel yang dikumpulkan sebanyak 48 draft (terdapat pada lampiran A).
Pada hari pertama, Pelatihan di buka oleh Dr. Budiarso M.Eng selaku wakil direktur DRPM UI. Pelatihan hari pertama dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB dan dihadiri oleh 76 peserta, yang terdiri dari 6 orang dari Fakultas Ilmu Keperawatan, 16 orang dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, 1 orang dari Program Pascasarjana, 26 orang dari Fakultas Kedokteran, dan 27 dari Fakultas Kedokteran Gigi. Pada sesi pertama materi yang diberikan adalah Dasar-Dasar Penulisan Artikel Ilmiah dengan pembicara Abdul Fattah Lauder, M.A (Lampiran 1 : Getting Your research Published Internationally, 1 Strategies for getting your research article (RA) published internationally, 3 Targeting specific journals in your field : A demonstration) dan dimoderatori oleh Dr. Budiarso M.Eng. Kemudian acara diselingi dengan rehat kopi yang kemudian dilanjutkan materi tentang Hal-hal yang Perlu dan Tidak Perlu Dilakukan Dalam Penulisan Artikel Ilmiah (Lampiran 2 : 3 Demonstration on Citation Management), dengan pembicara Abdul Fattah Lauder, M.A dan dimoderatori oleh Bachtiar Alam, Ph.D. Sesi selanjutnya adalah materi tentang Penulisan Artikel Ilmiah dalam Bahasa Inggris yang Baik dan Benar (Lampiran 3 : 2 Writing Research Articles (Ras) in English) dengan pembicara Abdul Fattah Lauder, M.A dan dimoderatori oleh Bachtiar Alam, Ph.D.
Setelah pembicara A. Lauder selesai, materi selanjutnya di isi oleh perwakilan dari i_Group dengan judul Kiat Penyampaian Artikel Ilmiah ke Jurnal Internasional (Lampiran 4 : Guidelines for International Journal Contributors) yang diberikan oleh Helwis Tjhai dan dimoderatori oleh Dr. Budiarso M.Eng. Dalam sesi keempat ini ada pertanyaan dari Prof. Jeanne A. Pawitan Ph.D, yang secara lengkap dapat terangkum di bawah ini :
• Jeanne dari FK : Adakah definisi yang baku dari Jurnal Internasonal?
• Helwis Tjhai : Tidak ada definisi yang baku. Yang jelas asal setidaknya menulis berupa abstrak, itu sudah bisa di katakan jurnal internasional jika minimal dimasukkan ke dalam jurnal online.
Sebelum ke materi selanjutnya acara diselingi dengan ISHOMA, pada pukul 12.00-13.00 WIB. Kemudian acara dilanjutkan dengan materi dari Prof. Dr. Jeanne A. Pawitan tentang Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional (Lampiran 5 : Pengalaman penulisan artikel ilmiah jurnal internasional untuk rumpun ilmu kesehatan) dan dimoderatori oleh Dr. Budiarso M.Eng. Pada sesi ini ada pertanyaan dari peserta yang kami rangkum sebagai berikut :
• No name, FIK : Jika artikel ditulis lebi dari 1 orang, apakah kesemuanya harus membubuhkan tanda tangan atau tidak?
Prof. Jeanne : Tergantung jurnal, ada yang meminta ada pula yang tidak.
Pada sesi terakhir para peserta pindah ruangan menuju ke ruang komputer untuk melakukan penyusunan draft artikel dalam bahasa Inggris, yang dibimbing oleh fasilitator dari masing-masing fakultas atau bidang ilmu yang ada dengan penanggung jawab kegiatan ini adalah Dr. Yoki Yulizar dan Dr. Budiarso M.Eng.
Sedangkan pada hari kedua, pelatihan dibuka oleh Bachtiar Alam, PhD selaku Direktur DRPM UI. Pelatihan hari kedua dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB. Dihadiri oleh 37 peserta dari rumpun ilmu sains-teknologi yang terdiri dari 5 orang dari Fakultas Ilmu Komputer, 11 orang dari Fakultas Teknik, 19 orang dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan 2 orang dari Program Pascasarjana. Pada sesi pertama materi yang diberikan adalah Dasar-Dasar Penulisan Artikel Ilmiah (Lampiran 6 : Getting Your research Published Internationally, 1 Strategies for getting your research article (RA) published internationally, 3 Targeting specific journals in your field : A demonstration) dengan pembicara Abdul Fattah Lauder, M.A dan dimoderatori oleh Fatma Lestari, PhD. Dalam sesi ini ada beberapa pertanyaan dari para pesrta yang kami rangkum sebagai berikut :
• Yugo, Fasilkom : Apakah editor melakukan check and re-check terhadap kemungkinan terjadinya plagiarsm?
Mr. Lauder : Editor tidak melakukan check and re-check terhadap kemungkinan plagiarsm. Selain itu juga terdapat perbedaan budaya tentang plagiarsm antara Indonesia dan dunia Internasional pada umumnya.
• No Name : Bagaimana cara yang etis untuk menulis materi yang sama di jurnal yang berbeda misalnya di jurnal nasional dan internasional?
Mr. Lauder : Tergantung dari jurnalnya. Ada yang boleh ada juga yang tidak memperbolehkan jurnal yang sudah pernah di publikasikan sebelumnya.
• Rita, FMIPA : Jika proses publikasi sebuah karya memakan waktu selama empat tahun, apakah itu masih bisa dikategorikan sebagai new findings?
Mr. Lauder : Bisa saja. Selama belum ada yang membahas materi yang sama.
Kemudian acara diselingi dengan rehat kopi yang kemudian dilanjutkan materi tentang Hal-hal yang Perlu dan Tidak Perlu Dilakukan Dalam Penulisan Artikel Ilmiah (Lampiran 7 : 3 Demonstration on Citation Management), dengan pembicara Abdul Fattah Lauder, M.A dan dimoderatori oleh Fatma Lestari, PhD. Pada sesi ini ada 2 pertanyaan yang diajukan oleh peserta pelatihan yaitu :
• Rita, FMIPA : Untuk publish artikel ke jurnal internasional, apakah ada bantuan dari pihak lain untuk mengorganisirnya?
Mr. Lauder : Tidak ada. Karena ini adalah hanya antara saya (penulis), editor, dan publisher.
• Bondan, FT : Berapa penting hak paten dalam penerbitan jurnal internasional, apakah harus diminta pada publisher?
Mr. Lauder : Saya kurang tahu tentang hal itu. Tapi saya cenderung akan mengikuti hal-hal yang dilakukan orang lain pada hak paten mereka.
Sesi selanjutnya adalah materi tentang Penulisan Artikel Ilmiah dalam Bahasa Inggris yang Baik dan Benar (Lampiran 8 : 2 Writing Research Articles (Ras) in English) dengan pembicara Abdul Fattah Lauder, M.A dan dimoderatori oleh Fatma Lestari, PhD. Sesi ke tiga ini ada 4 pertanyaan dari peserta yang diajukan oleh nara sumber yang terdiri dari :
• Dewi, FT : Mengapa End-Note tidak bisa diakses di Indonesia? karena itu, saya menjadi agak tidak bersemangat dalam menulis, karena sulit untuk mendapatkan jurnal-jurnal sebagai citation.
Mr. Lauder : Mungkin karena UI belum berlangganan End-Note. Walaupun begitu, jangan menjadikan itu sebagai alasan untu tidak menulis. Karena sayang sekali. Masih ada cara-cara lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan jurnal maupun pencarian citation. Misalnya dengan Pro-Quest. Mengenai End-Note, mungkin bisa dilaporkan kepada pihak UI bahwa anda sangat membutuhkannya, agar bisa ditindaklanjuti untuk berlangganan End-Note. Jika Demand nya besar, maka UI juga akan mempertimbangkan untuk berlangganan.
• No Name : Saat ni saya berlangganan dua buah jurnal hanya dengan biaya sekitar 2 – 3 juta per tahun untuk membership dan subscribe. Mungkin itu menjadi salah satu cara untuk get link dengan jurnal internasional?
Mr. Lauder : Ya, saya setuju dengan anda. Itu adalah cara yang baik untuk menjalin network dan get link ke jurnal internasional.
• Rianti, MIPA : Selain bahasa, kendala apalagi yang menjadi barrier bagi peneliti Indonesia untuk publish internasionally?
Mr. Lauder : Salah satu kendala lain yang terbesar adalah masalah perbedaan pola pikir antara audience dari jurnal lokal dan jurnal internasional. Dan kebanyakan peneliti Indonesia belum menyadari hal tersebut.
• A.Herman, FT : Apakah bisa kami meminta soft copy dari presentasi anda hari ini?
Mr. Lauder : tentu saja bisa. Anda bisa menghubungi panitia untuk mendapatkan soft copy dari presentasi saya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan materi yang berisi tentang Kiat Penyampaian Artikel Ilmiah ke Jurnal Internasional oleh Helwis Tjhai perwakilan dari iGroup (Lampiran 9 : Guidelines for International Journal Contributors) dan dimoderatori oleh Dr. Yoki Yulizar. Dalam sesi keempat ini ada 2 pertanyaan dari peserta, yang secara lengkap dapat terangkum di bawah ini :
• Wellizar MIPA : Akses ke jornal elektronik di UI Sangay terbatas walaupun UI telah berlangganan Elsevier dan beberapa jornal on-line lanilla. Maka kami membutuhkan jornal Life Science juga untuk dilanggan oleh UI demi memperlancar penelitian dan pembelajaran baik mahasiswa maupun dosen. Untuk itu, bagaimana regulasinya untuk berlangganan?
Helwis : Untuk berlangganan jurnal bisa dilanggan dan dibayar oleh universitas atau perpustakaan. Selain itu, bisa juga dibayar sebagian oleh facultas atau departemen. Tergantung perjanjian yang dilakukan. Untuk saat ini, jornal yang dilanggan UI baru sebatas Bisnis dan Ekonomi, bisa jadi karena harga jornal lain terlalu mahal.
• No Name FT : Dimana kami dapat mendapatkan informasi tentang pengaksesan jurnal elektronik?
Jurnal-jurnal yang dilanggan UI terkadang bahkan seringkali sulit untuk di download. Apa penyebabnya?
Helwis : Informasi tentang jornal elektronik biasanya disebarkan melalui website dan milist.
Penyebabnya mungkin karena masa trial nya sudah habis. Mungkin juga karena ID nya salah atau telah berubah.
Selesai sesi keempat, acara selanjutnya adalah ISHOMA pukul 12.00-13.00 WIB, yang kemudian dilanjutkan dengan materi dari Dr. Terry Mart tentang Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional (Lampiran 10 : Pengalaman Publikasi di Jurnal Internasional) dan dimoderatori oleh Dr. Yoki Yulizar. Pada sesi ini ada pertanyaan dari peserta yang kami rangkum sebagai berikut :
• Budiarso DRPM : Biasanya jira kita sudah pernah mempublish artikel di statu comunitas /jurnal, maka selanjutnya kita cenderung akan publish ke jornal yang sama. Sebaiknya bagaimana? Apakah stick di satu tempat atau berbeda-beda?
Terry : biasanya kalau sudah sering publish di satu jurnal maka akan lebih mudah diterima di jurnal tersebut lagi.
• Yoki DRPM : Apakah di web site pribadi tidak boleh mencantumkan paper kita?
Terry : Boleh saja. Tetapi jadi membuka kemungkinan besar untuk di plagiat.
Pada sesi terakhir para peserta pindah ke ruangan komputer untuk melakukan penyusunan draft artikel dalam bahasa Inggris oleh masing-masing fasilitator yang telah ditunjuk, dengan penanggung jawab kegiatan ini adalah Dr. Yoki Yulizar dan Dr. Budiarso M.Eng.
Hari ketiga Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional di buka oleh Bachtiar Alam, PhD selaku Direktur DRPM UI. Pelatihan hari ketiga dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB dan dihadiri oleh 66 peserta dari rumpun ilmu sosial-humaniora, yang terdiri dari 10 orang dari Fakultas Ekonomi, 12 orang dari Fakultas Hukum, 13 orang dari Fakultas Ilmu Budaya, 9 orang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8 orang dari Fakultas Psikologi, 10 orang dari Program Pascasarjana, dan 4 orang dari Pusat Studi Jepang. Pada sesi pertama materi yang diberikan adalah Dasar-Dasar Penulisan Artikel Ilmiah (Lampiran 11 : Getting Your research Published Internationally, 1 Strategies for getting your research article (RA) published internationally, 3 Targeting specific journals in your field : A demonstration ) dengan pembicara Abdul Fattah Lauder, M.A yang dimoderatori oleh Tirta N. Mursitama, PhD. Dalam sesi ini ada beberapa pertanyaan dari para peserta yang kami rangkum sebagai berikut :
• No Name : Dalam jurnal ilmiah, dimana kita meletakkan “findings” yang diperoleh dari penelitian?
Mr. Lauder : Bisa diletakkan di jurnal asalkan memang menjadi penjelasan umum.
• Bachtiar,DRPM : IMRD hanya satu model dari penulisan ilmiah diantara banyak bentuk lainnya. Bagaimana pendapat anda?
Mr.Lauder : Sebelumnya saya tekankan bahwa IMRD bukanlah struktur baku satu-satunya. Biasanya IMRD digunakan untuk jurnal-jurnal natural science.
• No name, F. Psi : Bagaimana dengan non-IMRD artikel? Karena agak aneh jika jurnal sejenis filosofi-psikologi memakai bentuk IMRD.
Mr.Lauder : IMRD itu tidak universal melainkan hanya salah satu bentuk penulisan saja. Tetapi mungkin ada juga dalam filosofi. Intinya tiap artikel mempunyai strukture tersendiri. IMRD itu hanya salah satu bentuk untuk menyederhanakannya. Dan IMRD adalah salah satu dari sekian banyak struktur yang ada.
• Citra, F.Psi : Berapa banyak kata yang lazim dipakai dalam indroduction part?
Mr. Lauder : Sekali lagi tergantung peraturan dari jurnal masing-masing.
Kemudian acara diselingi dengan rehat kopi yang kemudian dilanjutkan dengan materi yang diberjudul Hal-Hal Yang perlu dan Tidak Perlu Dilakukan Dalam Penulisan Artikel Ilmiah (Lampiran 12 : 3 Demonstration on Citation Management) dengan nara sumber Abdul Fatah Lauder, M.A yang dimoderatori oleh Tirta N. Mursitama, PhD. Ada beberapa pertanyaan dari sesi ini yang kami rangkum sebagai berikut :
• Riska, F.Psi : Pada bagian introduction, dapatkah dimuali dari sebuah fenomena atau harus perkembangan teori terlebih dahulu?
Mr.Lauder : Mari perhatikan stage-stage yang telah diterangkan yaitu stage satu, dua, tiga. Mulai dari subtopic, penjelasan yang general, dan baru masuk ke penjelasan yang spesifik.
• Rizka, F.Psi : Bagaimana dengan komposisi dar tiap section-section dalam jurnl ilmiah?
Mr. Lauder : Anda bias menjawabnya sendiri dengan membaca notifications for author pada setiap jurnal. Karena beda jurna beda pula aturannya.
• Olmes, FE : Dimanakah perbedaan antara overview pada bagian introduction jurnal ilmiah dengan di literature?
Mr. Lauder : Overview di introduction itu pengantar dari penjelasan general ke area yang lebih spesifik.
Dalam sesi ketiga materi yang diberikan adalah Penulisan Artikel Ilmiah dalam Bahasa Inggris yang Baik dan Benar (Lampiran 13 : 2 Writing Research Articles (Ras) in English) dengan nara sumber yang sama yaitu Abdul Fatah Lauder, M.A dan dimoderatori oleh Tirta N. Mursitama, Ph. D. Ada beberapa pertanyaan dari sesi ini yang kami rangkum sebagai berikut :
• No Name : Bagaimana term-and condition dari penggunaan End-Note?
Mr. Lauder : Hal tersebut isa ditanyakan pada perpustakaan pusat UI.
• Hendri, FISIP : Apakah ada program lain untuk mengedit jurnal misalnya untuk edit body text?
Mr.Lauder : Ada tetapi mungkin belum dilanggan oleh UI. Laporkan saja kebutuhan anda kepada pihak yang berwenang, lalu mereka pasti akan mempertimbangkannya.
Acara diselingi dengan ISHOMA, pukul 12.00-13.00 WIB yang kemudian dilanjutkan dengan materi tentang Kiat Penyampaian Artikel Ilmiah ke Jurnal Internasional yang diberikan oleh Helwis Tjhai dari iGroup (Lampiran 14 : Handout Hari Ketiga Sesi Keempat) dan dimoderatori oleh Bachtiar Alam, Ph.D. Dalam sesi keempat ini ada 2 pertanyaan dari peserta, yang secara lengkap dapat terangkum di bawah ini :
• Frieda, F.Psi : Apakah saat ini UI sudah bisa mengakses Elsevier?
Helwis : Ya bisa. Karena saat ini UI telah melanggan Elsevier dan beberapa jurnal online lainnya.
• Syamsul, FISIP : Saya pernah coba masuk Elsevier untuk mencari jurnal, tetapi jurnal yang saya maksud tidak tersedia. Dan itu bukan hanya satu tapi belasan jurnal yang saya cari tidak tersedia. Kira-kira jurnal apa yang lebih lengkap dari Elsevier ya?
Helwis : UI memang berlangganan Elsevier, namun tidak semua jurnal yang ada di Elsevier bisa diakses karena UI hanya melanggan sebagia jurnal di Elsevier, tidak seluruhnya.
Selesai sesi keempat, acara terhenti dengan adanya ISHOMA, pada pukul 13.00 WIB dan kemudian acara dilanjutkan dengan materi dari Bantarto Bandoro, SH., MA tentang Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional (Lampiran 15 : Penulisan Artikel Ilmiah Jurnal Internasional) dan dimoderatori oleh Tirta N. Mursitama, Ph..D. Pada sesi ini ada pertanyaan dari peserta yang kami rangkum sebagai berikut :
• No name, FIB : Sebagai peneliti yang karyanya telah puluhan kali di published pada jurnal internasional, apakah anda bergerak di jurnal yang berbeda-beda atau dijurnal yang sama?
T. Mart : Saya bergerak di level komunitas. Karena dengan publish dijurnal yang bisa dikatakan dibaca oleh komunitas tertentu, karya saya akan tepat sasaran.
Pada sesi terakhir para peserta pindah ke ruangan komputer untuk melakukan penyusunan draft artikel dalam bahasa Inggris oleh masing-masing fasilitator yang telah ditunjuk, dengan penanggung jawab kegiatan ini adalah Dr. Yoki Yulizar, Tirta N. Mursitama, Ph.D dan Dr. Budiarso M.Eng.
Bimbingan Draft Artikel Tanggal 4-7 Agustus 2008
Kegiatan pelatihan sehari penulisan artikel ilmiah untuk jurnal internasional bertujuan agar para peserta bisa memasukkan tulisan artikel ke salah satu jurnal internasional. Oleh karena itu DRPM UI selaku lembaga penyelenggara pelatihan, berusaha untuk memfasilitasi kegiatan bimbingan artikel dalam bahasa inggris sampai pada tahap finalisasi. Sehingga para peserta perlu mengumpulkan kembali perbaikan draft artikel yang telah dikoreksi oleh para fasilitator sampi pada tanggal 1 Agustus 2008. Setelah itu peserta diundang kembali oleh panitia untuk melakukan finalisasi draft artikel bersama dengan para fasilitator. Kegiatan bimbingan diadakan pada tanggal 4-7 Agustus 2008, di tempat yang berbeda-beda untuk setiap rumpun ilmu fasilitator. Kegiatan bimbingan ini hanya diikuti oleh 32 peserta (dari pelatihan sehari tgl 21-23 Juli 2008), dengan jumlah draft artikel yang terkumpul sebanyak 33 Draft (terdapat pada lampiran B).
Pada tanggal 4 dan 5 Agustus 2008 bertempat di ITTC Perpustakaan Pusat Lantai 2 kampus UI Depok, yang dimulai pada pukul 09.00-12.00 WIB dengan fasilitator Arianto Arief Patunru SE, MSc, PhD; Dr. Dra. Sulistyowati Suwarno M.A; Yetty Komalasari Dewi SH., ML.I; Prof. Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng, Dr.Eng; Dr. Terry Mart; Ir. Wahidin Wahab, M.Sc., Ph.D; Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si; dan Bantarto Bandoro, SH., MA. Sedangkan pada tanggal 6 Agustus kegiatan bimbingan finalisasi diadakan di IASTH Kampus UI Salemba Lantai 1 mulai pukul 09.00-12.00 WIB, dengan fasilitator Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, Sp. Par (K) dan dr. Isnaini Azizah Salim Suryono, MS. Bimbingan pada hari terakhir diadakan pada tanggal 7 Agustus 2008 bertempat di Ruang Rapat DRPM UI lantai dasar Kampus UI Depok, yang dimulai pada pukul 09.00-12.00 WIB untuk fasilitator Prof. Dr. Melani Budianta dan pada pukul 14.00-17.00 WIB dengan fasilitator Prof. Budi Utomo, MPH, Ph.D. Kegiatan bimbingan ini hanya dihadiri oleh 9 peserta dari rumpun ilmu Kesehatan, 7 peserta dari rumpun ilmu Sains-Teknologi, dan 16 peserta dari rumpun ilmu Sosial-Humaniora.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar